webnovel

When The Devil Has an Angelic Heart

pernahkah kalian memikirkan bagaimana hidup sebagai seorang yang paling dimusuhi seluruh isi bumi? hidup di dunia yang sangat terpencil dan terkucilkan dari orang-orang. dijauhi oleh semua makhluk. dibenci oleh semesta alam. bagaimana jika terdapat kebaikan dalam setiap hal? seperti halnya Yin dan Yang. semua hal memiliki sisi baik dan buruk. hitam dalam putih dan putih dalam hitam. sebuah cerita yang akan membawa kita berpikir dua kali tentang perspektif berbeda dunia ini. membawa dan mengangkat pemikiran-pemikiran anti-mainstream dari sang penulis. inilah karya fiksi penggemar yang akan membuat siapapun ingin menghabiskan tiap bagiannya dan menemukan jalan baru memandang kehidupan.

wangshinryeok · Fantasi
Peringkat tidak cukup
8 Chs

A FATHER'S DIGNITY

Cahaya kemerahan memenuhi ruangan gelap. Tidak ada satupun semburat cahaya dari atas yang masuk dalam ruangan itu. Di dalam ruangan itu, terdapat beberapa orang yang sedang berkerumun duduk dalam satu meja bundar besar membicarakan sesuatu yang serius. Orang-orang ini mengenakan jubah berwarna hitam diluar dengan warna merah di dalamnya. Dibelakang jubah mereka, terdapat simbol tanduk banteng berwarna emas. Mereka duduk sambil meminum makanan suguhan dari kepala klan, Shohan.

Beberapa menit kemudian, Shohan dan Istrinya, Giva masuk ke ruangan sambil membawa Mahkota kecil. Tepat di tengah meja tersebut terdapat bayi yang diharapkan mampu menjadi pengubah arah hidup dan mengangkat reputasi klan Shohan nantinya. Shohan dan Giva kemudian mendekat ke meja bundar tersebut. Langkah demi langkah Shohan lalui dengan jantung yang berdegup kencang sekaligus hati yang bahagia. Ribuan tahun ia menantikan hari yang berharga ini tiba. Sesampainya ia di pinggir meja bundar tersebut, Giva yang berada di samping Shohan kemudian mengangkat bayi itu. Shohan kemudian mengambil Pisau dari tulang kuda dan mencoba untuk menyayat sedikit dari jari anak itu. Tak sedikitpun goresan tercipta. Semua orang di dalam ruangan itu pun kaget bukan kepalang. Morpheus! Anak itu adalah Morpheus!! Kita harus membuangnya! Teriak orang-orang dalam ruangan tersebut. Perasaan bahagia Shohan dan Giva seketika hilang, berubah menjadi perasaan sedih yang tak terkalahkan.

Ribuan tahun mereka menunggu keturunan perempuan pertama mereka. Dan hari ini mereka mendapatkannya. Namun kebahagiaan itu sepertinya harus ditutup rapat-rapat oleh mereka. Bayi yang bahkan belum memiliki nama itu harus dibunuh ataupun dibuang. Morpheus merupakan sebutan bagi kaum setan yang memiliki rasa pemurah dan kebaikan hati yang kemudian dimasa depan dapat berubah menjadi manusia. Hal ini tentu akan menurunkan derajat dan harga diri klan mereka. Shohan diam sejenak memikirkan apa yang harus dilakukan. Dalam diam nya, Shohan kemudian melihat ke sekitarnya, orang-orang yang melihat bayi itu dengan mata penuh kebencian dan ketakutan. Shohan kembali melihat ke arah para tetua disana. Tetua hanya diam dan menggelengkan kepala sebagai isyarat untuk tidak mengikuti kemauan orang-orang namun mengembalikan keputusan di hati Shohan. Setelah diam beberapa saat, Shohan pun meletakkan bayi itu di meja dan meninggalkannya. Shohan berjalan mengambil kulit banteng tanduk emas dan pisau tulang kuda tadi sambil membawa darah kuda bersurai merah untuk persiapan upacara pemberian nama kepada bayi itu. Giva yang melihat Shohan kemudian memgang tangan shohan.

"Shohan, ribuan tahun kita nantikan momen ini, apa kau yakin akan menghindari takdir dari anak kita?" Tanya Giva dengan perasaan sedih.

"Itu hanyalah nubuat, kita belum tahu kebenarannya sampai anak ini menunjukkan kemampuan dan perilaku yang sesuai dengan nubuat bagi seorang Morpheus " ucap Shohan dengan nafas yang tak beraturan dan mata yang berkaca-kaca.

"Tuan Shohan, anak ini akan mengancam reputasi klan kita, " seru orang-orang

"Biarkan Shohan memilih jalannya. Dia adalah pemimpin kalian saat ini, dan kalian harus mengikutinya!" tegas tetua Baruch.

Setelah perdebatan panjang, Shohan kemudian melanjutkan upacara pemberian nama pada bayi mereka. Perlahan dia mengambil pisau tulang kuda itu dan dicelupkannya kedalam darah kuda bersurai merah yang sudah dibawanya. Shohan kemudian menuliskan nama bayi itu diatas kulit banteng tanduk emas. Setelah ditulis, Shohan kemudian membawa bayi itu keluar ruangan dan menggendongnya hingga sampai di kursi singgasana nya. Shohan kemudian mengangkat bayinya sambil berkata Ini lah anak perempuan pertama dari Klan ini. Edya namanya, seberat apapun kejadian yang akan menimpa kalian, berjanjilah untuk selalu melindungi nya kemanapun dan kapanpun dengan sepenuh jiwa dan raga kalian! Teriak Shohan memenuhi penjuru ruangan singgasana. Semua orang pun kemudian tunduk dan bersembah sujud kepada nya dan Edya kecil. Hari itu menjadi hari dimana klan Shohan semakin kuat dan mendominasi. Semakin solid dan bersatu dalam melindungi 'aib' klan mereka. Di lain tempat terdapat pula Morpheus lain yang lahir. Dia bukan dari keluarga kelas atas seperti Edya. Kelahiran nya disembunyikan oleh Hyman, ayah dari Morpheus lain tersebut. Hyman memberi nama anak itu Lael yang bermakna berani. Kelahiran Edya dan Lael merupakan kejadian luar biasa yang sangat langka.

Tahun demi tahun berlalu. Edya dan Lael tumbuh dan menjadi anak yang berbeda dari kebanyakan anak-anak di akademi. Disaat yang lain belajar tentang kebencian dan dendam, Edya dan Lael sibuk bermain ke permukaan sambil melihat hewan-hewan lucu. Mereka bermain bersama dan turun saat waku sudah malam di permukaan ketika orang-orang dewasa sudah mulai bekerja. Perilaku mereka ini mendapat perhatian dari sang guru. Guru yang sadar akan perbedaan mereka berdua pun pergi menemui Raja Shohan dan melapor kepadanya.

"Tuan Shohan, Edya sepertinya benar-benar seorang Morpheus, tidak ada sedikitpun kebencian di dalam hatinya. Dia sama sekali tidak cocok berada di dalam kaum kita."

"Lalu?"

Sang guru terdiam sejenak memikirkan kata-kata yang bijak agar keselamatan dirinya tidak terancam.

"Aku mengusulkan agar memberinya tugas khusus di permukaan untuk menjadi peramal palsu di sana."

"Maksudmu, kau ingin mengusir Edya? Tidak kah kau paham dunia permukaan sangatlah berbahaya bagi kaum kita!" jawab Shohan sambil meninggikan suaranya

"Bukan begitu Tuan. Dengan tugas berat, aku yakin akan mengurangkan kecurigaan klan lain terhadap Edya"

"Itu benar, tapi siapa yang akan mengawasi dan menjaga nya dari jauh?" Tanya tetua Baruch

"Mengenai itu, aku ada melihat satu orang lagi yang punya potensi menjadi seorang Morpheus" jawab sang guru

"Siapa itu?"

"Lael, anak dari Hyman. Dia berasal dari keluarga pelayan kasta rendah" jawab sang guru

"Panggil Hyman dan anaknya untuk menemuiku besok disini! Kabarkan kepadanya, ini perintah Raja!" tegas Shohan

Sang guru pun kemudian berbalik pergi dan bergegas menemui Hyman untuk mengabarkan perintah Raja Shohan.

Keesokan hari nya, Hyman dan anaknya, Lael pun datang ke istana. Mereka masuk ke istana untuk yang pertama-kalinya. Perjalanan mereka menuju singgasana melalui lorong-lorong gelap yang dihiasi api api kecil yang tak pernah padam sebagai sumber pencahayaan. Hyman dan Lael datang dengan menggunakan jubah hitam merah dengan tanduk banteng emas kebanggan klan Shohan. Mereka pun berjalan sampai ke singgasana dan bertemu Shohan, raja mereka. Saat mereka bertemu, Hyman kemudian berlutut kepada Rajanya. Lael muda yang masih polos hanya berdiri melongo melihat besar dan tingginya singgasana tersebut. Hyman yang sadar anaknya tidak berlutut kemudian menarik anaknya kebawah agar berlutut. Shohan hanya tersenyum dan langsung menyuruh mereka untuk duduk di kursi yang telah disediakan.

Saat mereka sudah duduk di satu meja yang sama, Shohan memerintahkan semua orang untuk keluar dan tidak boleh ada satupun orang selain Shohan, Giva, serta Hyman dan anaknya di ruangan itu.

"Hyman, aku ingin bertanya kepadamu, seberapa besar kesetiaanmu pada klan ini?"

"Aku merupakan seorang pelayan yang telah banyak mendapatkan bantuan darimu tuan, aku akan selalu setia pada klan kita ini" jawab Hyman dengan penuh tanggung-jawab.

"Aku berencana untuk menghindarkan Edya dari ancaman penduduk bawah permukaan. Seperti yang kau tahu, Edya adalah seorang Morpheus. Dan menjauhkan nya dari orang-orang jahat merupakan hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk melindunginya. Aku memerintahkan kau dan anakmu untuk pergi ke permukaan. Pastikan setiap langkah dan orang-orang yang berada di dekat Edya nanti, adalah jalan dan orang terbaik dan paling aman bagi keselamatan Edya! "

Mendengar perintah Rajanya, Hyman hanya bisa mengangguk dan memenuhi perintah sang Raja. Mereka juga diperintahkan untuk menjaga rahasia tugas ini dari siapapun termasuk Edya. Lael muda yang merasa ayahnya dan dirinya diusir dari kerajaan kemudian menyimpan rasa kecewa sekaligus sedih.

Lael muda dan Ayahnya pun pergi ke permukaan menelusuri setiap tempat di muka bumi, mempelajari kebiasaan manusia. Mereka menjalani seetiap kehidupan. Menjadi pengemis di pasar. Menjadi pedagang kaya. Menjadi panglima perang. Terkadang mereka juga menyelinap menjadi ular dan masuk ke istana istana untuk mencari informasi tentang manusia dan mempelajari buku-buku di perpustakaan. Mereka belajar dan mencari tahu semua informasi tentang dunia atas permukaan untuk mempersiapkan kedatangan Edya dan menjalankan perintah Raja Shohan.

Edya muda yang masih belajar di akademi menjalani hari-harinya. Ia merasa sepi dan kosong ketika dia pergi ke permukaan untuk bermain. Edya yang sadar bahwa Lael menghilang pun bergegas pergi ke singgasana untuk menemui sang ayah dan bertanya kepada Ayahnya untuk mencari keberadaan Lael.

"Ayah, salah satu teman ku di akademi menghilang. Sudah beberapa hari ini dia tidak masuk. Bisakah kau mencarikan ku keberadaan nya?" Tanya Edya.

"Dia sudah pergi bersama Ayahnya untuk menyelesaikan tugas di permukaan" jawab Shohan dengan tegas.

"Kapan tugas mereka selesai? Aku ingin bertemu dengan Lael, dia sahabatku. Hanya dia yang menegrti aku"

Shohan terdiam. Dirinya memutar otak mencari cara agar Edya tidak curiga akan kepergian temannya itu.

"Mereka akan kembali saat cahaya lenyap, payung telah pergi, dan manusia baru lahir ke Bumi"

"Apakah itu artinya, dia tidak akan kembali?"

Sekali lagi, Edya membuat ayahnya terdiam. Shohan tidak menemukan cara lain kali ini.

"Ayah harap, mereka kembali"

Edya yang tak paham maksud dari Ayahnya pun hanya senang karena pada kenyataannya, sang ayah tidak pernah berbohong dan tidak pernah ingkar janji terhadapnya. Edya melanjutkan hari-harinya seperti biasa. Tahun demi tahun berlalu. Kepergian Lael membawa kekosongan di ruang hati Edya. Kekosongan itu juga yang membuat Edya makin sering pergi ke permukaan.

....

....

....

"Lael, bagaimana kabarmu?" Tanya Hyman kepada kepada anaknya. Dia akhirnya bahagia mengetahui bahwa takdir mereka akan segera selesai dan kembali ke kerajaan.

"Baik, ada apa Ayah mengajak bertemu?" jawab Lael. Mereka bertemu sapa dan saling melepas rindu karena tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama.

"Berbahagia dan bersabarlah Lael. Kita akan kembali ke keraajaan secepatnya "

"Mengapa Ayah? Bagaimana bisa"

"Ayah menemukan orang yang akan melindungi Edya sepanjang hidupnya nanti"

"itu adalah kabar yang sangat baik Ayah. Aku sangat senang" jawab Lael dengan perasaan yang campur aduk.