Pemakaman Luna berlangsung Khidmat, Nathan tidak membolehkan Xavier ikut masuk ke dalam liang lahat untuk menerima jasad Luna karena ia tau anaknya itu pasti tidak akan kuat. Pras yang masuk dan mengazankan jasad Luna untuk terakhir kalinya.
Xavier tampak menangis tertahan dalam pelukan Xena dan Adelia yang selalu mendampingi nya. Kedua adik Luna juga bersama Pras membantu penguburan jasad kakaknya.
Hampir semua klien dan rekan-rekan Luna di WD Group, Lexi Group datang sehingga pemakaman itu penuh dengan orang-orang. Takeshi yang ditemani Nina, Naomi dan Leo tampak hadir juga di pemakaman.
Setelah pemakaman selesai, mereka semua membubarkan diri dan keluarga Nathan Utomo kembali ke rumah bersama keluarga Leo.
Saat tiba di rumah, taklama datang mama Luna dengan beberapa perban ditubuhnya. Sepertinya ia telah mengetahui mengenai kepergian Luna untuk selamanya karena saat ia melihat Xavier, ia langsung bersimpuh di depan Xavier.
"Maafkan saya nak Xavier. Maafkan saya. Seharusnya saya tidak memaksa Luna ikut saya untuk menghadiri pesta pernikahan itu. Maafkan saya. Kalau Luna tidak ikut, mungkin hari ini dia masih hidup. Maafkan saya. Maafkan saya", ujar mama Luna ditengah tangisnya.
Xavier lalu membantu membangunkan mertuanya dan menyuruhnya duduk disebelahnya. Xavier memeluk orang tua itu yang terlihat sangat rapuh.
"Bu, semua sudah jalan dari Tuhan. Kecelakaan itu cuma alasan karena yang sebenarnya ini memang sudah takdir Tuhan yang menentukan. Kita tidak boleh menyalahkan takdir Tuhan karena mungkin Tuhan punya rencana lain. Ibu yang sabar ya", ujar Pras yang kebetulan berada selalu di dekat Xavier.
"Iya Bu. Semua sudah merupakan jalan hidup yang sudah digariskan untuk Luna oleh Tuhan. Mau menghindari bagaimanapun tak akan bisa Bu. Ibu yang sabar ya. Tolong ikhlaskan Luna agar dia juga tidak merasa berat di alam sana. Yang penting sekarang kita berdoa untuk kelapangan kubur Luna dan sekuat tenaga membesarkan Kirana anak Luna", ujar Nathan.
Xavier hanya diam dan ia melepaskan pelukannya. Xavier telah berusaha lebih tegar, ia lebih beristighfar menenangkan dirinya sejak Pras memberikannya tasbih ditangannya. Pras selalu mendampingi Xavier kemanapun ia melangkah.
"Kirana, mana cucuku Kirana? Saya titip Kirana ya pak", ujar mama Luna pilu.
"Ibu tenang saja. Kirana juga cucu kami, tentu kami juga akan merawat dan membesarkan Kirana dengan sepenuh hati. Untuk sementara Kirana akan dirawat oleh adik Xavier, Xena. Untuk kedua adik Luna, kami akan tetap membiayai sekolah mereka sampai mereka benar-benar bisa berdiri sendiri dengan kaki mereka. Ibu jangan khawatir ya", ujar Nathan tegas.
"Terimakasih banyak pak Nathan. Saya ngga tau bagaimana cara kami berterimakasih", ujar mama Luna disela tangisnya. Kedua adik Luna tampak memeluk mamanya erat.
"Jangan putuskan tali silaturahmi ya Bu. Kami disini tetap keluarga ibu, jangan sungkan pada kami. Apabila kalian memerlukan bantuan, silakan mencari kami, kalau kami bisa membantu, kami akan membantu", ujar Nathan lagi.
"Terimakasih banyak pak Nathan. Nak Xavier, maafkan mama sekali lagi nak", ujar mama Luna lagi.
"Tak ada yang perlu dimaafkan mama. Ini memang sudah jalannya Luna untuk pergi. Mama juga yang sabar ya. Bantu saya juga dalam merawat dan membesarkan Kirana ya ma", ujar Xavier pelan. Pras menepuk lembut punggung Xavier.
"Sabar ya Bu", ujar Pras lembut.
Nathan lalu mendekati keluarga Leo dan berbincang hangat dengan mereka. Sakura tidak ada diantara mereka karena Sakura masih meneruskan pendidikannya di Jepang.
Setelah melihat Xavier lebih tenang, Pras juga berjalan mendekati Takeshi.
"Loe datang juga? Hai Nina, kapan datang?", sapa Pras tersenyum.
"Tadi pagi Pras. Mana Xena? Kok ngga kelihatan?", tanya Nina.
"Ada di rumah lagi urus Kirana dan si kembar dulu. Ayo ke rumah aja ya. Bisa santai-santai", ajak Pras yang kemudian diikuti oleh Takeshi dan Nina berjalan menuju ke rumah Pras di seberang jalan.
Leo sempat kaget melihat keakraban antara Pras dengan Takeshi.
"Loh akur tuh anak dua", bisik Leo kepada Nathan.
"Lah loe belum tau? Pras membantu CAT beberapa waktu ini. Dia jadi Vice Presdir di CAT, makanya banyak tender baru yang mengalir ke CAT", ujar Nathan tersenyum.
"Hah? Mantu sableng loe membantu CAT? Hebat juga ya", ujar Leo kaget.
"Hei dia orangnya lapang dada, jangan sembarang omong kalau ngga loe berhadapan sama gw", ujar Nathan tegas.
"Yaaelaaa ... baperan loe Hantu Putih. Tapi memang loe punya mantu terbaik, kenapa si loe harus mencuri dia dari gw", ujar Leo.
"Lah anaknya yang mau sama anak gw. Anak gw lebih cantik dan anak loe", ujar Nathan cuek.
"Iya juga si. Xena lebih cantik dari Sakura, itu gw akuin. Inner beauty nya terpancar di wajahnya", puji Leo.
"Sudah, cobain dulu tuh kue-kue. Gw lapar banget belum makan dari pagi. Ngga ada yang ingat sama gw hari ini, gw dibiarkan kelaparan", ujar Nathan mengeluh sambil mengambil sepotong kue dari atas meja.
"Kasihan amat loe. Ayo makan yang banyak", ujar Leo sambil ikutan mengambil kue juga dari atas meja.