Reva menatap keluar jendela saat ponselnya berbunyi, dia meraih ponselnya yang terletak di atas nakas. Boris! batin Reva.
Bos meminta Nona ke apartementnya malam ini
Andra memintaku kesana? Apa dia telah memaafkan aku? Tapi bagaimana jika dia malah membenciku? Apakah aku sanggup? batin Reva. Aku harus mampu menahan semuanya, karena aku ingin kesalah pahaman ini berakhir dan kita bisa meneruskan pernikahan kita! Tolong beri aku kesempatan, Andy! batin Reva,
Ok, Boris...Trima kasih
Balas Reva ke ponsel Boris.
Maafkan saya, Nona! Saya harap Nona memiliki hati yang kuat! batin Boris sedih menatap layar ponselnya yang terlihat balasan chat dari Reva.
Andra datang ke Club untuk makan siang karena dia terlambat melakukannya.
" Dokter Susan! Sudah bertunangan! Dokter juga ternyata!" ucap Andra yang membuka situs di google tentang Susan Hendrawan, dokter muda spesialis kulit dan kelamin yang ternyata sering menjadi Nara Sumber di berbagai seminar tentang kesehatan kulit dan kelamin. Setelah makan siang, dia bermain golf hingga sore hari.
(" Halo! Siapa ini?" tanya seseorang di sebrang).
" Halo, dokter! Gue Andra! Pasien dokter!" jawab Andra. - (" Hasil anda belum selesai! Besok Anda bisa datang lagi!" kata Susan dengan dada berdebar kencang.)
" Apa lo gugup Susan? Boleh gue panggil lo Susan?" kata Andra melancarkan jurus rayuannya. - (" Terserah anda!" jawab Susan ketus)
Dia harus menjaga imagenya sebagai dokter yang telah dikenal dan karena dia telah memiliki tunangan.
" Ok, Susan! Gue harap jika besok hasilnya bagus, kita bisa ketemu untuk dinner perhaps?" kata Andra. - (" Maaf, saya sibuk!" jawab Susan walau hatinya menjawab Iya)
" Ok! Jangan bilang gue nggak nawarin lo! O, ya! Jangan teringat-ingat ukuran Penis gue, Dokter Sayang!" rayu Andra. - (" Anda... Sialan! Dimatikan lagi!" ucap Susan kesal)
Andra terkekeh karena membayangkan wajah kesal Susan. Jalang! batin Andra. Susan tidak bisa konsentrasi dalam bekerja, dia terngiang-ngiang ucapan Andra tentang tawarannya untuk dinner yang terbayang lembutnya milik Andra. Pasti tebal dan panjang jika tegang! batin Susan. Arghhhh! Andra gilaaaa! batin Susan kesal.
Setelah makan malam, Andra minum di Pub yang terdapat disitu. Sementara Nella telah berdandan habis-habisan untuk Andra, dia sangat terobsesi pada pria itu. Nella adalah putra seorang pengusaha real estate yang terkenal di Asia, selain itu dia adalah model dan artis terkenal di Asia juga.
Gue harus bisa memiliki Andra malam ini! batin Nella. Nella sangat mencintai Andra, bahkan dia meminta papanya untuk menjodohkan dia dengan Andra, tapi Andra tidak bersedia. Karena dia telah bertunangan dengan Reva.
Andra pulang dalam keadaan sedikit mabuk, tapi dia masih setengah sadar. Nah lo! Gimana itu setengah mabuk setengah sadar? Tau deh pokoknya gitu deh!
Nella telah menunggunya di depan pintu apartementnya.
" Andraaaaa!" teriak Nella melihat Andra datang, dia langsung memeluk Andra dengan erat dan Andra membalas pelukan itu.
" Apa sudah datang?' tanya Andra.
" Di dalam lift, Bos!" kata Boris.
" Pergilah!' kata Andra.
" Baik, Bos!" jawab Boris dan Anzel. Setelah mereka berdua pergi, Andra membuka apartementnya dan sengata mengganjal pintunya agar tidak tertutup, dia menarik Nella dan langsung melumat bibir gadis itu. Nella yang mendapat serangan tiba-tiba sangat senang karena ini yang dia tunggu-tunggu. Andra melepaskan semua pakaiannya hingga toples lalu dia merobek pakaian Nella hingga mereka dalam keadaan yang sama. Andra melumat bibir Nella dengan kasar dan menggigitnya hingga Nella menjerit sakit.
" Sakit, sayang!" rejuk Nella manja. Andra tidak memperdulikan ucapan Nella, dia menjilat leher Nella, dan gadis itu mendesah karena bersamaan dengan itu tangan Andra meremas dadanya dengan keras.
" Ahhhh, Andraaaa, sayang!" desah Nella. Tanpa mereka sadari sepasang mata melihat kegiatan panas mereka dengan tubuh bergetar. Bibirnya kelu, mulutnya rasanya seperti terkunci hingga ingin berteriak dia tidak mampu. Andra! Apakah kamu ingin membalasku? batin Reva terhuyung kebelakang hingga menabrak sebuah vas bunga. Nella dan Andra sontak menghentikan kegiatannya dan melihat ke arah datangnya suara. Andra melihat Reva berdiri bersandar di dinding kamarnya dengan airmata bercucuran.
" Jika kamu ingin membalasku dan membuatku hancur...kamu berhasil, Andra Putra Nugraha!" kata Reva. Andra meraih boxernya dan memakainya, sementara Nella membiarkan tubuh indahnya terlihat oleh Reva.
" Sayang! Kita belum selesai!" ucap Nella manja.
" Tunggu, sayang! Aku ada sedikit urusan dengan bekas tunanganku!" kata Andra menekankan kata Bekas Tunangan pada perkataannya. Hati Reva seperti tertusuk sembilu mendengar ucapan Andra. " Ini bukan pembalasan! Gue memang sengaja memanggil lo datang untuk mengatakan jika pernikahan kita dibatalkan! Gue akan menemui orang tua lo secepatnya!' kata Andra pelan di telinga Reva. Reva sekali lagi merasa dunianya runtuh, apa yang dia takutkan telah terjadi, Andra membatalkan pernikahan mereka.
" Tolong! Jangan sampai orang tuaku tahu! Cukup aku yang akan mengatakan pada mereka! Please!" mohon Reva memegang tangan Andra.
" Lepaskan tangan kotor lo! Gue jijik melihatnya!" hina Andra pada Reva.
" Sehina itukah aku dimata kamu, Ndra? Apa bedanya aku sama kamu saat ini?" tanya Reva sedih.
" Hahaha! Aku seorang pria! Aku bebas melakukan apa saja! Pergilah! Atau lo mau lihat gue make love sama Nella?" kata Andra sinis. Lalu tanpa menghiraukan Reva, dia kembali naik ke atas ranjang dan melumat bibir Nella. Reva memalingkan wajahnya dan berlari meninggalkan apartement Andra dengan airmata bercucuran.
" Non Reva!" panggil Boris saat melihat Reva keluar dari lift.
" Boris!" ucap Reva lalu dia berlari lagi keluar gedung apartement itu. Reva berdiri di pinggir jalan dan tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya dan sebuah tangan menariknya masuk.
" Siapa kalian?" teriak Reva marah.
" Apa anak papa sekarang jadi wanita yang galak?" sebuah suara membuat Reva terkejut
" Papa?" ucap Reva.
" Sayang!" sapa Valen dengan wajah sedih.
" Lihat dirimu!" ucap Valen lagi. Dia memeluk putrinya erat.
" Ahhh!" rintih Reva.
" Sorry, sayang! Apakah sesakit itu?" tanya Valen dengan mata penuh kesedihan.
" Tidak, Pa!" jawab Reva tersenyum.
" Apa kamu pikir kamu bisa menyembunyikan ini dari Papa?" kata Valen. Reva menggelengkan kepalanya.
" Papa akan membunuh Andra saat ini juga!" ucap Valen marah sambil mengepalkan tangannya..
" Tidak! Jangan! Dia hanya merasa frustasi, Pa! Dan dia tidak tahu siapa Reva malam itu!" mohon Reva memegang tangan papanya.
" Tapi dia tidak seharusnya membuatmu seperti ini!" kata Valen kesal.
" Pa! Please! Reva yang lebih dulu melakukan pengkhianatan!" ucap Reva pasrah.
" Kamu hanya terbawa suasana, sayang!" kata Valen menghibur putrinya.
" Tapi itu adalah hal yang sangat menyakitkan untuk dia dan Reva sangat memahami itu!" ucap Reva pelan di dada Valen dan memeluk Valen sangat erat.
" Sayang! Maafkan papa yang tidak bisa menjagamu dengan baik!" kata Valen dengan mata berkaca-kaca.
" I love him so much! And I know that I have let him down!" ucap Reva dengan mata bercucuran.