Kaito
Pesawat yang melintas jauh di atas langit. Membelah para awan yang ada di depan nya. Suara bising kendaraan yang melintasi jalan raya kota di siang hari ini masih sama seperti tiga tahun lalu.
Hari ini aku berdiri di samping orang yang berharga bagi ku. Aku tak ingin semua orang memandang nya hanya dengan sebelah mata. Orang lain hanya menilai nya dari kekurangan nya saja. Aku akan melakukan apa saja untuk mengembalikan suaranya yang hilang.
Walau saat ini dia tersenyum, aku yakin jauh didalam hati nya sangat menderita karena kata kata ejekan yang dilontarkan pada nya.
"Ai, liat kamu di ejek gitu ... hati ku sakit tau", kata ku sembari menyandarkan tubuh ku di pagar yang ada di pinggiran atap perpustakaan.
Ah, lagi lagi ...
Dia menuliskan apa yang ingin dia katakan pada ku di buku catatan kecil yang sedari tadi ia bawa.
"Maaf", tulisan yang ada di halaman buku catatan kecil nya.
"Huff ... kau ini memang aneh", ucap ku seraya memegang dahi ku sendiri karena bingung dengan sikap Ai.
"Tapi ... tunggu ... kenapa kau ikut drama musim gugur?", lanjut ku bertanya.
"Aku ingin suara ku kembali!", tulis nya lagi di buku catatan nya.
"He?! kamu pengen bener bener pake dialog??!", aku sangat terkejut dengan jawaban yang sama sekali tak terpikirkan oleh ku
Ai mengangguk dengan senyuman nya yang manis itu.
"Kamu yakin gak apa apa?", tambah ku bertanya.
Ai kembali menggoreskan pensil nya di buku catatan kecil milik nya.
"Aku akan berusaha!!", tulisan yang membuatku bahagia sekaligus khawatir.
Apa ... , ah pasti mungkin ...
"Aku percaya pada mu ... lagipula kita harus mencoba dulu sebelum tau hasil nya kan?", aku kembali melangkah masuk ke gedung perpustakaan kota.
Kami berdua kembali duduk di bangku kami semula untuk kembali melanjutkan novel kami.
°=°=°=°=°=°=°
Suara detakan jam dinding. Sinar mentari pagi yang masuk melewati jendela. Papan tulis yang masih putih bersih. Raku baru saja sadar bahwa di dalam kelas hanya ada Haru dan diri nya yang duduk sebangku itu.
Raku yang masih terdiam tanpa seribu bahasa itu sedang berpikir kata kata apa yang ingin ia keluarkan untuk menjawab pertanyaan Haru. Raku baru sja sadar gadis yang selalu mencuri perhatian nya itu tak tahu arti cinta.
Raku adalah laki laki yang sangat pintar dalam hal teknologi dan berpengetahuan luas. Tapi pertanyaan Haru kali ini jauh lebih sulit dijawab dari soal matematika yang membuat nya menyerah untuk menghitung.
Ditambah Raku juga tak pernah tahu arti cinta. Dia bahkan tak pernah berpacaran seumur hidup nya. Dan gadis yang ia kenal hanya Mina dan Hanabi.
°=°=°=°=°=°=°
Raku
Sial sial sial sial!!!
Aku sama sekali tak mengerti jawaban dari pertanyaan Haru. Aku mencari ke seluruh penjuru otak ku. Tapi aku tak kunjung menemukan nya.
Cinta?! apa itu?!
"E-eh ... kenapa kamu tanya ke aku?", kata kata pertama yang ku keluarkan sejak semenit tadi.
"Kamu tau kejadian di lapangan tadi kan?", pertanyaan yang membuat jangtung ku berdebar sangat kencang.
"Aku ... aku cuma ...",
"Apa kamu juga nganggep aku cewek murahan?", pertanyaan kedua nya yang membuat jantung ku semakin berdebar debar.
Apa?!
Apa yang harus aku katakan?!
"Kalau kau juga menganggap ku sebagai pela ...",
"Haru! ... aku tak pernah menganggap mu seperti itu!", Aku membentak Haru gar tak mengeluarkan kata kata aneh nya lagi.
"Apa kau tau seberapa besar aku ingin menghajar laki laki tadi?!", aku mengepalkan tangan ku dengan kuat.
"Apa kau tau hati ku sangat sakit mendengar kata kata nya tadi?!"
"Apa kau tau ... aku juga bingung, kau bisa bertanya pada ku berjuta juta kali ... tapi tolong jangan tanyakan soal cinta pada ku ... aku tak pernah mengerti satu kata itu selama hidup ku", aku mengeluarkan semua ymg ada di pikiran ku karena pikiran ku sudah kacau balau.
"Tolong ... setidaknya jangan sakiti diri mu sendiri", ucap ku lalu berdiri dari kursi ku lalu berlari keluar dari kelas.
Duar!!! glek!!!
Aku masuk ke toilet dan mengunci pintu nya dengan rapat. Aku tak tahu harus kemana dan berbuat apa. Yang jelas aku kacau, aku tak tau apa yang barusan aku katakan pada Haru.
Apa apa an tadi itu?!
Kenapa aku ngomong hal bodoh kaya gitu sih?!
Aku ... Aaaghh!?!!!