webnovel

マイラリーの復讐

MyraLie, gadis berusia 13 tahun dengan rambut hitam panjang dan mata tajam seperti elang, berdiri tegak di tengah desa yang porak-poranda. Tatapannya yang dingin menyiratkan kekuatan dan tekad yang tak tergoyahkan, siap untuk melaksanakan balas dendamnya dengan segala kekuatan yang dimilikinya.

imwibusowhat · ファンタジー
レビュー数が足りません
38 Chs

Pertempuran di Ruang Singgasana

MyraLie, Arlen, dan Renard berdiri dalam formasi bertahan, menghadap sosok besar dengan armor hitam dan mata merah yang menyala. Aura gelap yang memancar dari sosok itu begitu kuat sehingga udara di sekitar mereka terasa berat dan menyesakkan.

"Kalian sudah terlalu jauh masuk ke dalam kastil ini," suara berat sosok itu menggema. "Aku adalah penjaga terakhir, dan kalian tidak akan bisa melewatiku."

Renard melangkah maju, pedangnya siap di tangan. "Kita tidak akan mundur. Kita tahu ada sesuatu yang penting di sini, dan kita akan menemukannya."

Dengan teriakan perang, sosok besar itu menyerang mereka dengan kekuatan yang menghancurkan. MyraLie melepaskan gelombang energi dari artefak yang dia pegang, berusaha menangkis serangan tersebut. Arlen mengendalikan kekuatan alam di sekitarnya, memanggil tanaman-tanaman di dalam kastil untuk membantu mereka.

Pertarungan berlangsung sengit. Setiap serangan dari sosok besar itu membuat lantai bergetar, dan setiap kali MyraLie dan Renard berusaha menyerang balik, mereka dihadang oleh perisai energi gelap yang kuat. Namun, mereka tidak menyerah.

"MyraLie, fokus pada perisainya!" teriak Renard sambil menangkis serangan besar yang hampir menghantamnya.

MyraLie mengangguk dan mulai mengarahkan semua energinya untuk menghancurkan perisai itu. Dengan bantuan Arlen, yang menggunakan tanaman untuk mengalihkan perhatian sosok besar itu, mereka berhasil membuat celah dalam perisai energi gelap.

Renard melihat kesempatan itu dan menyerang dengan kekuatan penuh. Pedangnya menembus perisai dan menghantam sosok besar itu dengan kekuatan yang luar biasa. Sosok itu mengeluarkan suara raungan kesakitan, sebelum akhirnya runtuh ke lantai.

Mereka berdiri terengah-engah, menatap tubuh sosok besar itu yang perlahan-lahan memudar menjadi debu. Di balik singgasana, mereka melihat sebuah pintu tersembunyi yang terbuka sedikit, mengungkapkan ruangan kecil dengan cahaya lembut di dalamnya.

"Kita harus memeriksa apa yang ada di sana," kata Arlen, masih mengendalikan napasnya.

Mereka melangkah ke dalam ruangan kecil itu dan menemukan sebuah altar dengan gulungan kuno yang terbuka di atasnya. Cahaya lembut yang memancar dari gulungan tersebut tampak menenangkan.

"MyraLie, ini pasti petunjuk yang kita cari," kata Renard, mengamati gulungan itu dengan cermat.

MyraLie mengambil gulungan itu dan mulai membacanya. "Ini adalah ramalan kuno. Ramalan tentang seorang pahlawan yang akan mengalahkan kegelapan dan membawa kedamaian ke dunia ini."

Mereka menyadari bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Ramalan itu memberikan mereka petunjuk tentang lokasi-lokasi penting yang harus mereka kunjungi untuk mengumpulkan artefak-artefak yang diperlukan untuk mengalahkan kekuatan gelap yang lebih besar.

Saat mereka berbalik untuk meninggalkan ruangan kecil itu, mereka mendengar suara langkah kaki yang familiar. Di ambang pintu, berdiri seorang wanita dengan jubah putih dan senyum misterius di wajahnya.

"Selamat, kalian telah menemukan ramalan itu," kata wanita itu. "Namun, ini baru permulaan. Kalian masih harus menghadapi tantangan yang lebih besar dan musuh yang lebih kuat."

MyraLie, Arlen, dan Renard saling berpandangan dengan tekad yang lebih kuat. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir, dan mereka siap untuk menghadapi apa pun yang ada di depan.

imwibusowhat

imwibusowhatcreators' thoughts