webnovel

Aiden: Shadow Warrior

Di dunia yang diperintah oleh kekuatan magis yang kuat, seorang pemuda bernama Aiden tumbuh dalam kegelapan dan kesepian setelah kehilangan keluarganya dalam serangan pasukan iblis yang ganas. Namun, ketika dia menemukan bahwa dia memiliki kemampuan untuk memanggil dan mengendalikan bayangan misterius yang memiliki kekuatan luar biasa, takdirnya berubah.

Aguzta_setia · ファンタジー
レビュー数が足りません
18 Chs

Episode 17

Perburuan dan Pengkhianatan

Setelah pembentukan Guild Kebebasan, Aiden dan Elara kembali fokus pada misi mereka untuk memburu iblis di sekitar kerajaan yang hancur. Mereka bersama tim mereka, yang terdiri dari beberapa pemburu dan penyihir lainnya, melakukan patroli di hutan-hutan dan reruntuhan kota yang kini menjadi sarang para iblis.

"Kita harus tetap waspada," kata Aiden saat mereka memasuki daerah yang tampak sepi. "Iblis-iblis ini semakin pintar dan terorganisir."

Elara mengangguk setuju. "Benar. Aku bisa merasakan aura kegelapan yang lebih kuat dari biasanya. Sesuatu yang besar sedang terjadi."

Selama perjalanan, mereka menemukan jejak-jejak iblis yang semakin mencurigakan. Aiden berhenti sejenak, menunduk untuk memeriksa tanda-tanda di tanah. "Lihat ini. Jejak kaki mereka lebih besar dari biasanya. Sepertinya kita berhadapan dengan sesuatu yang lebih kuat."

Seorang anggota tim, Rolan, yang terkenal dengan keahliannya dalam melacak, mengamati jejak itu. "Ini bukan iblis biasa. Mungkin mereka mendapat bantuan dari necromancer yang lebih kuat."

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan tiga penyihir Guardian dari Negara Suci yang juga sedang melakukan misi untuk mengatasi ancaman iblis.

"Aiden, Elara, perkenalkan, ini Liora, Thalor, dan Mira," kata seorang anggota tim memperkenalkan penyihir Guardian yang baru datang.

Liora, seorang penyihir penyembuh, mengulurkan tangannya dengan senyum hangat. "Senang bertemu dengan kalian. Kami mendengar banyak tentang kemampuan kalian."

Thalor, penyihir petir, menatap Aiden dengan mata penuh semangat. "Aku berharap kita bisa bekerja sama dengan baik."

Mira, penyihir ilusi, hanya memberikan anggukan singkat. Tatapan matanya tajam dan penuh misteri.

"Kita juga senang bertemu dengan kalian," kata Elara. "Bantuan kalian sangat berarti."

Bekerja sama, tim Aiden dan para penyihir Guardian menghadapi iblis-iblis yang semakin kuat. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka sadar bahwa iblis-iblis ini dikendalikan oleh kekuatan yang lebih besar.

"Kita harus menemukan siapa yang mengendalikan mereka," kata Aiden setelah berhasil mengalahkan sekelompok iblis. "Ini bukan serangan biasa."

Liora, dengan kemampuannya untuk merasakan energi kehidupan, memimpin mereka ke sebuah markas tersembunyi di dalam hutan. "Di sini, aku bisa merasakan kehadiran necromancer yang sangat kuat."

Di perjalanan, mereka beristirahat sejenak di sebuah gua kecil. Aiden duduk di dekat api unggun, merenungkan situasi mereka. "Kenapa iblis-iblis ini semakin terorganisir? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?"

Elara menatap Aiden. "Mungkin mereka mencari sesuatu yang penting. Sesuatu yang sangat berharga hingga mereka rela menyerang desa dan kota."

Saat mereka mempersiapkan serangan terhadap markas necromancer, beberapa anggota tim mulai mencurigai bahwa salah satu penyihir Guardian mungkin bekerja sama dengan necromancer.

"Apakah kalian juga merasa sesuatu yang aneh dengan Mira?" bisik Elara kepada Aiden saat mereka berkemah di malam hari.

Aiden mengangguk. "Aku merasakan hal yang sama. Kita harus berhati-hati."

Di tengah malam, Aiden terbangun oleh bisikan-bisikan aneh. Ia mengikuti Mira yang diam-diam keluar dari kemah menuju hutan. Dari kejauhan, Aiden melihat Mira berbicara dengan bayangan misterius.

"Mira... Apa yang kau lakukan?" tanya Aiden dengan suara rendah namun penuh kecurigaan.

Mira tersentak dan menoleh ke arah Aiden. "Kau seharusnya tidak berada di sini, Aiden."

"Apa maksudmu dengan semua ini? Apakah kau bekerja sama dengan necromancer?" tanya Aiden lagi, semakin mendekat.

Mira tidak menjawab, melainkan melemparkan sebuah mantra ilusi yang membuat Aiden terperangkap dalam bayangan. Dengan kekuatannya, Aiden berhasil keluar dari ilusi itu dan kembali ke kemah untuk memperingatkan yang lain.

"Dia benar-benar pengkhianat," pikir Aiden. "Aku harus segera memberi tahu yang lain."

Keesokan harinya, tim menyerbu markas necromancer, tetapi mereka disergap oleh pasukan iblis yang lebih besar dari yang mereka perkirakan. Pertarungan besar terjadi di tengah hutan.

"Serang!" teriak Aiden, menghunus pedangnya dan menyerang segerombolan iblis yang menyerbu mereka.

Thalor mengeluarkan petir dari tangannya, menghancurkan barisan iblis yang mendekat. "Ayo, kita harus menembus pertahanan mereka!"

Liora menciptakan perisai perlindungan di sekitar tim, menjaga mereka dari serangan balik. "Tetap di dekatku! Aku akan melindungi kalian!"

Elara, dengan sihir anginnya, meniupkan badai yang membuat pasukan iblis terpental. "Kita harus mengalahkan necromancer sebelum semuanya terlambat!"

Di tengah pertempuran, Mira mengungkapkan pengkhianatannya dan menyerang tim dari belakang. Dengan kecepatannya, Mira melemparkan mantranya ke arah Aiden, tetapi Elara dengan cepat menciptakan perisai angin untuk melindunginya.

"Mira! Apa yang kau lakukan?" teriak Thalor, tak percaya.

"Aku melayani tujuan yang lebih besar," jawab Mira dingin. "Kalian tidak akan pernah mengerti."

Pertarungan antara tim dan Mira semakin sengit. Aiden berhasil menggagalkan rencana Mira dengan serangan balik yang tepat, tetapi necromancer berhasil melarikan diri di saat-saat terakhir, mengucapkan ancaman bahwa ini hanya permulaan.

"Aku akan kembali, dan kalian semua akan membayar!" teriak necromancer sebelum menghilang dalam kegelapan.

Pertarungan berlangsung sengit. Aiden dan Elara bertarung bersama, bahu membahu melawan gelombang demi gelombang iblis. Thalor menggunakan sihir petirnya dengan efektif, menghancurkan kelompok-kelompok iblis sekaligus. Namun, mereka terpojok saat iblis-iblis raksasa muncul dari kegelapan.

"Aiden, kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi!" teriak Elara, suaranya penuh kekhawatiran.

Aiden menggertakkan giginya. "Kita harus! Kita tidak bisa membiarkan mereka menang!"

Di tengah kekacauan, tiba-tiba sebuah ledakan besar terdengar, menggetarkan tanah di bawah kaki mereka. Dari asap dan debu, muncul tiga sosok penyihir kuat dari Guild Kebebasan.

"Kalian butuh bantuan?" kata salah satu dari mereka, seorang penyihir berambut putih dengan mata tajam.

Setelah pertarungan sengit, tim berhasil mengalahkan sebagian besar pasukan iblis, tetapi beberapa anggota tim tewas dalam prosesnya, termasuk Liora yang berkorban untuk menyelamatkan Aiden.

Aiden menunduk di samping tubuh Liora yang tidak bernyawa. "Maafkan aku..."

Thalor meletakkan tangan di bahu Aiden. "Dia berjuang demi kita semua. Kita tidak boleh membiarkan pengorbanannya sia-sia."

Mira tertangkap dan diinterogasi. Dia mengungkapkan bahwa dia berasal dari faksi oposisi di Negara Suci, yang bertujuan untuk melemahkan kekuatan Seraphina dan menguasai Negara Suci. Mereka bekerja sama dengan necromancer untuk mendapatkan artefak suci yang dapat membangkitkan Raja Kegelapan yang tersegel.

Aiden dan Elara kembali ke Negara Suci dengan informasi baru tentang ancaman yang lebih besar. Mereka melaporkan temuan mereka kepada Seraphina dan Eben, yang menyadari bahwa faksi oposisi telah menyusup ke dalam struktur kekuasaan Negara Suci.

"Ini lebih buruk dari yang kita bayangkan," kata Seraphina dengan wajah serius. "Kita harus memperkuat keamanan dan mengadakan penyelidikan lebih lanjut."

Eben mengangguk setuju. "Kita juga harus menemukan dan menghancurkan artefak suci yang mereka cari sebelum jatuh ke tangan yang salah."

Aiden melangkah maju. "Kami siap untuk membantu dalam misi ini. Kami tidak akan membiarkan Raja Kegelapan bangkit."

Seraphina menatap Aiden dan Elara dengan rasa terima kasih. "Kerja keras kalian sangat dihargai. Negara Suci akan mendukung kalian dengan segala cara yang bisa kami lakukan."

Di tengah diskusi, salah satu penyihir Guardian yang baru datang, Thalor, memberikan laporan tambahan tentang pergerakan faksi oposisi. "Kami telah mengidentifikasi beberapa titik yang mungkin menjadi tempat persembunyian mereka. Kita harus bergerak cepat."

Aiden dan Elara diberi tugas untuk memimpin tim investigasi. Mereka kembali ke markas mereka dan mulai merencanakan langkah berikutnya. Setiap anggota tim diberikan tanggung jawab khusus untuk mengumpulkan informasi dan mengamankan artefak.

"Ini akan menjadi tantangan besar," kata Elara sambil memandang peta strategis di depan mereka. "Tapi kita tidak punya pilihan lain."

Aiden mengangguk. "Kita akan menghadapinya bersama. Untuk Liora, untuk semua yang telah berkorban, dan untuk masa depan kita."

Di saat yang sama, di tempat lain, necromancer yang melarikan diri dari pertempuran sebelumnya berkumpul dengan rekan-rekannya. Mereka merencanakan serangan balasan yang lebih besar, mengerahkan seluruh kekuatan gelap yang mereka miliki.

"Kita akan menguasai artefak itu, dan tidak ada yang bisa menghentikan kita," kata pemimpin necromancer dengan suara penuh kebencian. "Aiden dan timnya akan merasakan kekuatan sejati kegelapan."

Pertempuran untuk menyelamatkan Negara Suci baru saja dimulai. Dengan ancaman yang semakin besar, Aiden, Elara, dan sekutu mereka harus bersiap menghadapi tantangan yang lebih berbahaya daripada sebelumnya.