webnovel

WARUNA

Ranggi tidak menyangka kalau kucing hitam kecil yang terluka dan ditolongnya adalah Badi, sosok siluman yang lahir dan bekerja karena keserakahan, dan demi keserakahan manusia. Badi itu disebut Waruna, dikenal sebagai Badi kejam yang bisa berubah menjadi kucing hitam besar menyeramkan, kucing hitam kecil, dan sosok cowok ganteng yang memiliki telinga dan ekor kucing yang imut. Dia bertugas untuk menghancurkan saingan bisnis dari para pengusaha ataupun pejabat serakah yang mengontraknya. Setelah ditolong Ranggi dan sembuh dari lukanya, Badi Waruna meminta bantuan pada Ranggi untuk mengantarnya pulang, karena dia adalah kucing hitam malang yang buta arah dan sering lupa jalan pulang. Awalnya Ranggi tidak mau, tapi setelah dibujuk, dia akhirnya luluh, dan kabur dari rumah untuk mengantar Waruna pulang. Dan perjalanan mengantar Waruna menjadi perjalanan yang luar biasa untuk Ranggi.

MiiAMii · Fantasi
Peringkat tidak cukup
9 Chs

6. Kucing Hitam Ingin Bicara dengan Ranggi

"Muka lo kenapa, Nggi?" Tegur Ashia, gadis gempal manis, teman sebangku Ranggi di sekolah. Dia heran melihat temannya yang tampak seperti mayat hidup bermata panda. Padahal hari masih pagi.

"Kurang tidur," jawab Ranggi lesu sambil menelungkupkan kepala di atas meja.

"Insomnia lo kambuh?" Tanya Ashia penasaran.

"Iya. Dan itu kayaknya gara-gara mimpi buruk semalam ...."

Ashia diam. Dia tampak tertarik mendengarkan lebih jauh.

"Gue mimpi, kucing yang gue tolong berubah jadi cowok ganteng bertelinga unyu."

Raut wajah Ashia berubah masam mendengar penuturan Ranggi.

"Kebanyakan ngayal gegara baca wattpad lo," sungutnya.

Gilliran Ranggi yang diam.

Apa benar semalam itu hanya mimpi? Waruna hanya teman khayalan yang termanifestasi dari rasa kesepiannya selama ini?

Ya. Mungkin sih.

Ranggi mendesah. Dia segera mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya, saat melihat guru yang mulai masuk kelas.

***

"Meoong."

Ranggi yang baru keluar dari toilet sekolah berhenti dan mengernyit, saat mendengar suara yang familiar dari belakangnya.

"Itu pasti bukan si hitam kan?" Keluhnya enggan berbalik.

"Kalau iya, aku udah keterlaluan ngayalnya. Masa iya si hitam bisa ikut ke sekolah," Ranggi tertawa sendiri, "mending aku nyusul Ashia ke kantin." Dia berjalan terus tanpa menoleh ke belakang. Meninggalkan sesosok mahluk kecil berbulu yang menatapnya bingung.

Dia kenapa?

***

Waruna menguap untuk kesekian kali. Mata gelapnya menatap bosan pada jendela kelas yang memperlihatkan para murid yang sedang belajar. Sekarang Waruna sedang berada di atas pohon kamboja di samping sekolah, menunggu Ranggi selesai dengan kegiatan belajarnya.

Waruna ingin bicara gadis itu. Mungkin meminta sedikit bantuan lagi untuk mengantarnya pulang. Badi ganteng yang katanya paling kuat dari klan Adikarta itu sedikit malu mengakui kalau dia tersesat. Setelah dikejar dan dihajar anak buah Andra Manik, saingan Praha, Waruna jadi tidak tahu jalan pulang--aslinya dia memang buta arah. Ingin minta dijemput oleh Praha, Tania atau Angkara? Tidak bisa. Dia lupa nomer ponsel mereka.

Waruna ingin minta tolong pada Ranggi karena gadis itu satu-satunya manusia yang tidak cuek dan bereaksi negatif padanya. Ya, tahu sendiri kan mitos yang berkembang diantara para manusia tentang kucing hitam? Kucing setan dan pembawa sial.