"Apa kau tidak sadar? aku sedang mendekati mu."
>>
>
Ursulla menegang. Menatap kaget tuan R atas apa yang pria itu katakan. Apalagi posisinya teramat dekat. Layaknya seorang pria yang hendak mencium kekasihnya. Ursulla mundur perlahan, namun punggungnya sudah membentur bagian belakang sofa. Dia tidak bisa mundur lagi, terlebih dia tidak bisa lari. Jangankan lari, bergerak pun rasanya tak bisa. Tuan R memerangkapnya dan iris gelap itu menatapnya tajam. Ahh, tidak. Lebih tepatnya menatap intens.
"Tu.... Tuan jangan bercanda."
"Aku tidak bercanda."
Ursulla menelan ludah. Dia gugup. Rasanya seperti ada hawa panas yang menerpa sekujur tubuh, membuatnya tak bisa bernafas. Ursulla menunduk dalam, wajahnya pun memerah di tatapan sedekat ini.
Melihat ekspresi Ursulla, tuan R menarik sudut bibir. Kemudian dengan lembut menggenggam tangan wanita itu yang sedang meremat roknya. Kebiasaan Ursulla jika sedang gugup. Tuan R sangat hafal itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com