webnovel

Piknik

Hari ini Xena hanya bersantai di rumah bersama Pras setelah kemaren seharian mereka berpesta.

Rumah Nathan Utomo sudah kembali bersih, pagi-pagi sekali, EO telah membersihkan rumah sehingga tidak ada lagi sisa dari pesta kemaren.

Xena duduk di ayunan di halaman belakang rumah sementara Pras dengan santainya membaca buku dibangku taman dekat Xena.

"Sayang, besok ajak Lily, Wilma dan Adriana piknik yuk. Kita bisa sewa Villa di pinggir pantai. Aku ingin ke pinggir pantai", ujar Xena.

"Boleh. Kamu pilih lah mau menginap dimana. Berarti pesan Villa yang ada 5 kamar ya, Xavier dan Luna kan masih belum boleh sekamar", ujar Pras. Diotaknya muncul ide untuk menggoda kakak iparnya mengenai hal itu.

"Oke. Aku chat mereka dulu, besok kita berangkat subuh ya biar tidak kena macet di jalan", ujar Xena ceria.

Xena memegang HPnya dan membuat group chat, ia memasukkan semua nomor HP temannya ke dalam group chat termasuk Pras, Xavier dan Luna.

"Sayang, kamu punya nomor HP Anthony? Tolong masukkan ke group dong", pinta Xena.

Pras membuka HPnya dan memasukkan nomor HP adiknya ke group. Xena lalu mengumumkan di group mengenai rencananya dan disambut baik seluruh teman-teman nya yang langsung berkomentar setuju, terutama Michael dan William.

Luna yang tadinya ragu-ragu dirayu semua teman Xena akhirnya setuju dan membuat Xavier bersorak kegirangan dikamarnya.

"Teman-temanmu hebat Xena", teriak Xavier dari balkon kamarnya di atas.

"Dasar", gerutu Xena.

Pras hanya tersenyum dan ia melihat semua chat dan tidak menemukan balasan dari Anthony. Ia lalu mengetik di chat memastikan Anthony untuk ikut dengan alasan mereka akan booking kamar.

Xena memperhatikan foto yang ada di Profile Anthony, itu adalah foto pernikahan Xena dengan Pras kemaren. Teman-teman Xena yang baru menyadarinya langsung sekarang membujuk Anthony untuk ikut dan akhirnya ada jawaban dari Anthony.

"Kak, kita ajak Viola ya? Kasian kalau dia tidak diajak. Biar mama papamu pacaran lagi", senyum Xena.

"Akh nanti merepotkan", ujar Pras.

"Kamu tuh. Dia adikmu juga, ngga boleh berkata begitu. Walaupun aku merepotkan kak Xavier, dia tidak pernah mengeluh dan selalu membawaku serta kemanapun dia pergi kalau Mommy atau Daddy menyuruhnya", ujar Xena merajuk.

"Baiklah, nanti aku bilang Mami untuk mempersiapkan perlengkapan nya sekalian biar Anthony membawanya serta", ujar Pras.

Telah ditetapkan mereka akan berangkat pagi sekali untuk menghindari macet, Xavier akan menjemput Luna, Michael, William, Adriana dan Wilma karena mereka searah sedangkan Pras akan menjemput kedua adiknya Anthony dan Viola baru kemudian menjemput Lily.

Xena sengaja mengajak Pras berbelanja di malam hari ke pasar tradisional untuk bahan-bahan makanan selama mereka piknik. Tangannya penuh dengan plastik berisi belanjaan istrinya, mulai dari ayam potong, daging bahkan sayur dan beberapa buah.

Seumur hidup Pras belum pernah menginjakkan kakinya ke pasar tradisional sehingga terlihat sekali dia beberapakali kebingungan mengikuti istrinya yang dengan cueknya menawar apapun yang ia beli.

Sampai di rumah dengan muka letih, Pras masuk ke kamar Xena lalu merebahkan dirinya diatas ranjang sementara Xena masih mempersiapkan alat masak sampai dengan peralatan makan yang bahkan malam itu sudah ia masukkan ke mobil Pras.

Setelah merasa sudah beres, Xena menyusul suaminya. Masuk ke kamar, Xena melihat Pras sudah terlelap tidur. Xena menyalahkan AC di kamarnya dan men-setting saat subuh agar mati karena biasanya dikamarnya akan sangat dingin bila masuk subuh.

Xena masuk ke kamar mandi untuk mandi dan mengganti pembalut nya lalu setelah merasa bersih, dia merebahkan tubuhnya disamping Prasetya yang lebih dulu berlayar ke alam mimpi.

Pagi buta, Xena terbangun dengan alarm, dia melihat Pras ternyata sudah terbangun lebih dulu. Xena langsung masuk ke kamar mandi lalu membersihkan dirinya lalu bersiap. Tas kopernya sudah ia siapkan pakaiannya dengan pakaian ganti Pras semalam jadi dia hanya tinggal membawanya.

"Sayang kamu sudah siap? Anthony dan Viola gimana?", tanya Xena.

"Mereka sudah bangun. Aku sudah telepon mami tadi, Viola sangat bersemangat untuk ikut. Ayo, Xavier sudah jalan ke rumah Luna menjemput Luna. Aku Uda share alamat villa nya jadi kalau dia sampai lebih dulu bisa langsung masuk kamar", ujar Pras. Akhirnya mereka turun bersama dan bertemu dengan Adelia dan Nathan dibawah.

"Kalian pagi-pagi sekali jalannya?", tegur Nathan.

"Biar ngga macet Dad, kan lumayan jauh juga", kata Pras sambil mencium tangan Nathan lalu Adelia bergantian demikian juga Xena.

Lalu mereka berdua pamit kepada Nathan dan Adelia lalu melajukan mobilnya menuju Apartemen Pras tempat tinggal sementara orang tua Pras. Pras memarkirkan mobilnya di spot biasa ia parkir. Lalu ia memasuki Lobby apartemen dan bertemu dengan security yang menjaga.

"Selamat Pagi pak Prasetya. Pagi sekali pak pulangnya", sapa security sambil sempat melirik ke arah Xena yang menggandeng lengan Pras.

"Iya pak, mau jemput adik-adik saya. Oh iya, ini istri saya pak, Xena Utomo Bismarck namanya", ujar Pras sengaja menyebutkan nama lengkap Xena.

"Oh bapak sudah menikah? kapan menikah? Selamat Pagi Bu Xena", sapa security itu.

"Jumat kemaren pak. Makanya mami papi saya datang ke sini karena saya menikah dengan wanita cantik ini. Ya Uda saya naik dulu ya pak", ujar Pras ramah.

"Selamat ya pak Prasetya, ibu Xena. Silakan pak", kata security itu sambil memencet tombol lift.

Sebentar kemudian Xena dan Pras naik ke lift menuju tingkat paling atas. Saat keluar lift, Pras lalu memencet nomor kunci pintu dan kemudian pintu terbuka. Viola yang sudah rapi tersenyum lebar melihat ke arah Pras tapi ia hanya diam duduk di kursi ruang tamu. Xena melepaskan pegangannya lalu menghampiri Viola lalu memeluknya dan Viola yang kaget membalas dekapan erat Xena. Xena melepaskan pelukannya.

"Halo Viola cantik. Sudah siap kan?. Ayo. Aku pamit papi mami dulu ya", ujar Xena.

Viola langsung menyambut uluran tangan Xena lalu bergandengan menuju papi dan maminya yang sedang duduk di ruang keluarga bersama dengan Anthony.

"Pagi mami, papi. Kami langsung jalan ya", ujar Pras lalu mencium tangan papi maminya diikuti Xena.

Viola hanya diam, tapi Xena memintanya juga mencium tangan papi dan mami, dan Viola menurut melakukan nya.

"Astaga, anak mami baru kali ini mau mengikuti permintaan orang lain", kata Wendy Bismarck kaget demikian juga Agung Bismarck yang kaget melihat anak-anak nya berubah lebih sopan.

Sempat mereka kaget waktu Pras menjemput mereka di bandara dan mencium kedua tangan mereka waktu pertama kali bertemu. Mereka pikir hanya kebetulan saja, ternyata saat melihat keluarga Nathan Utomo, Agung baru mengerti ternyata begitu didikan sopan santun dari keluarga sahabatnya itu yang membawa pengaruh baik untuk anak-anak nya.

"Pagi sekali kalian jalan, apa ngga apa Viola ikut?", tanya Wendy kepada Xena cemas.

"Ngga apa-apa mami, biar Viola juga bisa relaks kan kami juga bersama kawan-kawan kami yang lain. Biar mami sama papi bisa pacaran berdua", goda Xena.

"Akh kamu, kami kan sudah tua, Uda bukan saatnya lagi" ujar Wendy malu-malu. "Siapa bilang mami sudah tua. Daddy sama Mommy aja selalu menganggap mereka masih pacaran kok kalau sedang berdua. Mereka bahkan sedang merencanakan bulan madu mereka keliling dunia", ujar Xena riang.

"Wah boleh juga tuh. Kita rencanakan bulan madu kita", kata Agung tiba-tiba semangat.

"Kalau mami dan papi mau bulan madu, Viola dan Anthony biar bersama kami, kan di rumah kami juga ada kak Xavier kok yang bisa bantu jaga kami", ujar Xena lagi.

"Boleh juga tuh", ujar Agung bersemangat.

"Ayo kita pergi, nanti Lily terlalu lama menunggu", kata Anthony.

"Astaga kita lupa dengan Lily. Ayo", ujar Xena lalu pamit kepada kedua orang tua Prasetya, menggandeng Viola keluar dari apartemen.

Sampai di mobil, Xena sengaja duduk dibelakang bersama Viola sedangkan Anthony menemani Pras di depan. Mobil melaju menuju ke rumah Lily, kali ini hanya Xena yang turun menjemput Lily ditemani Viola yang menempel erat di tangan Xena.

Lily keluar ditemani Yuni dan Andika. Xena akhirnya meminta Riri untuk ikut serta untuk menemani Viola dan Yuni dan Andika membolehkan. Akhirnya setelah menunggu, mereka akhirnya masuk mobil dengan riang dan menuju ke Villa dipinggir pantai.

Kali ini Xena dan Xavier minta untuk tidak dikawal karena menurut mereka akan aman karena di Villa juga sudah ada security yang menjaga. Walaupun berat, Nathan akhirnya mengijinkan anaknya pergi tanpa pengawalan.