webnovel

Aksel Birendra

都市
完結 · 137.6K ビュー
  • 390 章
    コンテンツ
  • 5.0
    52 レビュー結果
  • NO.200+
    応援
概要

[Warning 18+] Kesuksesan dan kekayaan adalah hal yang paling diagungkan di belahan dunia mana pun, tanpa terkecuali dan tanpa mengecualikan siapa pun. Sama halnya Aksel sang CEO yang kejam, ingin mendapatkan segala yang ada di dunia dengan cara apapun dan seberapa susah proses tersebut. Tidak memperdulikan berhadapan dengan siapa pun. Perihal disukai dan dibenci adalah hal yang wajar dalam dunia penuh kebohongan. Bagaimana kehidupan yang seperti Anna hadapi, memiliki CEO rupawan tetapi sangat keras kepala. Namun, ketulusan cinta sangatlah berbeda. Akankah sang Gadis mampu membawa Sang CEO pada kehidupan sebenarnya? Ataukah ia akan terbenam pada obsesi dunia?

Chapter 1Seperti Neraka

Tok tok tok!

"Siapa?" tanya laki-laki tampan nan kejam tanpa melihat siapa yang berada di ambang pintu.

"Saya Pak."

"Kamu enggak punya nama hah?"

"Oh maaf Pak, saya sekretaris Bapak."

"Ada apa?"

Derap langkah perempuan yang saat itu menjadi sekretarisnya.

"Ini ada beberapa berkas yang harus Bapak tanda tangani."

Sekretaris itu mendekat memberikan dokumen yang harus ditanda tangani atasannya.

"Ini saja?"

"Iya Pak, terima kasih Pak, saya permisi dulu."

"Tunggu."

"Ada apa Pak?"

"Siapa namamu?"

Dengusan kesal keluar dari sekretarisnya terebut. Pasalnya ia selalu saja menanyakan namanya.

"Anna."

"Anna saja?"

"Anna Pramudya Mahika."

"Kamu kesal sama atasanmu?"

"Enggak Pak, saya permisi."

"Ya sudah tinggal keluar, tahu pintunya kan."

Anna Pramudya Mahika, sudah 2 bulan menjadi sekretaris atasannya. Bukan hanya sekali atau dua kali atasannya menanyakan namanya, hal itu kadang membuat Anna kesal. Belum lagi sikapnya yang mengesalkan dan pastinya kejam juga bersikap semaunya pada siapapun.

Bruk!

"Etdah, kenapa kamu?" tanya Danita seorang sahabatnya sejak berkuliah dan mendapat pekerjaan yang sama.

"Tahu tuh atasan nyebelin banget."

"Apa? Tanya namamu lagi?"

Anna menganggukkan kepalanya.

"Tapi tumben loh Pak Aksel enggak mecat sekretarisnya."

"Kamu gila apa, nyumpahin aku dipecat juga?"

"Ya bukannya begitu, tapi tumben saja."

"Kenapa memangnya?"

"Selama bekerja di sini Pak Aksel paling sensi masalah sekretarisnya, paling tahan 1 bulan atau beberapa hari saja, sedangkan kamu cukup lama bertahan."

"Ah aku enggak bangga sama itu, tapi yang jelas aku butuh banget pekerjaan ini, kamu tahu kan Dan?"

"Iya paham, makan dulu yuk!"

"Nanti deh, tanggung banget ini, nanti nyusul."

"Aku duluan."

Danita meninggalkan Anna yang berkutat dengan tugasnya. Anna dan Danita sudah bersahabat sejak kuliah tahun pertama. Mereka menjadi lebih dekat karena adanya tugas kelompok.

Aksel, ya itu atasan dari Anna dan Danita. Aksel Birendra, lengkapnya begitu. Ia merupakan CEO dari perusahaan yang cukup besar dan terkenal tersebut. Bahkan wartawan juga kerap mencari informasi tentangnya dan sering berlalu lalang melalui televisi. Apalagi dalam waktu terdekat ini berita mengenai Aksel dan kekasihnya yang baru saja putus.

Aksel melewati tempat kerja Anna, namun ia tidak pernah menyapanya atau mencari tahu apa yang sedang dikerjakan oleh sekretarisnya tersebut.

"Siang Pak," sapa Danita yang kembali bekerja usai makan siangnya.

Aksel hanya menundukkan kepalanya dan berlalu meninggalkanya.

"An, Anna!"

"Apaan sih Danita?"

"Kamu enggak makan siang apa?"

"Enggak, lewat saja dulu."

"Yee sakit tahu rasa.

Anna menghiraukan ucapannya tersebut. Tak lama kemudian Aksel masuk kembali ke ruangannya dengan membawa minuman instan.

Bruk!

Suara terjatuh dari meja Anna membuat Danita berteriak karena saat itu Anna hendak berdiri namun ia terjatuh hingga kepalanya terbentur mengenai meja kerja.

"Anna! Astaga," bersusah payah Danita menolong dan menyadarkan Anna. Karena ruangan tersebut cukup tersendiri karena posisi mereka itu sekretaris dan keuangan dalam perusahaan tersebut.

"Pak Aksel! Tolong Pak!" pekik Danita yang meminta pertolongan.

Mendengar pekikkan Danita tersebut Aksel kesal dan keluar dari ruangannya.

"Apa!"

"Pak tolong, ini Anna pingsan Pak."

"Suruh saja yang lain, jangan saya."

"Pak, apa salahnya sih menolong sekretaris Bapak sendiri, kalau mannggil yang lain kelamaan. Ini kepalanya terbentur juga kena meja."

Tatapan sinis sudah dilayangkan oleh Aksel, ia kesal namun karena tidak ada laki-laki lain dalam ruangan tersebut mau tidak mau ia harus menolongnya.

"Menyusahkan saja wanita ini!"

Aksel menggerutu seraya menggendong Anna menuju tempat kesehatan yang disediakan oleh perusahaan tersebut.

"Terima kasih,Pak," ucap Danita yang juga membungkukan tubuhnya sebagai hormat pada CEO nya.

"Kenapa anak ini?"

"Mungkin kecapekan Pak."

"Memangnya dia ngapain? Nyangkul?"

"Lah kan dia mengerjakan tugas yang Bapak berikan, juga Anna melewatkan sarapan dan makan siangnya Pak."

"Siapa suruh melewatkan, kalau begini menyusahkan jadinya. Kamu urus dia!"

Aksel berlalu meninggalkan Anna dan Danita di ruang kesehatan, Danita dibantu petugas kesehatan yang ada di situ.

"Atasan macam apa sih, bisanya marah doang, tahu sekretarisnya sakit bukannya kasihan, malah ngomel," gerutu Danita saat itu.

Setelah beberapa saat akhirnya Anna sadar dan meminta kembali ke ruangannya. Ia memang gila terhadap pekerjaan. Bukan karena suka, akan tetapi karena ia membutuhkan uang.

Anna dibantu Danita berjalan sampai ruangannya.

"Thanks ya Dan," ucap Anna yang kembali duduk pada kursinya.

"Iya, besok-besok jangan telat makan deh, lihat itu kening kamu."

"Iya tapi kan tanggung saja sama pekerjaannya."

"Untung tadi ada Pak Aksel bantu."

"HAH! Pak Aksel bantu? Serius? Sumpah?"

Danita tersenyum getir menjawab pertanyaan Anna, sebab tepat di belakangnya ada Aksel yang berdecak tangan di pinggang.

"Iya! Saya yang bantu kamu!" bentak Aksel dari belakang Anna.

Anna segera berbalik dan menunduk "Maaf Pak, makasih ya Pak sudah bantu saya."

"Lain kali enggak usah sakit apalagi pingsan seperti tadi, menyusahkan!"

"Maaf Pak, saya juga enggak tahu kalau mau pingsan."

"Tahu kan sakit itu menyusahkan, saya benci orang sakit! Semua yang bekerja di sini tidak saya perbolehkan sakit, camkan itu!"

Aksel pergi keluar dan meninggalkan Anna yang kesal karena ucapannya tersebut.

"Wah gila CEO itu, benar-benar. Orang sakit juga siapa sih yang mau."

"Sabar An, mungkin dia lagi capek."

"Capek enggak capek setiap hari kerjaannya hanya marah Argh!"

Anna kembali bekerja dengan hati terus menggerutu karena kekesalannya pada Aksel sang CEO.

Malam pun tiba dengan cepat, saat itu Anna tidak ada kerjaan lembur dan bisa istirahat dengan cepat. Namun belum saja ia beristirahat, keadaan rumahnya bukan seperti rumah. Kapal pecah, ya tepatnya seperti itu dan layaknya neraka jika Anna mendeskripsikannya.

"Bu, bisa enggak sih kalau kalian berantem itu bereskan semua perabotan di rumah?"

Ibunya hanya diam dan menghela napasnya, melihat Anna mulai memunguti barang-barang yang terbang ke sana ke mari itu Ibunya pun ikut membantu. Tidak ada pembicaraan apapun saat itu.

"Bu, kalau Anna berhenti kerja di perusahaan itu gimana?"

"Kamu bilang apa sih Anna, jangan ngaco! Hutang orang tuamu masih banyak!"

Bukan menanyakan sebabnya, Ibu Anna malah meneriakinya dengan sedemikian rupa.

"Heh! Kamu bilang mau berhenti kerja?" tanya Ayahnya yang tiba-tiba datang dengan tatapan ingin melahapnya hidup-hidup.

"Iya, Anna enggak suka sama atasannya, lagi pula masih banyak tempat lain."

"Kamu kalau bicara mikirnya pakai otak! Bukan pakai dengkulmu itu!"

"Ayah kenapa sih? Anna Cuma mau ngeluh saja kalian marah-marah."

"Kamu harusnya mikir, hutang orang tuamu masih banyak, jangan seenaknya mau berhenti."

"Ya kalau begitu Ayah saja atau Ibu yang menggantikan Anna kerja!"

"Anak kurang ajar!"

Plak!

あなたも好きかも

Kelahiran Kembali di Tahun 80an: Istri Sarjana yang Imut

Tertipu untuk menikah, dieksploitasi seumur hidup sebagai pengasuh tanpa bayaran, dan akhirnya dipukuli hingga mati oleh ibu angkatnya di depan tempat tidur ayah angkatnya yang sedang sakit, kehidupan menyedihkan Shen Mianmian berakhir. Ketika dia membuka matanya lagi, dia menemukan dirinya kembali pada usia lima belas tahun. Shen Mianmian berjanji untuk melarikan diri dari takdir masa lalunya, menghukum sepupu dan ibu angkat yang jahat, namun secara tidak sengaja bersinar terlalu terang dalam prosesnya. Siswa yang sebelumnya berada di urutan ketiga dari belakang di sekolah tiba-tiba naik ke puncak, menjadi kandidat yang diperebutkan oleh perguruan tinggi bergengsi, menyebabkan sensasi di antara semua guru dan murid... Sementara yang lain sibuk belajar, Shen Mianmian sibuk memulai bisnis kecil untuk menghasilkan uang... Sementara yang lain mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, Shen Mianmian membeli dua bangunan berhantu yang paling terkenal di Beijing sekaligus... menjadi keanehan di mata semua orang, mereka mengejeknya bahwa walaupun dia punya keberuntungan untuk membelinya, dia mungkin tidak punya nyawa untuk tinggal di dalamnya. Sementara yang lain lulus dan sibuk mencari pekerjaan, properti berhantu yang dibeli Shen Mianmian diambil oleh pemerintah, membuatnya mendapatkan sejumlah besar kompensasi penggusuran. Orang-orang yang dulu mengejeknya tidak bisa tidak menampar diri mereka sendiri dua kali... bertanya-tanya di mana-mana apakah ada rumah berhantu yang dijual. Shen Mianmian, yang awalnya butuh meminjam uang untuk biaya kuliah, menggunakan dana penggusuran dan memanfaatkan keuntungan kelahiran kembali untuk membeli sebidang tanah yang cocok dan membangun gedung sewaan, bertransformasi menjadi pemilik tanah terkaya dan paling makmur di Beijing... Suatu hari, Shen Mianmian, yang membawa tas penuh kunci dan baru saja mengumpulkan sewa, ditarik pergi ke Kantor Urusan Sipil. "Shen Mianmian, sudah waktunya bagi kamu untuk membayar apa yang kamu hutangkan padaku."

Yin Family's Sixth Child · 都市
レビュー数が足りません
382 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · 都市
レビュー数が足りません
1006 Chs
目次
1

レビュー結果

  • 総合レビュー
  • テキストの品質
  • リリース頻度安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界観設定
レビュー
いいね
最新

応援