webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Komik
Peringkat tidak cukup
275 Chs

Asuna

"Swoshhh" Suara sebuah tebasan terdengar dari hutan ini. Tidak hanya itu suara benturan besi dan suara teriakan dari sebuah monster juga terdengar dari tempat ini.

Suara ini berasal dari sebuah pertarungan Zen melawan monster berbentuk tumbuhan didepannya. Saat ini Zen mencoba untuk menyelesaikan sebuah quest yang berasal dari desa di sebelah timur hutan ini.

Saat ini Zen mencoba menyelesaikan sebuah misi dengan hadiah sebuah pedang bernama Anneal Blade, pedang satu tangan yang lumayan kuat untuk menemani petualangannya.

Zen sedang melawan monster tumbuhan untuk mendapatkan sebuah penawar yang berasal dari tumbuhan ini, untuk diantarkan kepada penduduk desa yang sedang mengalami penyakit yang aneh.

"Sial, mengapa banyak yang melindunginya" kata Zen yang menebas satu persatu monster yang menghalangi jalannya.

Mosnter yang dicari Zen bernama Little Nepenthes, namun tumbuhan ini banyak monster yang melindunginya.

Zen lalu mengeluarkan sword skillnya dan menebas 3 buah musuh didepannya pertama, namun setelah berhasil menebas mereka, kaki Zen mulai terjebak oleh bagian tumbuhan disebelahnya yang berbentuk tali.

Zen mulai ditarik kearah tumbuhan tersebut yang mulai membuka kelopaknya yang berisi banyak duri mengelilinginya. Melihat ini Zen mulai menebas bagian tumbuhan yang berbentuk tali tersebut.

Setelah terlepas, Zen mulai mengeluarkan 3 buah tebasan sekaligus untuk mengakhiri hidup mahluk itu. setelah tanaman itu mati Zen lalu melanjutkan menyerang monster yang lainnya yang masih melindungi monster tujuan Zen.

Berpuluh - puluh tebasan dilakukan Zen dengan giat, dan akhirnya membuahkan hasil. Semua monster pelindung monster yang ditujunya sudah mati dan butuh waktu lama untuk kembali muncul. Kesempatan ini tidak disia - siakan oleh Zen dan langsung mengakhiri monster tersebut dan mengambil penawar yang jatuh dari monster tersebut.

.

.

Saat ini Zen sudah berada disebuah desa yang memberikan misi menemukan sebuah penawar. Setelah memberikan penawar itu kepada penduduk desa, akhirnya sebuah pedang berhasil didapatkannya.

"Selanjutnya kita kemana?" kata Zen. Lalu dia membuka mapnya.

Zen akhirnya memutuskan untuk kembali kekota, untuk memasok beberapa potion beserta kristal yang dia butuhkan untuk berpetualang.

Setelah Zen sampai dikota, dia mulai pergi ke sebuah toko untuk membeli kebutuhannya. Setelah Zen keluar dari tempat itu, dari kejauhan dia melihat seorang menggunakan jubah cokelat menutupi dirinya dari kepala hingga kakinya, sedang membeli sebuah roti.

"Bukannya itu..." gumam Zen lalu mencoba menghampiri orang tersebut.

Setelah Zen mulai mendekat, orang yang ditujunya mulai meninggalkan tempat itu. Zen lalu mulai mencoba mengejarnya, namun sialnya Zen kehilangan jejak orang tersebut. Orang tersebut menghilang di kerumunan yang padat yang dipenuhi player yang berada ditempat itu.

Zen masih berusaha mencarinya, namun hasilnya tetap dia kehilangan jejaknya.

"Hah.. mungkin kita akan bertemu saat melawan boss lantai pertama" kata Zen mulai menyerah mencari orang tersebut.

"Baiklah kemana kita pergi selanjutnya" gumam Zen sambil mengingat - ingat tempat yang bagus untuk meningkatkan levelnya. Setelah menentukan sebuah tempat yang ditujunya, Zen mulai menandai tempat itu pada mapnya dan mulai meninggalkan tempat itu.

.

.

Sudah seminggu dimulainya game ini, Zen berkelana sendirian, dan saat ini dia mencoba untuk menuju destinasi berikutnya untuk meningkatkan levelnya.

Zen saat ini mencoba mengambil arah memutar untuk menuju dungeon yang ingin dia tuju. Zen mengambil jalan memutar karena menurutnya mungkin dia akan menemukan sesuatu yang menarik.

Dan benar saja, saat ini Zen menemukan sesuatu yang menarik. Dari kejauhan, Zen melihat seorang menggunakan jubah cokelat yang dilihatnya tiga hari yang lalu saat mampir dikota untuk membeli persediaannya.

Zen mencoba mendekat dan memperhatikan orang itu. Orang itu sedang mati - matian melawan monster yang ada didepannya. Sangat terlihat orang itu adalah pemula, karena gerakannya hanya menebas kesana kesini tanpa pola yang jelas, serta tidak menggunakan sword skill untuk membunuh monster didepannya.

"Aku harus menjadi kuat, aku harus kembali kedunia nyata, aku harus mengikuti ujian itu agar ibu mengakuiku"

Terdengar suara wanita yang berasal dari orang yang ada didepannya. Zen saat ini mencoba mendekat sedekat mungkin, namun dia tidak sengaja mendengar gumaman wanita tersebut.

Wanita itu sendiri adalah siswa yang cukup berprestasi disekolahnya, Dia selalu belajar dengan giat untuk mendapatkan pengakuan dari orang tuanya, terutama ibunya.

Namun, Karena nilainya menurun, terdengar berbagai gosip yang tidak mengenakan tentangnya. Gosip ini akhirnya sampai ditelinga ibunya dan ibunya mempercayai gosip tersebut.

Wanita tersebut mencoba menebusnya dengan berjanji kepada ibunya, untuk memasuki ujian masuk universitas bergengsi dan Dia berjanji tidak akan mengecewakannya.

Wanita itu terus belajar, sampai dia melihat sebuah iklan tentang sebuah game yang akan rilis. Game tersebut sangat sempurna dimatanya. Dia berencana memainkan game itu untuk menghilangkan perasaan penatnya.

Namun sialnya, game tersebut membawanya kesini, sebuah kejadian yang tidak dia harapkan terjadi.

"Kamu akan cepat mengalahkannya jika menggunakan sword skill" kata Zen yang melihat situasi wanita berjubah cokelat tersebut.

Mendengar ini, wanita itu langsung terkaget dan monster yang dilawannya tidak menyia - nyiakan kesempatan ini dan menyerangnya. Melihat ini Zen mengeluarkan Sword skillnya dan menebas monster tersebut hingga monster itu berhasil dikalahkan.

"Lihat, begitulah caranya" kata Zen sambil memasukan pedangnya disarung pada punggungnya.

"Bagaiamana caranya, tolong ajari aku, aku ingin menjadi kuat" kata wanita itu bertubi - tubi.

"Tenanglah, mengapa kau sangat ingin sekali menjadi kuat?" Tanya Zen.

"Untuk menyelesaikan game ini" balas wanita tersebut.

"Dan menurutmu player lain tidak menginginkannya?" balas Zen

"Bukan seperti itu, aku ingin menyelesaikan game ini secepatnya" jawab Wanita itu.

"Kau tahu, jika melakukan sesuatu secara terburu - buru, hasilnya tidak akan baik?" kata Zen selanjutnya

"Tapi... Tapi...." kata wanita itu tergagap, karena menurutnya perkataan Zen ada benarnya.

"Cobalah untuk menerima keadaanmu sekarang, dan cobalah untuk menikmati kehidupanmu yang sekarang kau jalani" kata Zen selanjutnya.

Mendengar ini wanita itu mencoba mencerna perkataan Zen

"Bagaimana dengan ini, kita membentuk sebuah party dan aku akan mengajarimu menjadi kuat?" kata Zen kepada wanita yang berada didepannya yang masih mencoba mencerna perkataannya.

Wanita itu mencoba memikirkan perkataan Zen dan membalasnya.

"B-Baiklah, t-tolong jaga a-aku mulai sekarang" kata Wanita itu menyetujui usul Zen.

"Baiklah, tetapi sebelum itu mari kita berkenalan, Namaku Zen" kata Zen memperkenalkan dirinya.

"A-Asuna" jawab wanita tersebut.

Lalu Zen mulai mengundang Asuna kedalam partynya dan memulai petualangan mereka.