Adelia memacu mobilnya agak kencang, kali ini Adelia meninggalkan pengawalnya yang kebingungan di parkiran resto tempat ia meeting dengan klien AN. Adelia kesal sekali, kliennya jadi agak ragu untuk bekerjasama dengan AN karena mengira AN adalah agensi mafia karena melihat pengawal yang menjaga Adelia.
Adelia memacu laju mobilnya menuju kantor Nathan dan setelah memasuki kantor Nathan, ia seenaknya memberhentikan mobilnya di depan mobil Nathan yang terparkir dengan rapi di depan Lobby kantor. Security hampir akan menegurnya namun setelah melihat yang keluar dari mobil adalah Adelia, tidak ada seorang pun yang berani menegurnya apalagi melihat tampang membunuh Adelia.
Tanpa Basa-basi, Adelia melewati Resepsionis baru yang keheranan melihat ada wanita cantik menerebos masuk, namun langsung dicegah karyawan yang mengenal Adelia.
"Itu istri Bos Besar, jadi ngga usah dicegah. Tapi kok tumben ya Bu Adelia kelihatannya marah sekali, biasanya dia selalu ramah", ujar karyawan yang mencegah recepsionis baru tadi.
Adelia segera memasuki lift begitu lift terbuka, karyawan lain yang menunggu lift tidak ada yang berani masuk ke dalam lift lagi setelah dia naik, jadi dia langsung menutup pintu lift tanpa bertanya lagi. Makin heranlah semua orang yang melihat karena ia berbeda dari biasa.
Sampai di lantai 9, Adelia langsung masuk ke ruangan Nathan tanpa bertanya apapun pada Jason maunpun Ryan yang memandang ia heran.
"Nathan Utomo aku uda ngga bisa terima lagi peraturan egoismu, ngga mau tau, aku ngga mau pake ... Oh maaf saya kira tidak ada orang", ujar Adelia yang ngomel langsung berbalik badan malu karena ternyata Nathan sedang meeting dengan orang di ruangannya.
"Adelia kesinilah", ujar Nathan tersenyum. Adelia agak malu juga tapi ia kembali berbalik menghadap Nathan.
"Aku kembali nanti saja deh ya", ujar Adelia pelan berbeda dengan saat dia menerobos masuk tadi.
"Kemari lah", ujar Nathan kembali. Dengan malas Adelia menghampiri Nathan yang masih duduk di ujung meja meeting yang ada di ruang kerja nya. Di samping Nathan duduk seorang pria paruh baya yang sangat bersahaja dan seorang wanita muda di samping nya. Adelia tidak mengenal mereka.
Setelah mendekat, Nathan bangun dari duduknya lalu merangkul bahu Adelia dan berkata, "Mr. Adrian perkenalkan ini istriku tersayang, Adelia Wijaya Utomo. Sayang, ini Mr. Adrian dan Miss Lily yang merupakan klien WD dari Singapore", ujar Nathan memperkenalkan. Adelia menjulurkan tangannya dan di sambut hangat oleh klien Nathan.
"Dia sangat cantik. Kamu tidak pernah menyebutkan dia padaku sebelumnya, apa kamu takut dia akan ku rebut?", canda Mr Adrian.
"Nathan tidak akan takut apapun karena dia suamiku. Dia tidak akan takut kehilangan saya karena sayalah yang justru menempel erat padanya seperti lem", jawab Adelia yang membuat tertawa Mr Adrian dan Miss Lily.
"Kamu menakjubkan wanita cantik, tak heran Nathan memilikimu", kata Mr Adrian lagi.
"Ok Nathan kita akan bertemu lagi beberapa Minggu ke depan. Tapi kamu tetap harus mengirimkan saya email untuk hal-hal yang kita bicarakan tadi ya", ujar Mr Adrian lalu bersalaman dengan Nathan dan Adelia kemudian berjalan keluar dari ruangan Nathan.
Nathan mengantarkan mereka sampai depan ruang kerjanya dan Jason lalu mengambil alih mengantarkan mereka sampai ke Lobby.
Setelah menutup pintu ruang kerjanya, Nathan memperhatikan Adelia yang sedang memasang muka merajuknya duduk di kursi kerja Nathan.
"Kenapa si sayang kamu marah-marah. Tumben", ujar Nathan mengangkat tubuh istrinya lalu mendudukkannya kembali ke atas pangkuan Nathan. Adelia mau bangun tetapi di cegah tangan Nathan.
"Aku ngga mau lagi di kawal. Titik ngga pake koma", ujar Adelia sengit.
"Berarti kamu ngga usa kerja lagi", ujar Nathan tersenyum. Adelia memandang tajam ke mata coklat suaminya dengan marah.
"Kamu melarang aku bekerja lagi di AN? Kenapa ngga sekalian aja kamu rantai aku di tempat tidur", ujar Adelia tambah marah.
"Loh kan peraturanku simple Sayang. Kalau kamu mau bekerja, bawa dua pengawalmu. Malah seharusnya kamu bawa 5", ujar Nathan tegas.
"Aku ngga mau pakai pengawal lagi. Aku ngga perduli kalau kamu mau pakai 10 atau 100 orang buat jaga kamu tapi ngga terhadap ku. Kalau kamu masih memaksa, akan tau akibatnya", ancam Adelia.
"Terserah kamu. Peraturanku tidak boleh dibantah. Kamu harus bawa pengawal, suka atau tidak suka", ujar Nathan tegas.
"Baiklah kalau itu sudah keputusan mu", ujar Adelia lalu bangun dari duduknya namun Nathan mulai khawatir dengan ancaman Adelia. Nathan langsung merenggut tangan Adelia dan memandang mata marah istrinya.
"Adel, pengawal-pengawal itu buat kebaikan mu juga. Aku ngga mau terjadi apapun sama kamu sayang", ujar Nathan menjelaskan.
"Aku ngga perlu mereka, pekerjaan ku tidak beresiko tinggi. Mereka hanya akan menghambat kerja ku", ujar Adelia tegas.
"Hari ini saja aku kehilangan klien gara-gara peraturan konyolmu itu. Kamu anggap aku ini apa? Boneka keramik yang gampang pecah? Sebelum aku menjadi istrimu, aku telah melalui banyak hal dan aku bisa melindungi diriku sendiri. Tolong jangan semena-mena terhadap ku", ujar Adelia melembut.
"Adel, aku cuma ngga ingin terjadi apapun yang sebenarnya bisa aku cegah sebelumnya. Mengerti lah", ujar Nathan lembut.
"Aku bisa menjaga diriku dan kehormatan ku. Jangan perlakukan aku seperti anak kecil", ujar Adelia lagi mulai dengan mata berkaca-kaca. Nathan benar-benar tak sanggup melihat mata Adelia yang akan menangis.
"Baiklah. Aku akan tarik pengawal kamu, tapi jangan paksa aku menarik pengawal baby Xavier. Jaga dirimu baik-baik, ada masalah apapun, hubungi aku. Jangan selesai kan sendiri. Janji?", ujar Nathan menatap manik hitam mata Adelia yang teduh. Adelia mengangguk mengerti. Nathan lalu membawa Adelia ke dalam pelukannya.
"Akh Adelia sayang mengerti lah. Aku sangat cinta kamu dan baby Xavier. Bahkan aku sanggup menyerahkan hidupku demi kalian", bisik Nathan.
"Aku tau. Tapi kan cinta tidak harus terlalu protektif dong. Cinta harus saling percaya. Percaya padaku seperti yang telah kamu lakukan mengenai Andika. Tidak terbukti kan semua prasangka mu. Andika dan aku hanyalah sebatas teman jadi ngga ada yang perlu kamu curigai", ujar Adelia dalam pelukan Nathan.
"Nah soal itu masih ... hmm... dalam pertimbangan ya. Aku belum sepenuhnya percaya kalian", ujar Nathan tersenyum.
Adelia memandang wajah suaminya namun Nathan membenamkan wajah Adelia ke dadanya lagi. Dalam pikirannya, Nathan akan pura-pura menarik pengawal Adelia namun ia akan tetap memerintahkan pengawalnya untuk mengawal Adelia tanpa terlihat sehingga ia mengatur agar pengawalnya bergantian mengawal Adelia. Nathan tersenyum jahat setelah mendapatkan solusi untuk masalah pengawal ini, sementara Adelia merasakan kenyaman dalam pelukan Nathan.
haaiii ... Maaf lama up date soalnya saya lagi sibuk dengan kerjaan saya di dunia nyata. Tapi jujur aja agak ngga sreg dengan bab ini. Kalau ada yang merasakan yang sama tolong kasih komen ya .. please ??