Di dunia yang diperintah oleh kekuatan magis yang kuat, seorang pemuda bernama Aiden tumbuh dalam kegelapan dan kesepian setelah kehilangan keluarganya dalam serangan pasukan iblis yang ganas. Namun, ketika dia menemukan bahwa dia memiliki kemampuan untuk memanggil dan mengendalikan bayangan misterius yang memiliki kekuatan luar biasa, takdirnya berubah.
Kehilangan dan Penemuan
Dalam kegelapan malam yang gelap, sebuah desa kecil terletak tersembunyi di antara hutan yang misterius dan gunung yang angker. Di desa ini, seorang pemuda muda bernama Aiden menghabiskan hari-harinya dengan mengejar impian masa depan yang cerah, bahagia bersama keluarganya.
Namun, takdir berkata lain. Suatu malam, saat bulan penuh menerangi langit, serangan pasukan iblis yang ganas menghancurkan kedamaian desa. Aiden terbangun oleh jeritan dan suara pedang yang berdenting di udara. Dengan panik, dia melihat dari jendela kamar tidurnya, mencari keluarganya.
Namun, apa yang dia lihat membuat hatinya terasa seperti terbelah dua. Rumahnya dihancurkan, terbakar api yang menyala-nyala di mana-mana. Dia melihat ibunya berjuang dengan seorang iblis yang bertanduk besar, sedangkan ayahnya berdiri tegak di depan rumah dengan pedangnya yang terhunus, siap untuk melindungi keluarganya.
Dengan mata berkaca-kaca, Aiden berlari keluar dari rumahnya, berteriak memanggil nama orang tuanya. Namun, sebelum dia bisa mencapai mereka, sebuah ledakan dahsyat mengguncang bumi, dan dia terlempar ke udara oleh gelombang kejut yang mengerikan.
Ketika dia sadar, dia terbaring di tengah reruntuhan rumahnya yang hancur. Sakit di seluruh tubuhnya, dia meraba-raba di sekitarnya, mencari tanda-tanda keluarganya. Namun, yang dia temukan hanya puing-puing dan keheningan yang mencekam.
Dengan hati yang hancur, Aiden berlutut di tanah, menangis di antara reruntuhan yang menyelimuti desanya yang dulu indah. Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa kehidupannya harus dihancurkan oleh kejahatan?
Malam berlalu, tapi Aiden tidak bisa merasa ada keadilan dalam dunia ini. Dia merasa sendirian, kehilangan segalanya yang dia cintai dalam sekejap mata. Tetapi, di tengah kegelapan yang menyelimuti pikirannya, ada suara yang lembut yang memanggil namanya.
"Aiden..."
Aiden menoleh, mencari sumber suara itu. Di antara asap dan debu, dia melihat bayangan seorang pria tua yang berdiri di balik semak-semak yang terbakar.
"Aiden, datanglah padaku," kata pria tua itu dengan suara serak. "Aku adalah Eben, seorang penyihir tua. Aku telah menunggumu."
Dengan ragu, Aiden bangkit dari tanah dan menghampiri pria tua itu. Dia merasa tidak memiliki apa-apa lagi untuk kehilangan, dan setidaknya ada sesuatu yang menarik perhatiannya dari kegelapan yang menyelimuti hatinya.
"Siapakah Anda?" tanya Aiden dengan suara gemetar.
"Eben, Aiden. Aku datang untuk membawamu pergi dari sini," jawab pria tua itu dengan lembut. "Aku tahu apa yang telah terjadi pada desamu. Dan aku tahu bahwa kamu memiliki potensi yang luar biasa."
Aiden menatap pria tua itu dengan kebingungan. Apa yang bisa dia lakukan sekarang? Bagaimana dia bisa melanjutkan hidupnya setelah kehilangan segalanya?
"Eben, aku tidak memiliki apa-apa lagi," kata Aiden dengan suara hampa. "Mereka sudah membunuh keluargaku. Mereka menghancurkan rumahku. Bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku setelah ini?"
Pria tua itu mengangguk dengan pengertian. "Aku tahu betapa sulitnya bagi mu sekarang, Aiden. Tetapi, kamu memiliki kekuatan yang belum pernah kamu sadari. Kekuatan untuk memanggil bayangan."
"Apa maksudmu?" tanya
Eben tersenyum, dan dari dalam jubahnya yang kusam, dia mengeluarkan sebuah buku tua yang terikat dengan tali kulit yang usang. Aiden memandangnya dengan heran saat Eben membukanya dan menggeliatkan jari-jarinya di atas halaman-halaman yang usang itu.
"Inilah yang disebut Kitab Bayangan," kata Eben dengan suara rendah. "Buku kuno ini berisi mantra-mantra kuno yang dapat menghubungkanmu dengan kekuatan yang jauh di luar pemahamanmu. Kekuatan untuk memanggil bayangan dari alam semesta yang gelap."
Aiden menatap buku itu dengan takjub. Dia meraba-raba halaman-halaman yang kuno itu, merasakan getaran magis yang memancar darinya. Apa yang sedang dia lihat di sini? Apa arti semua ini?
"Eben, apa yang kamu bicarakan?" tanya Aiden dengan gemetar. "Aku tidak mengerti."
"Eben tersenyum penuh harapan. "Kamu memiliki kekuatan untuk memanggil bayangan, Aiden. Bayangan adalah refleksi dari dirimu yang paling dalam, kekuatan yang tersembunyi di dalam dirimu yang menunggu untuk ditemukan. Dengan bantuan Kitab Bayangan, kamu dapat mengendalikan kekuatan itu dan menggunakan untuk membalas dendam atas kehilanganmu."
Aiden menatap Eben dengan tatapan campuran antara keheranan dan ketakutan. Apakah dia benar-benar memiliki kekuatan yang demikian? Apakah dia mampu mengendalikannya?
"Eben, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan," kata Aiden dengan ragu. "Bagaimana aku bisa memanggil bayangan? Bagaimana aku bisa menggunakan kekuatan itu?"
Eben mengangguk dengan penuh pengertian. "Kamu akan belajar, Aiden. Aku akan menjadi mentormu, membimbingmu dalam perjalananmu menuju kekuatan yang sejati. Kamu harus percaya pada dirimu sendiri, percaya bahwa kekuatan itu ada di dalam dirimu, menunggu untuk dibebaskan."
Dengan hati yang berat, Aiden mengangguk. Dia merasa seperti berada di ujung jurang, dengan kegelapan yang menunggunya di bawah. Tetapi, di tengah-tengah ketidakpastian itu, ada sinar harapan yang bersinar dalam dirinya. Mungkin, hanya mungkin, dia dapat menemukan jalan keluar dari kegelapan ini.
"Mari kita mulai," kata Eben dengan suara serak. "Aku akan mengajarkanmu mantra-mantra kuno yang akan membantu kamu mengendalikan kekuatan bayanganmu. Bersiaplah, Aiden. Perjalananmu telah dimulai."