webnovel

Alacasithe

作者: EliyNorma
ファンタジー
完結 · 69.6K ビュー
  • 292 章
    コンテンツ
  • 5.0
    47 レビュー結果
  • NO.200+
    応援
概要

“Malam ini kau tidur bersamaku. Di tempat tidurku. Di rumahku.” Kalimat yang diucapkan Kim Shou, aktor super populer di seluruh dunia, makin mengjungkirbalikkan kehidupan Kim Hee Young yang sudah kacau. Teror dari ssasaeng dan keirian rekan sejawat karena berhasil menjadi penata gaya pribadi aktor tampan itu, nyaris tak sanggup ditangani Hee Young. Ditambah fobianya pada lelaki yang membuat Hee Young selalu ketakutan jika berada terlalu dekat dengan Shou. Namun, pandangan Hee Young berubah total setelah tak sengaja memergoki jati diri Kim Shou. Pingsan setelah melihat sayap muncul dari punggung lelaki itu, Hee Young terbangun di pelukan Sang Aktor yang memperkenalkan diri sebagai Haes-sal, komandan pasukan elit Imoogi dari Langit Prunos. Sementara Hee Young mencoba menjalani hidupnya yang sengsara, Shou tak henti mengkhawatirkan perempuan itu. Apalagi setelah mengetahui Choung-He, Dewi Bulan yang menjadi alasannya hengkang dari Langit, turut turun ke bumi dan berniat menghancurkan Hee Young. Shou tak bisa tinggal diam. Dia menawarkan perlindungan kepada Hee Young. Bukan sebagai malaikat penjaganya, melainkan sebagai suaminya.

Chapter 11 Prolog

"Kau lihat, dia yang pakai baju kuning itu? Yang selendangnya keemasan?"

Yuseong menoleh ke arah yang ditunjuk adiknya. Decak keras terdengar dari jenderal muda di Langit Prunos itu.

"Dia Dewi Bulan. Pantas saja jika auranya keemasan."

Haes-sal tersenyum puas. "Bagus kalau begitu. Besok aku akan menyatakan cinta padanya."

Yuseong menyemburkan minuman Vitis vinivera langkanya. Mata emas itu berkilat kesal melihat cairan kuning kemerahan jatuh sia-sia ke tanah.

"Kau menyatakan cinta ke Cheong-He?"

"Oh, jadi namanya Cheong-He?" Haes-sal malah balik bertanya.

Yuseong memijit pelipis. Sedih dengan ketololan adiknya. Bagaimana bisa lelaki segagah ini, yang memimpin pasukan terelit di Kayangan, yang seluruh Imoogi tunduk padanya, mendadak jadi bodoh hanya karena seorang dewi?

"Kau tak tahu namanya, tak tahu siapa dia, tapi jatuh cinta padanya?" Yuseong bertanya tak percaya.

"Apa cinta butuh perkenalan?" Haes-sal berfilosofi. "Aku selalu melihatnya setiap pulang latihan. Dia cantik dan sangat ramah."

"Itu karena dia termasuk dayang-dayang Maharani," omel Yuseong. "Pasti kau akan terus bertemu dengannya karena taman kesukaan Maharani sejalur dengan arah pulangmu."

"Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku."

"Haes-sal?" Sang Jenderal menghentikan langkah adiknya. "Dia dewi."

"Lalu?" Lelaki berperawakan kekar itu menaikkan sebelah alis. Heran dengan ucapan kakaknya.

"Malaikat tak bisa bersatu dengan dewa atau dewi," jelas Yuseong sabar. "Kita terlahir dari spirit mereka. Kasta kita jauh di bawah para dewa dan dewi."

"Astaga, kau masih percaya larangan itu?" gelak Haes-sal.

Kening Yuseong berkerut dalam. "Mungkin kau tidak, tapi Cheong-He bisa jadi mempercayainya."

Haes-sal, malaikat yang kepopulerannya tak kalah dibanding sang jenderal hanya mengedikkan bahu. Tawanya terdengar pelan. Yuseong berdecak melihat respon adiknya.

"Kudengar dia sudah dijodohkan dengan Dangun."

"Keponakan Kaisar?" Mata gelap Haes-sal terus mengamati sosok dewi berbalut selendang sutera keemasan. Kontras dengan rambutnya yang segelap langit malam.

"Si Pangeran Altar." Angguk Yuseong. "Jadi jangan coba-coba merayunya. Kau tak mau punya musuh kekaisaran, kan?"

***

Hwanin, Sang Kaisar Langit, sangat cermat memilih jodoh untuk seluruh kemenakannya. Kala Dangun sudah memasuki usia menikah, secara khusus Hwanin bersama Maharani menyiapkan Cheong-He sebagai kandidat calon istri utama. Dan dewi berparas secantik bulan musim semi itu menerimanya.

Karena alasan itulah, Cheong-He hanya mampu tertegun saat Haes-sal memintanya bertemu di bawah pohon kesemek. Lantas mendengar pernyataan cinta yang luar biasa.

"Aku akan menikah dengan Yang Mulia Dangun." Hanya itu jawaban Dewi Bulan.

"Pernikahanmu masih lama. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku sebelum Dangun jadi suamimu." Haes-sal optimis.

Cheong-He menggeleng, "Kau salah, Tuan. Aku sudah jatuh cinta ... dengan Yang Mulia Dangun."

Lalu Cheong-He terbang menjauhi Haes-sal. Sama sekali tak menoleh. Sangat jelas menolak cinta malaikat itu.

"Tuan Muda, Tuan Muda!"

Haes-sal yang masih terpesona dengan kepergian Cheong-He, sekaligus penolakan tegasnya, tak menggubris panggilan keras itu. Hingga dia merasakan tepukan berkali-kali di bahunya, baru Haes-sal menoleh.

"Ada apa?" tanyanya gusar. Efek patah hati baru dirasakannya setelah bayangan Cheong-He menghilang dari pandangan.

"Tuan Besar Yuseong terluka."

"Kakak?" Haes-sal sedikit tak fokus. "Kenapa kakakku bisa terluka? Dia tak sedang berperang, kan?"

Prajurit rendahan itu membungkuk dalam-dalam. Suaranya rendah saat berkata. Seolah takut terdengar telinga-telinga jahil.

"Jenderal berduel dengan Yang Mulia Hwanung."

Fokus Haes-sal seketika kembali. "Apa maksudmu? Hwanung sudah pulang?"

"Benar, Tuan Muda. Yang Mulia Hwanung sudah kembali dari pertapaannya. Dan beliau membawa oleh-oleh."

"Oleh-oleh apa?" desak Haes-sal mulai ketakutan. Teringat sikap provokatif dewa tinggi itu setiap bertemu kakaknya. Juga kehebatannya di bidang pengobatan.

"Yang Mulia Hwanung bertaruh racun terbaru, Tuan. Jenderal Yuseong kalah dalam pertaruhan tersebut dan mendapat racun jenis baru yang langka."

Haes-sal mendesah panjang. Hwanung dan kakaknya. Dua sosok yang tak pernah bisa bersahabat dengan normal. Banyak yang mengira mereka bermusuhan, sejatinya keduanya adalah rekan yang saling bersimbiosis mutualisme.

"Jenderal akan turun ke bumi."

Haes-sal melirik, "Bumi?"

"Yang Mulia Hwanung mengatakan penawar racun hanya ada di bumi."

Haes-sal menoleh ke arah Cheong-He menghilang. Aroma dewi itu sudah tak tercium hidung. Lantas dia melongok ke bawah. Hanya ada tanah kayangan. Di bawahnya lagi adalah hamparan bumi dengan keindahan yang memukau.

"Tuan?" Prajurit itu sudah serasa ingin meloncat pergi.

Mata Haes-sal bersinar kelam. Sekarang ada Dangun. Apa dia harus menyerah sebelum bertarung? Hah, itu bukan sifat Haes-sal sama sekali.

"Bumi, ya?" Seringai Haes-sal mengerikan. "Akan kubuat kau turun menemuiku, Cheong-He."

あなたも好きかも

Terlahir Kembali Sebagai Jodoh Alpha Terkutuk

Apa yang terjadi ketika seorang dewi jatuh cinta pada seorang shifter? Asara; dewi cinta, dihukum oleh ayahnya, dewa petir. Kesalahannya adalah jatuh cinta pada seorang shifter manusia Alpha. Untuk menebus dosanya ia terlahir kembali sebagai Cassandra LeBlanc; seorang Putri manusia di Kerajaan Speldaria yang magis. Keluarga dan kerajaannya, kecuali saudara perempuannya yang tengah, mengucilkannya karena dia lahir tanpa kemampuan sihir apapun dan dia tidak memiliki ingatan tentang identitas sejatinya. Tunangannya, penyihir komandan yang kuat dari Speldaria, tidak terganggu olehnya. Dia menginginkan seseorang yang kuat. Kehidupan Cassandra terbalik ketika ia diberi seorang budak pejuang oleh Alpha dari Dusartine yang perkasa. Dia diminta untuk berpartisipasi dalam Acara Arena Tahunan dengan berkolaborasi dengan pejuang tersebut. Cassandra yang membenci 'Arena' dengan seluruh nafasnya. Tempat di mana darah mengalir seperti anggur dan kehidupan lebih murah dari udara yang mereka hirup tidak mengerti tujuannya di dalamnya. Di atas itu semua, pejuang misterius itu memengaruhi dirinya dengan cara-cara yang tak terbayangkan. Pandangannya yang hipnotis membuatnya tidak tenang. Essensinya yang langka membuatnya kewalahan. Tubuhnya yang kekar berwarna perunggu membuatnya dipenuhi pikiran berdosa. Bahkan mimpi tentang kehidupan masa lalunya pun menghantuinya. Ketika 'Arena' dimulai, agenda tersembunyi dan kebenaran yang mendasarinya terungkap dan Cassandra diberi nasib oleh takdir. Dia tidak punya pilihan lain selain menyerah dan memilih jalan. Pertanyaannya adalah. Bagaimana Cassandra mengatasi begitu dia mengetahui tentang kutukan yang diletakkan padanya? Akankah dia mampu memperoleh kemampuan sihirnya dan melawan ayahnya? Siapa yang akan membantunya sepanjang perjalanan? ~Penggalan~ Kemudian dia merasakannya, seluruh dirinya. Semua kekasarannya. Kekuatan lengannya. Kelembutan bibirnya. Genggaman tangannya. Kehangatan nafasnya. Otot-otot dalam tubuhnya menegang karena implikasi tidur dalam pelukan seorang pria. Dia belum pernah tidur dalam dekapan seorang laki-laki sebelumnya. Seluruh kulitnya bergetar seperti percikan api kecil yang menari di bagian-bagian yang bersentuhan dengannya. Celah-celah di otaknya memiliki ingatan yang bukan miliknya. Sentuhan ini entah bagaimana tidak terasa asing baginya. Dia merasa aman dalam pelukannya yang menenangkan dan tidak ingin mendorongnya pergi namun dia tahu ini jauh dari pantas. Cassandra mencoba untuk merayap keluar dari genggamannya, lengannya tampaknya terbuat dari besi karena tidak mau bergeming. Pakaian tipis yang dia kenakan terangkat dari paha putihnya yang terbuka saat paha kecokelatan dan kekar dia terlipat di atasnya. Dan sekarang dia bisa merasakan sesuatu yang menusuk punggungnya. Matanya tiba-tiba melebar dari kesadaran dan Cassandra benar-benar panik. “Lepaskan!” Dia bersuara dengan berat. Siroos perlahan mengangkat kakinya dan melonggarkan pegangan di pinggangnya agar dia bisa bergerak menjauh. Dia terbangun ketika dia untuk pertama kalinya menjadi kaku tetapi ingin melihat apa yang akan dia coba. Dengan mata yang terbelalak lebar dia mencuri pandang ke arah pria yang memeluknya seperti harta berharga, hartanya. Mata emas cairnya berkedip terbuka dan ada kelembutan dan keinginan dengan cara dia menatapnya. Rambut coklat lembutnya bergelombang melewati matanya karena dia lupa berkedip, menatap kecantikan abadi yang dia miliki. Aromanya yang unik adalah penyiksaan bagi indranya. Seperti dia ingin menggenggam pergelangan kaki mungilnya, menariknya darinya dan memiliki dia terhampar di bawah dirinya. Untuk mencium kulit yang mengeluarkan aroma sedemikian rupa yang membuatnya gila. Sebagai gantinya, dia menekuk lengannya dan menaruhnya di bawah pipinya, menggunakannya seperti bantal untuk menatapnya dengan mata yang penuh keinginan. Ketenangan canggung di antara mereka berlangsung lama saat Cassandra membersihkan tenggorokannya. “Apakah kamu harus naik di atas saya untuk tidur?” “Itu tidak disengaja tetapi pasti menggoda dan pasti tidak akan terakhir kalinya.” Suaranya yang dalam dan hipnotis bahkan lebih memikat di pagi hari saat itu menggema di sekitarnya. Cover buku adalah milik saya.

Sunny_Shumail · ファンタジー
レビュー数が足りません
251 Chs
目次
1 :Alacasithe: Beginning
2 :Alacasithe: Earth
3 :Alacasithe: Reinkarnasi
4 :Alacasithe: Kebangkitan