webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · 若者
レビュー数が足りません
194 Chs

Part 75 - Obrolan Sebelum Pamit

Ayya masih menunggu di depan teras rumahnya. Sebuah pesan masuk.

"Ay, sorry banget nih. Kayaknya gabisa kesitu. Kalau kamu duluan ke Derana Florist ndakpapa?"

"Ndakpapa, Sa."

Ayya membalas singkat, tanpa ada raut wajah kecewa. Ibunya sedikit mengernyitkan alis dan bertanya.

"Lho, mau berangkat naik sepeda?"

"Iya, Bu. Kenapa?"

"Ndak sama Aksa?"

"Barusan Aksa ngabarin, katanya ndak bisa. Ada halangan."

"Lo kalau gitu jangan naik sepeda. Nanti kalau pulangnya sama Aksa, sepedamu gimana? Sudah... naik angkutan atau ojek saja, ya?"

Ayya mengangguk dan menaruh sepedanya kembali.

"Yasudah.... Ayya berangkat dulu ya, Bu."

"Iya, Nak... apapun keputusanmu, Ibu dukung. Tapi Ibu sangat ingin kamu lanjut kuliah, Nak."

Ayya tersenyum tipis dan beranjak keluar rumah. Tak jauh dari rumahnya memang biasa tempat angkut lewat. Tak perlu menunggu lama, Ayya memutuskan naik angkutan umum.

***

Sementara, Aksa sedang bersama Oki.

"Sebenarnya mau kemana, nih?" tanya Oki.

"Toko bunga."

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください