webnovel

Bab 5

Maaf guys guwa udah hiatus lama banget huhu lagi sibuk banget sorry ya

To the poin aja Dhe

"Aku memang berkerja sama dengan Ny.Jung hiks hiks" tangisnya berat mengatakan itu.

"Berkerja sama dalam rangka apa?" Sojung telah sadar atas ucapannya ia terbelak telah mengatakan itu pada Woobin setelah mendengar pertanyaan Woobin.

*Ya ampun! Aku dalam keadaan gawat* cetusnya dalam hati.

"Katakan kalian bekerjasama dalam rangka apa!!!" Bentak Woobin menatap serius Sojung menunggu jawaban dan penjelasan Sojung.

sojung langsung melihat kearah bawah kakinya dan melihat Lututnya memiliki celah untuk menendang bagian Utama Woobin dan sekarang ia sedang terfokus pada wajah Sojung.

"Kim Sojung!!!" Bentak Woobin dan langsung sojung mendendangkan Lututnya mengenai titik utama Woobin. Woobin langsung menindihnya dan merintih kesakitan dibagian titik utamanya. Sojung langsung mendorong tubuh Woobin yang 2 kali lebih besar darinya kesamping dan ia langsung berlari keluar dari kamar itu.

"Gadis Jalang!!" Makinya berusaha bangun dan mengerjar Sojung tapi saat tepat di pintu keluar Sojung terhentikan dan membayangkan perintah dan perubahan Ny.Jung padanya ia bisa kabur dan lolos dari  Kim Woobin tapi ia tak akan lolos dari Ny.jung.

Woobin yang tepat di belakangnya 10 meter tertawa kecil menahan Ngilu teramat sangat di bagian titik utamanya. Berjalan menghampiri Sojung yang hanya terpaku diam memandangi daun pintu tak bisa melakukan apa-apa.

"Ada apa?! Mengapa kau tak lari?!" Seri Woobin semakin mendekat dengan langkah cepat. Sojung berbalik dan melutut lagi dan membuat Woobin kebingungan dan terhenti didepan Sojung.

Woobin menjongkok menyetarakan tinggi badannya sama seperti tinggi Sojung. Dan mengangkat dagu gadis itu untuk melihatnya dengan menggunakan jari telunjuk kanannya.

"Ceritakan padaku sekarang " pintah Woobin lembut berusaha membujuk Sojung untuk mengatakannya. "...apa susahnya mengatakannya! Aku kurang baik apa padamu!" Cercah Woobin dan langsung Sojung memeluk erat Woobin.

"Aku ingin memberitahukanmu, ini tidak susah tapi berat Kim Woobinssi. Aku tak memiliki kekuatan untuk mengatakannya " tangis Sojung pilu  membuat Woobin  terdiam. " Jika aku bisa mengatakannya padamu mungkin aku sudah berani lari meninggalkan Rumah ini, tapi kupikir lagi aku tak memiliki jalan, jalanku semua buntuh jadi aku berdiri di tengah-tengah jalan" sojung memberikan semuanya berat badannya pada Woobin. "Jika kau mau melakukan itu lakukanlah, aku ikut arus saja" kata Sojung menutup matanya tetesan airmatanya jatuh kelantai.

Woobin berdiri dengan posisi masih terpeluk oleh  Sojung ia mengendong tubuh Sojung kembali ke kamar dan mengunci kamar itu juga  setelah itu ia membaringkan Tubuh Sojung ke ranjang.

***

Woobin duduk di samping ranjang sebelah Sojung ia mengelus wajah Sojung lembut dan menyingkirkan rambut yang menghadang wajah ayu nan cantik Sojung. Sambil tersenyum tulus Woobin mengecupkan jidat Sojung dan membuat Sojung nyaman Oleh kecupan hangat Woobin. Sojung tersenyum getir pada Woobin.

Woobin mendaratkan Kecupan pada bibir Sojung lembut dan tersenyum kembali pada Sojung membuat Sojung merasa bersalah pada Woobin dan bibirnya bekas ciuman Woobin itu bergetar terisak menangis.

"Syuuuutt!" Cetus Woobin pada Sojung dan menghapus airmatanya airmatanya yang mengalir jatuh. Sojung langsung bangun dan memeluk Erat Woobin. "Mianhae Woobinssi" tangisnya. Woobin mengelus punggung Sojung dan sedikit mencium baku yang terbuka Sojung.

"Aah~" desah Woobin merasa nyilu.

Sojung segera melepaskan pelukan itu dan melihat keadaan Woobin. "Kau berani sekali menendang kuat bagian pentingku" picis Woobin merintih kesakitan.

"Sakit sekali ya" sambil melihat kearah daerah yang sakit Woobin.

"Yak!!!" Sentak Woobin mengalihkan perhatian Sojung. Dengan wajah terkejut yang polos sojung melihat kosong Woobin. "Mengapa kau melihat dibawah sana!" Geramnya memasang wajah Kesal. "Mian" sambil menunduk dan memanyunkan bibirnya.

"Sekarang kau menggunakan bahasa informal padaku, ya" goda Woobin pura-pura dingin.

"Choisohamnida" ucap Sojung memperbaiki kalimatnya.

"Sekarang tidurlah" pintah Woobin, langsung membuat Sojung pecah dalam tertawa mengingat bahwa mereka menjadi semakin dekat.

"Wae! Mengapa kau tertawa?!" Celetuk Woobin menanyakan apa yang lucu.

"Akhir-akhir ini kok kita jadi dekat tuan?"

"Entahlah,..jadi merasa tenang aku masih akan terus mendesak untuk membuatmu mengatakan yang sebenarnya!" Mendengar Woobin yang mulai lagi ia jadi merasa kembali pada posisinya dan menundukkan kepalanya lagi dan tiba-tiba Woobin langsung mencium bibir Sojung dan melumatnya dengan liar mencari tempat nyaman sementara Sojung hanya terdiam dengan permainan Woobin yang sudah sangat profesional melakukan itu. Woobin langsung menidurkan Tubuh Sojung dengan tidak melepaskan lumatannya dan ia menidih tubuh Sojung seperti posisi semula, Tangan Sojung langsung memegang  lengan tangan Woobin dan meramasnya dan membuat Woobin tersadar dan menghentikan tindakannya. Dan melihati dengan Intens Sojung yang dekat sekali dengannya sampai ia bisa merasakan nafas Gadis cantik itu. "Tidurlah denganku Kim Sojung" minta Woobin tepat di depan wajahnya.

Sojung mengangguk, Woobin langsung menjatuhkan dirinya di samping  Sojung dan memeluk erat sojung ia meletakkan wajahnya di dekat lehernya sojung sehingga derup nafas Woobin bisa dirasakan Sojung.

"Tuan muda kau sudah tidur?" Tanya sojung selang semenit Woobin berbaring begitu. "Belum" cetus Woobin semakin memperdalam posisinya.

"Apa tuan tak mau mengganti pakaian kantor, aku rasa tuan akan merasa tak nyaman" saran Sojung. Bergerak berbalik melihat Woobin yang tidur di sebelahnya kirinya.

"Aisstt!" Woobin terbangun dan duduk. "Ini jam berapa?" Tanyanya sambil mengusap wajahnya. "Baru jam Sembilan malam" kata Sojung mengambil ponselnya dan melihat jam yang tertera di layar depan ponselnya.

"Aku mandi kalau begitu" Woobin beranjak pergi mandi. "Jangan lupa membawa handukmu!" Seru Sojung mengambil Handuk di lemari dan memberikannya pada Woobin.

"Mau mandi bersama?" Pertanyaan itu membuat pikiran Sojung berlari negatif. "..aistt! Apa yang kau pikirkan kita hanya akan mandi dan tak akan melakukan apa-apa kau mau?" Sojung langsung menolak, Woobin langsung menariknya masuk kedalam kamar mandi dan menghidupkan Shower membasahi dirinya dan juga membasahi tubuh Sojung yang terlihat menyilangkan dua tangannya pada tangan buah bagian depannya. Sementara Woobin tak ambil pusing dan mengambil shampoo dan meletakkannya di atas kerambutnya dan mengucaknya agar membuat busana sementara Sojung membelakangi Woobin yang langsung membuka Kemeja juga celana hitam panjang kesembarang arah kini Sojung hanya mematung tak berahli membelakangi Woobin yang entahlah sudah melepaskan semua bajunya dan mandi tepat di belakangnya ia mengambil Shower dan menyiram Tubuhnya sedangkan Sojung menelan liur saat ia mendengar suara air menetes membasahi tubuh Woobin.

Woobin mengambil Handuk dan melingkarkan Handuk itu di pinggangnya dan handuk kecil ia gunakan untuk mengeringkan Rambutnya yang basah. Ia berbalik pada Sojung dan mengambil Shower membasahi Sojung dengan usil agar ia berbalik.

"Mandilah!" Katanya sambil memberikan Shower pada Sojung. "Kau harusnya menikmati malam ini bersamaku karena mungkin aku akan kembali pada jati diriku yang dulu" kata Woobin keluar dari tirai kaca itu.

Sementara Sojung membuka bajunya untuk melanjutkan mandi dan menyiramkan air pada tubunya. Sementara Woobin sedang mengganti pakaian tidurnya dan berbaring di ranjang dan membaca sebuah majalah.

Sementara Sojung sudah selesai mandi dan memakai handuk kimononya untuk mengambil pakaiannya pada kamar sebelah.

"Setelah kau ganti Pakaianmu apakah kau akan tidur di kamarmu? Tidurlah disini, tidurlah bersamaku!" Ujar Woobin, Sojung langsung mengangguk.

Beberapa saat kemudian Sojung telah memakai pakaian tidurnya dan memasuki kamar Woobin. Dia berjalan pelan mendekati ranjang dan langsung lirik Woobin. "Dasar Siput, cepatlah aku sudah ngantuk ini!" Geram Woobin membuat Sojung mempercepat langkahnya dan duduk di samping Woobin.

"Mengapa lama sekali?"

"Aku mengeringkan rambutku, maaf" kata Sojung dengan menuduk.

"Tidurlah!" Woobin langsung menjatuhkan Kepalanya pada bantal dan menutup matanya. Sementara Sojung dengan ragu-ragu sambil melihati terus Woobin dan pelan-pelan menutup matanya. Setelah selang semenit ia tersentak bangun karena ia terbayang saat jatuh di kolam renang dimana 5 ekor buaya menghampirinya.

Sojung menetralkan alur nafasnya "Tuan muda kau sudah tidur?" . "Belum.. mengapa kau tersentak ada apa?" Tanya Woobin melihat kearah Sojung yang berada di samping kanannya.

"Aku mengingat 5 buaya itu" jelas Sojung.

"Lupakan hal itu dan kembali tidur!" Woobin membalikkan badannya membelakangi Sojung.

"Tuan muda, kau tahu siapa yang mengangkatku dari kolam? Dia berani sekali apakah dia di ganti jadi makanan buaya itu?" Tanya Sojung penasaran. "...kurasa hanya ada kita berdua disana apakah tuan muda yang melompat dan mengangkatku dari kolam?".

*Tapi tidak mungkin, mungkin ada seseorang yang menyelamatkanku, Kim Woobin pasti mencari bala bantuan, tapi tidak mungkin aku pasti sudah tinggal darah disana kalau ia pergi sementara saat aku tercemplung dalam air kelima buaya itu dengan gesitnya berenang ke arahku, jadi tidak ada kesempatan untuknya mencari bala bantuan aku yakin dia yang melompat ke air dan menyelamatkanku. Apakah dia terluka?* *Tapi sepertinya tidak, apakah dia siumat buaya?*

Sojung langsung menutup matanya dan melupakan apa yang terbayang mengerikan dari benaknya.

///

Pagipun tiba, Sojung sudah bangun duluan dan menyiapkan sarapan pagi. Ia menata meja makan dengan rapi. Sementara itu Woobin dengan wajah bangun tidurnya berjalan menuju kulkas dan meminum air.

"Aku sudah menyiapkan sarapan pagi, sebelum tuan muda pergi makanlah terlebih dahulu" ujar Sojung mengambil air dan menuangkan pada gelas Woobin.

Woobin duduk di meja makan untuk pertama kalinya dan memandang Sup pagi buatan Sojung. "Dia kembali dingin lagi" ujar Sojung dalam hati "...apakah dia memiliki kepribadian ganda?"

Tanpa komen Woobin kembali ke kamarnya, ia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia memakai jas kantornya berjalan keluar.

"Jangan tunggu aku! Aku akan pulang agak telat jadi kau boleh tidur lebih dahulu, ingat jangan keluar kemana-mana tetaplah dirumah" pintah Woobin.

"T-tapi persediaan sudah mulai habis aku harus kepasar membelinya"

"Aku akan menyuruh seseorang membeli persediaan rumah, tetaplah dirumah dan tunggu aku!" Sojung langsung mengangguk dan memberihormat pada Woobin.

Sojung duduk sambil memantengin ponselnya ia berharap Ny.jung tidak menghubunginya dan mengajak ia keluar karena Woobin akan marah seperti saat itu. Ia terlalu banyak menjadi alasan untuk berbohong. Jadi ia berharap kali ini tak ada Pesan atau telpon dari Ny.jung agar ia tak harus keluar.

Sebuah telpon masuk dan itu dari Ny.jung, Sojung langsung menghela nafas memanjatkan Doa sebelum menerima telpon itu agar ia tak disuruh keluar dari Apartemen itu.

"Hallo?" Sapa Sojung sambil menggigit bibir bawahnya.

"Hallo, Sojing-ah bagaimana dengan obat yang kuberikan apa berjalan lancar?!" Seru Ny.jung langsung pada intinya. Oh ini tujuan Ny.jung menelpon membuta Sojung Syok saja.

"Owh ha ha itu, iya nyonya" tawa kaku Sojung karena ia hampir mati gegara obat sialan itu.

"Kau menaruk beberapa butir, apakah kalian melakukan hal itu berapa lama?"

* Karena ulahmu nyoyang Jung aku hampir dimakan buaya!*.

"Aku tak tahu karena aku tak melihat jam nyonya"

"Taruk lagi malam ini lakukan hingga kau positif!!" Perintah nyonya Jung dengan seenaknya menyuruh.

"Iya Nyonya Jung" kata Kaku Sojung meramas bantal sofa yang ia peluk.

"Aku akan menunggu beberapa Minggu dan kita cek up di rumah sakit bersama-sama" kata Ny.jung langsung mengakhiri sambungan.

"Dia kira aku mesin pencetak apa?!!" Cibir Sojung kesal.

Bersambung---

Jangan lupa vote ya guys 😁

Kalian pasti suka part ini jamin

Follow RAFXBACK ya ada loh akunnya di Wattpad

RAFXBACK kuy follow