Tiga bulan sudah Andika menjalin hubungan dengan Yuni, malam itu mereka sedang makan malam bersama merayakan tiga bulan kebersamaan mereka.
Saat mereka sudah selesai makan malam, Andika menyodorkan satu kotak kecil yang ia buka tutupnya berisi 1 buah cincin bermatakan berlian.
"Yuni, kita sudah saling mengenal satu sama lain selama tiga bulan ini, aku sudah menetapkan hatiku. Maukah kamu menua dengan ku? Melanjutkan keturunan kita? Mau kah kamu menjadi ibu anak-anak ku dan menjadi bidadari surgaku?", ujar Andika sambil memegang kedua tangan Yuni erat. Yuni menitikkan air mata nya.
"Apa kamu yakin mau bersamaku menjalani hidup ini Andika?", tanya Yuni lagi sambil memandang manik hitam mata Andika.
"Pasti aku sangat pasti memilihmu Yuni sayang", ujar Andika tegas.
"Aku juga sayang kamu Andika, tentu saja aku mau bersamamu", ujar Yuni lembut.
Andika sangat gembira, lalu ia mengambil cincin itu dan memasukkannya ke jari manis Yuni. Yuni memperhatikan cincin nya dan tersenyum bahagia.
"Aku akan melamar mu Sabtu besok kepada orang tuamu. Mungkin aku hanya sendiri karena aku sebatang kara di dunia ini, apakah kamu tidak berkeberatan?", tanya Andika. Yuni mengangguk setuju.
"Eh siapa bilang kamu sebatang kara? Kamu punya kami", ujar Nathan yang datang tiba-tiba dengan Adelia. Adelia sedang menggendong baby Xavier yang sudah mulai besar. Usianya kini 7 bulan.
"Iya nih Andika, kamu kira kami siapa? Kami ini keluarga mu tahu!", ujar Adelia kesal.
"Loh kok kalian ada disini? Ganggu aja", ujar Andika sebal.
"Yeee mana kita tahu kalian mau makan malam disini", ujar Nathan yang lalu mengambil baby Xavier dari gendongan Adelia dan memasukkannya ke kursi khusus baby yang seenaknya dia letakkan di samping kursi Andika.
Lalu ia menyuruh Andika menggeser tempat duduknya dan Yuni mau tak mau bergeser juga agar Adelia bisa duduk di depan suaminya.
"Sayang kita ngga pindah tempat aja?", ujar Adelia yang tidak enak hati mengganggu Yuni.
"Uda disini aja, toh mereka juga Uda selesai makan kok. Iya kan?", ujar Nathan seenaknya.
"Selamat malam pak Nathan, Bu Adelia. Mau pesan apa kali ini? Eh baby Xavier sudah besar ya", sapa seorang pelayan wanita yang menghampiri meja mereka.
"Aku mau steak Wagyu dan masaknya well done ya. Kamu apa sayang?", ujar Nathan cuek walaupun Andika memelototi dia karena merasa terganggu.
"Aku Salad buah aja deh, aku malas makan", ujar Adelia.
"Kalian mau tambah apa ngga?", ujar Nathan kepada Andika dan Yuni.
"Ngga usah, saya sudah kenyang", ujar Yuni tersenyum.
"Yuni, tenang aja, kali ini Andika yang bayar semua kok, iya kan sayang?", ujar Nathan jahil sambil meminta Adelia ikut menjahili Andika.
Dasar pasangan suami istri yang sejati, Adelia langsung menangkap telepati suaminya yang mau menjahili Andika.
"Iya, kan Andika mau merayakan kesuksesan nya melamar kamu tinggal ke orang tua kamu aja. Iya kan Andika?. Andika orangnya ngga pelit kok sama teman, dia termasuk yang paling baik hati", ujar Adelia tersenyum jahat ke arah Andika.
Yang disenyumin terpaksa mengangguk mengiyakan padahal dalam hatinya ngedumel, "Dasar suami istri geblek, bisa-bisa nya gw yang disuruh traktir padahal kaya juga kayaan dia berdua".
"Iya Yuni, kamu pesan salad buah ya, mba Salad buahnya jadi 2 aja sama kopi 2. Kamu mau minum apa kubil", ujar Andika seenaknya memanggil Adelia.
"Kubil?. Enak saja, lo harusnya memanggil Adel dengan sebutan ibu ratu", ujar Nathan judes.
"Dia ratu elo, kalo ratu nya gw ini dia yang tercantik", ujar Andika sambil memegang tangan Yuni yang duduk di depannya.
"Iya deh. Tapi jangan kubil. Istri gw wanita tercantik jadi panggil dia cantik dong", ujar Nathan lagi membela Adelia.
"Uda akh, kasian ni si mba nungguin. Mba aku minum teh hangat aja deh jangan manis ya", ujar Adelia.
"Udah mba itu aja, nanti kalau kurang kita tambah lagi", ujar Adelia lagi dan sebentar kemudian pelayan itu pergi meninggalkan meja mereka berempat.
"Jadi kalian akan menikah di mana? Kalau mau di Jakarta, kalian bisa pakai aula gedung WD Group, kalau hari Sabtu-Minggu biasa nya memang suka dipakai buat pernikahan. Kalau kalian mau, nanti aku booking tanggalnya biar ngga ada yang pakai", ujar Nathan.
"Wah seriously Ni. Gratis ya", canda Andika.
"Iya, gratis. Tenang aja. Nanti sekalian dekor gw yang atur. Loe tinggal atur Catering sama rias aja karena gw kan ngga tau selera loe", ujar Nathan.
"Wah asik ni. Lumayan irit. Makasih ya", ujar Andika senang.
"Sekalian kalau kalian mau ke Jogja, ada villa kami di Jogja bisa kalian pakai buat honeymoon. Asal jauh hari di booking karena itu villa sering penuh banyak yang booking", ujar Nathan lagi yang membuat Andika makin kegirangan.
"Sayang kayanya kita ngga pernah honeymoon ya", ujar Adelia merajuk.
"Kamu mau kemana sayang? Malam ini kita berangkat ke Paris mau?", ujar Nathan tersenyum.
"Widih mantap. Emang bisa tanpa visa?", ujar Andika lugu.
"Engga. Orang gw bilang PARIS alias PARapatan ciamIS ... hahahahaha", Ujar Nathan tertawa lepas tapi hanya sementara karena dia langsung terdiam saat melihat mata marah istrinya.
"Maaf sayang becanda. Iya sayang, nanti kita atur ya. Kamu mau kemana. Tunggu baby Xavier besar sedikit baru kita atur jalan-jalan keliling Eropa ya", ujar Nathan merayu istrinya yang merajuk.
"Rasain loe tidur di sofa", bisik Andika meledek.
Baby Xavier mulai tidak betah duduk, Adelia lalu memberikan botol susu kepadanya dan baby Xavier memegang nya dengan kedua tangannya.
"Baby Xavier sudah pintar ya, sudah bisa pegang botol sendiri", puji Yuni tulus.
"Semakin pintar dia sampai minta adik juga", ujar Nathan memberi kode ke Adelia.
"Kamu yang hamil ya. Dikira enak apa muntah mulu selama 3 bulan, tidak nyaman tidur selama 9 bulan", kata Adelia ketus.
"Rasain loe emang enak", ledek Andika kepada Nathan yang membuat Nathan ngedumel.
"Aku denger sayang", ujar Adelia kesal.
"Maaf sayang", ujar Nathan pelan.
"Wah bos besar bisa kalah juga", pecahlah tawa Andika melihat sahabatnya itu. Yuni hanya tersenyum dan Adelia juga tersenyum yang membuat Nathan ikut tersenyum konyol.