webnovel

Daerah Tidak Bernama

"Atea, kau ini bicara apa?" Wajah Rea memucat. "Aku sama sekali tak tahu apa yang kau katakan itu."

"Sama sekali tak tahu?" Pria yang dipanggil Atea mendengkus. "Atau pura-pura tak tahu?"

Wajah Rea makin pucat. Kepalanya menggeleng-geleng.

"Aku benar-benar tak tahu." Wanita itu terus menggelengkan kepala. Tatapannya penuh kepahitan. Saat itulah Rea melakukan kesalahan fatal.

Dia mengakui secara tidak langsung kebenaran perkataan Atea.

Mata adalah jendela jiwa. Mata tidak pernah berbohong. Lisan Rea memang mengatakan ketidak tahuan, tetapi sorot di sepasang mata emasnya menyatakan hal sebaliknya.

Atea menghela napas berat. Malaikat yang seharusnya dinikahi Rea itu memegang pergelangan tangan si wanita.

"Dahulu kala, suku kita pernah melakukan kesalahan. Nenek moyang kita mencintai seekor agma." Atea memulai ceritanya.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください

次の章へ