"Selamat Pagi sayang", ucap Pras ketika melihat Xena membuka matanya.
Wajah pria tampan itu begitu dekat dengan muka Xena. Pras menggeser posisinya sehingga ia dapat mencium kening Xena.
"Pagi sayang. Kamu bangun pagi sekali", ujar Xena.
"Jam berapa kamu masuk kamar semalam? Sepertinya aku tertidur jam 11 dan kamu masih di bawah", ujar Xena sambil mengucek matanya dengan tangannya.
"Kamu cantik saat kamu tidur. Aku masuk kamar jam 12 lewat setelah kelima temanmu dan kakakmu mau melepaskanku. Anthony sekarang malah mulai terbiasa dengan Genk kalian sehingga iapun bekerja sama dengan baik dengan kelima temanmu. Itupun aku bisa masuk karena Lily baru bilang kamu sedang datang bulan, jadinya kak Xavier khawatir sekali denganmu. Dia bilang kalau kamu sedang datang bulan bisa merepotkan seluruh penghuni rumah", ujar Pras sambil membelai rambut istrinya.
"Hmm Iya juga si. Kadang aku bisa masuk ke kamarnya dan tidur bersama dengan Xavier bila aku sedang terlalu sakit. Dia akan menjagaku semalaman. Kalau dia ngga ada, aku akan tidur sama Mommy, kalau sudah begitu, Daddy mengalah tidur di kamar tamu yang di bawah atau di sofa dikamar Daddy. Ternyata aku memang menyusahkan ya", ujar Xena tersenyum malu.
"Ngga kok sayang. Kalian sekeluarga begitu hangat, Xavier dan kamu begitu dekat, terlihat sekali kemaren dia begitu sayang kamu. Maafkan aku yang sempat melupakan mengambilkan kamu makanan ya sayang", ujar Pras.
"Ngga apa sayang, jarang-jarang kamu kumpul seperti itu kan. Ayo bangun. Aku mandi duluan ya, mau ganti pembalutku", ujar Xena lalu bangun dari tempat tidur dan setelah mengambil baju gantinya dia masuk ke kamar mandi.
Pras bangun dan duduk dipinggiran tempat tidur. Ia lalu bangun dan membuka gorden jendela kamar yang ternyata itu adalah pintu ke Balkon kamar Xena. Ia membuka pintu dorong. Pras berjalan keluar kamar menuju Balkon.
Dibawah ada kolam renang keluarga Nathan Utomo, rumah ini berhalaman luas. Di taman belakang ada sebuah ayunan dan meja serta kursi taman. Ia melihat disebelahnya ada sebuah balkon juga dari kamar Xavier dan kalau dari kamar tamu disebelah tidak ada balkon menghadap arah ini.
Otak iseng Pras berjalan, ia menghampiri ujung balkon, jarak antara balkon kamar Xena dengan Xavier hampir tidak jauh, dia naik ke pembatas balkon dan sekali loncat ia sudah masuk ke balkon kamar Xavier.
Pras mengetuk pintu kamar Xavier beberapa kali. Tak lama Xavier membuka tirai jendela nya. Melihat muka Pras, ada perasaan kaget dan kesal. Ia membuka pintu kamarnya.
"Astaga Pras, parah loe, gw kira siapa yang manjat kamar gw. Masuklah", ujar Xavier dijawab dengan cengiran konyol Prasetya.
Ia lalu masuk kembali ke kamar nya diikuti Pras dibelakangnya. Pras melihat sekeliling kamar Xavier. Ada sebuah figura foto Xavier dengan Xena sama seperti di kamar Xena yang tadi juga sempat dilihatnya.
Diatas meja belajar ada beberapa photo dan lebih banyak foto Xena dari pada Luna.
"Kenapa dikoleksi photo loe lebih banyak Xena daripada Luna?", tanya Pras sambil memegang satu photo Xena dalam figura sedang ditangannya.
"Gw kan uda kenal Xena sepanjang hidupnya, dari dia masih baru keluar dari rahim Mommy gw sampai hari ini sedangkan Luna, gw baru kenal dia setahun belakangan ini", ujar Xavier. Dia mengambil handuk bersih dari lemarinya dan pakaian ganti.
"Oh iya juga. Ini buat gw ye. Buat gw taruh di meja kantor gw", ujar Pras sambil menunjukkan figura itu kepada Xavier.
"Ambil. Pergi sana, balik ke alam loe, gw mau mandi", ujar Xavier lalu masuk ke kamar mandi.
Pras keluar dari pintu kamar Xavier dan ia akan masuk ke kamar Xena namun ia lupa tadi dia keluar dari balkon jadi pintu kamar Xena masih terkunci dari dalam. Pras mengetuk kamar Xena dan tak lama Xena membuka kamarnya dengan muka heran menemukan Pras di depan pintu kamarnya.
"Kamu dari mana sayang? Kok pintu kamar terkunci dari dalam tapi kamu dari luar?", tanya Xena saat Pras masuk dan ia kemudian menutup pintu lagi.
"Aku ke kamar Xavier lewat balkon dan keluar dari pintu dalam. Aku menemukan ini untuk aku taruh di meja kantorku", ujar Pras senang sambil memperlihatkan foto Xena yang sedang bergaya manis duduk di ayunan.
"Akh sayang itu foto jelekku janganlah. Nanti kita foto berdua baru dipajang di meja kantormu", kata Xena sambil berusaha merebut foto itu dari Pras. Pras mempertahankan fotonya.
"Aku suka foto ini. Awas ngga boleh diambil. Ini punyaku. Xavier sudah memberikannya padaku. Stock foto kamu banyak di meja dia", ujar Pras tersenyum.
"Sudahlah, mandilah kak, nanti kita turun dan sarapan bersama Daddy, Daddy suka ngomel kalau kita tidak sarapan atau makan malam bersamanya", ujar Xena sambil menyisir rambutnya di depan meja rias.
Pras hanya diam sesaat dan Xena yang sudah tau apa yang dikhawatirkan suaminya lalu menuju ke lemarinya. Ia lalu membuka satu pintu lemarinya.
"Ini bagian lemari pakaianmu sayang. Pakaian dalammu ada dilaci ini. Dasi dan perlengkapanmu ada di laci bawah. Mungkin untuk jam tangan mu lebih baik nanti kita beli lemari lagi, biar meja belajarku dikeluarkan dari kamar. Aku akan belajar dikamar kerja Mommy sementara sambil mengosongkan kamar sebelah yang akan menjadi kamar kerjamu dan aku nanti. Kita akan share kamar kerja ya", ujar Xena menjelaskan.
Pras hanya manggut-manggut dan tersenyum. Dia memang harus belajar memahami cara berpikir para gen Nathan Utomo yang bahkan bisa memikirkan sampai terperinci seperti ini.
Ia lalu mengambil pakaian ganti dan handuk bersih lalu masuk kamar mandi. Xena menutup lemari yang dibuka suaminya dan kembali ke depan meja rias meneruskan apa yang tadi dia lakukan.
maaf ya mungkin dalam minggu-minggu depan akan sulit bagi waktu untuk cerita, jadi harap maklum kalau ngga up cepat soalnya biasa lah akhir bulan kerjaan menumpuk