webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · 若者
レビュー数が足りません
114 Chs

Chapter 84

Kaito

Aku membuka mata ku. Cahaya yang memancar dari luar jendela kamar. Tirai yang tertiup angin, dan suara adik ku yang berisik di dapur.

Kriingg kringg~~

Aku bahkan sudah duduk di ranjang sebelum alarm dari smartphone ku berbunyi. Dengan wajah malas ku seperti biasa. Aku mematikan nya dan meletakan smartphone ku di samping bantal.

Ting tung~~

Smartphone ku kembali berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Terpaksa aku harus mengambil nya lagi.

{Hari ini kita latian dialog!!}

{Kaito dan Ai dimohon berangkat hari ini}

{Semangat semua nya!!!}

Hanya percakapan di grup chat kelas yang tak perlu aku jawab. Aku pun kembali meletakan smartphone ku di samping bantal dan segera melangkah kan kaki ku ke kamar mandi.

Setelah memakai seragam sekolah ku dengan rapi, aku segera menuruni tangga untuk menuju ke ruang makan. Disana lah adik perempuan dengan rambut hitam sebahu dan seragam SMP nya sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Pagi kak!", sapa Hanabi dengan penuh senyuman hangat nya.

"Hmm ... tumben ... lagi kasurupan apa kamu?", tanya ku saat melihat sikap nya yang tak biasa itu.

"Hee?? enggak kok ... ini sarapan nya cuma roti tawar ya ... aku lupa beli bahan makanan ...", kata Hanabi dengan senyum nya agar aku tak memarahi nya.

"Hmm ... kenapa gak bilang kakak kemarin ... ya udah lah ... kakak langsung berangkat aja", ucap ku lalu memakai sepatu di depan pintu keluar rumah.

"Kakak gak marah kan?", tanya Hanabi.

"Mau beli sarapan diluar gak? ... sekalian bareng", ajak ku ketika menyadari Hanabi juga tak menyukai roti tawar.

"Mau mau mau!!!", seru Hanabi lalu berlari mengambil tas nya dan mengikuti langkah ku.

"Jangan lupa kunci rumah nya ...", ujar ku menunggu nya di depan gerbang rumah.

"Iya iya ...", jawab Hanabi lalu mengunci pintu rumah dan menghampiri ku sembari menutup pagar rumah kami.

Setelah bertahun tahun tak pernah berangkat sekolah bersama adik ku sendiri. Inilah saat saat kenangan lama itu kembali lagi. Canda dan tawa Hanabi selalu membuat ku merasa lebih tenang.

Sembari kami melangkah, kami juga memperhatikan sekeliling kami. Dan masih belum ada toko yang buka karena masih terlalu pagi. Sesaat kemudian kami melihat minimarket yang pintu nya bertuliskan buka.

Saat Hanabi melihatnya ia langsung berteriak kegirangan. Hanabi menarik tangan ku dan memaksa ku berlari masuk ke minimarket itu. Akhirnya kami berdua pun membeli sebotol teh dan roti isi dari minimarket itu.

Kami pun keluar dari minimarket itu dan duduk di kursi yang ada di depan minimarket itu.

"Hmm ... Hanabi ... kenapa kau beli teh ... bukan nya kamu lebih suka susu ya?", tanya ku sembari melahap roti isi yang barusan ku beliml.

"Emm ... supaya kembar aja sama kakak", jawab nya dengan senyum yang jarang ia perlihatkan kepadaku.

Mungkin ... aku harus lebih memperhatikan adik ku lagi ...

Dia mungkin kesepian karena aku tak pernah memperhatikan nya ...

"Hanabi ... apa aku boleh datang di drama musim gugur sekolah mu?", tanya ku sembari menyeruput sebotol teh.

"Uhuk ... apa?! Apa?!", Hanabi sampai tersedak karena terkejut mendengar perkataan ku.

"Ya ... sebagai ganti nya mungkin kamu dan temen temen mu bisa dateng di acara musim gugur SMA kakak", lanjut ku.

"Ta-tatapi ... bukanya kakak juga harus nyiapin drama kakak sendiri?", Aku tau Hanabi membuat alasan supaya aku tidak datang ke sekolah nya.

"Acara mu kan hari sabtu malem ... acara kakak di hari minggu malem, jadi ... kakak dan temen temen kakak bisa dateng", jelas ku.

"Ano ... tapi ... ya udah lah ...", Hanabi terlihat pasrah menerima keadaan.

"Kamu kenapa?, emang nya kamu dapet peran apa?", lanjut ku bertanya karena melihat wajah nya yang muram.

"Kucing", jawaban yang singkat tapi membuat ku sangat terkejut.

"Bhuahaha ... apa? ku-kucing?!", aku sampai tertawa terbahak bahak karena jawaban Hanabi barusan.

"Tuu kan?!! kakak gitu ah!! ... ya udah Hanabi mau berangkat sekolah aja dulu ... dasar Tolol!!!", ujar nya dengan wajah cemberut nya seperti biasa.

Hanabi langsung pergi membawa sebotol teh dan melahap semua roti isi nya.

"Hati hati kucing ...", ejek ku seraya berdiri dan menghabiskan sebotol teh sebelum kembali melangkah.