webnovel

Bab 6

Malam pun tiba Sojung terlihat sedang menunggu Woobin pulang akan tetapi Woobin belum pulang juga ia memasuki kamarnya dan tidur sesuai perintah Woobin.

Sementara dilain tempat Woobin sedang berada di acara minum-minum bersama Staff karyawannya. Hari ini, adalah hari Ultah salah satu manager perusahan milik Woobin jadi Woobin sebagai atas yang paling tinggi, di harapkan datang menggantikan Appanya. Ia mengajak Woobin minum-minum dan Woobin di tantang untuk bermain sebuah permainan jika kalah ia harus meminum dan jika menang maka ia selamat dari alkohol.

Pertamanya hanya permainan biasa akan tetapi permainannya semakin membuat Woobin kebingungan karena ia jarang pergi minum-minum bersama orang-orang apalagi tentang permainan dalam sesi minum jika pergi minum bersama teman-teman kelompok. Ia terlalu menyendiri. Woobin kalah berkali-kali dan membuatnya minum dan minuman lagi sehingga kepalanya seakan berputar-putar.

"Direktur menyerah?" Tanya manager perusahan itu.

"Aku menyerah! Kalian lanjutkan lah, aku sampai tidak bisa melihat wajah kalian dengan jelas" ujar Woobin sudah puyeng karena mabuk berat tapi ia masih memiliki tenaga untuk berjalan akan tetapi untuk melihat dengan jelas dan semua keadaan sekarang bergoyang-goyang sehingga membuatnya tidak seimbang. Sekretarisnya langsung membawa Woobin keluar dari tempat itu dan mengantarkannya Pulang keapartemennya.

"Aku bisa naik keapartemennya sendiri kau pulanglah! Terima kasih telah mengantarkanku" Woobin berjalan sempoyongan menuju Lift dan menekan dengan benar tempat lantai yang ia tuju. Sesampainya di lantai Apartemennya ia berjalan menuju pintu apartemennya dan menekan password Rumahnya dengan benar dan mendorong pintu apartemen yang sudah terbuka, Woobin memasuki Apartemennya yang sudah gelap itu ia langsung melepaskan sepatu dan tasnya begitu saja. Ia juga melepaskan jas dan texedonya di lemparnya kesembarang arah, darinya ia goncangan hingga terlepas dan di buat juga kesembarang arah, ia merasakan begitu panas akibat minuman alkohol yang ia minum sangat banyak, ia juga tidak terlalu jago minum minuman beralkohol. Kancing kemejanya di buka hingga tiga kancing kebawah ia melepaskan kaos kakinya dan berjalan mencari-cari Sojung.

"Sojing-ah! Dimana kau!!" Teriaknya membuka pintu kamar Sojung.

Sojung yang terkejut atas teriakan Woobin seperti sedang mabuk ia secepatnya menuruni ranjangnya dan menghampiri Woobin yang berdiri tak seimbang di ambang pintu.

"Tuan muda, astaga kau mabuk?" Seri Sojung segera menahan Tubuh Woobin agar jangan tumbang jatuh kebawah. Sojung menuntunnya berjalan menuju kamarnya tapi Woobin menepisnya tapi Sojung memeganginya kuat. "Jangan banyak bergerak...Ow Oh my god tuan kau meminum berapa banyak?" Mencium aroma alkohol yang menyengat pada tubuh Woobin.

Woobin langsung menghentikan langkahnya dan meraih bahu Sojung. "Kim sojung kau sangat cantik!" Celetuknya dengan ekspresi mabuknya. Sojung langsung melepaskan kedua tangan yang memengangi Bahu Sojung dan tangan Sojung melingkarkan kuat di pinggang Woobin.

Sesampainya di kamar Woobin Sojun menidurkannya pada dirancang dengan hati-hati. "Aigoo..kau berat sekali tuan" ujar Sojung langsung di tarik mendekap pada Woobin.

"Aku..." Katanya "..aku sepertinya telah jatuh cinta padamu Kim Sojung, tapi.. kau selalu tak pernah jujur padaku aku tidak bisa menahan emosiku saat kau tak mau jujur padaku Sojung-ah!!!" Sojung mengeliat pekan untuk terlepas dari dekapan Sojung. Karena merasa Sojung mau melepaskan diri Woobin mengulingnya ke sebelah dan kini Sojung yang tertindih.

"Aku,.." " ...aku memang mencari tahu tentangmu mengapa kau menggantikan Sowon dan mereka memberikanku informasi bahwa Sowon Mandul apakah itu benar?!" Tanya Woobin mabuk berat. "Ne,." Jawab Sojung serak.

"Aku,...juga mendapatkan informasi bahwa kau berkerja bersama Ny.Jung untuk mengantikan Posisi Jung Sowon yang mandul itu, agar Sowon menutupi bahwa ia mandul matji?!" Sojung mengangguk dan meneteskan airmata. "Mengapa kau susah sekali menjawabnya aaah~!!".

"Jika kau memberitahukanmu tujuanku maka keluargaku akan diberantas Woobinssi maka dari itu aku diam, karena aku budak Ny.jung" ungkap sojung meneteskan airmata.

"Aku,,..." ".. aku masih punya satu pertanyaan lagi, ini yang terakhir"

"Hmm"

"Apa obat itu ada sangkut pautnya dengan Sowon? Apa nyonya Jung menyuruhmu untuk memiliki anak jadi kau menjual Anakmu?" Kata Woobin dengan pandangan nanar mabuk berat.

"Euhmm" angguk Sojung membuat nafas Woobin sesak. Dan langsung melumat bibir Sojung deng liar.

"Mmmpphh" desah Sojung mendorong tubuh Woobin menjauh. "Apa yang kau lakukan!!" Bentak Sojung menahan tubuh Woobin dengan dua tangannya.

"Bukankah ini yang kau inginkan?!!" Woobin menggenggam kuat tangan dan ditindih pada ranjang. Sojung berusaha merontah dan melepaskan tangannya tapi tenaganya tak sebanding dengan. Woobin berusaha mencium bibir Sojung namun sojung membuang wajahnya kesamping karena gagal Woobin mendesis dan lumat leher Sojung yang terpampang di depan pandangannya. Sojung kembali merontah.

"WOOBINSSI!!!!" jeritnya serasa hingga keluar Rumah.

///

Keesokkan harinya. Sojung sedang memasak sarapan pagi tapi dengan keadaan menangis dan ia menjongkok menutupi wajahnya.

Cahaya mentari menerpah celah-celah kaca Kamar Woobin dan menyilaukan ya sehingga ia merasa silau. Dengan kepala yang berat Woobin terbangun, tenyata pengaruh alkohol masih ada. "Aissstttt kepalaku" umpatnya sambil memegangi kepalanya yang terasa berat. Rasa mualpun menerpah ya ia hendak turun dari ranjang akan tetapi ia menyadari bahwa ia sedang naked di balik selimut matanya terbelak besar melihat keadaan tubuhnya ia sama sekitar tak ingat apa yang terjadi semalam. "Hueeewk" celetuknya merasa muali akhirnya ia memakai selimut tidurnya untuk meliliti tubuhnya. Ia segera keWC untuk memuntahkan yang mengganjal pada perutnya. Ia memuntahkan semua hingga membuatnya merasa mendingan dan rasa pusingnya mulai menghilang akan tetapi saat ia sedang mengosok gigi sebuah lintasan bayangan tadi malam memenuhi otaknya walau ingatan itu tak jelas, ia hanya bisa mendengar tangisan dan jeritan Sojung.

"So-sojung" ucapnya berlari kembali keranjang dan melihat ada bercak merah di sana. "Apa yang kulakukan" gumangnya Limbun dan mencari pakaian yang bisa ia kenakan untuk mencari Sojung. Saat tergesa-gesa keluar kamar ia menemukan Sojung sedang menatap Meja makan dengan tatapan kosong dan matanya terlihat bengkak. Woobin berlarian dan memeluk tubuh Sojung erat.

"Mianhae Kim Sojung" Ucapnya untuk pertama kalinya. Sojung langsung pecah dari tangisnya karena ia merasa ternodai.

"Aku akan bertanggung jawab, sungguh maafkan aku, aku tak sadar melakukannya maafkan aku Sojung". Sambil mencium ubun-ubun Sojung. "Aku janji tak akan meninggalkanmu, aku akan tanggung jawab atas yang kulakukan, jadi kumohon jangan mencoba menangis sendiri lagi".

Woobin hanya mengingat sebagian memorinya dan ia tidak ingat smaa sekali percakapannya tadi malam dengan Sojung.

"Tuan hmm,..." Sojung ragu-ragu bertanya apakah Woobin ingin dengan pernyataannya tadi malam.

"Euhmm?" Dengusnya masih memeluk erat Sojung. "Tadi malam,..hmm..kau ingat?" Woobin menutup matanya dan masih merasa bersalah atas yang terjadi tadi malam. "Aku hanya ingat 2% dari 10% yang tak bisa ku ingat argghhhhhttttt aku benar-benar tak tahu seluruhnya apa yang aku lakukan malam itu" desusnya melepaskan pelukannya dan melihat wajah Sojung dengan menyesal.

"Tuan tidak ingat semua?" Kata sambil menunduk untuk menghembuskan nafas bersyukur.

"Aku bisa gila mengingat-ingat kejadian yang tak bisa kuingat. Bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja?" Woobin memasang wajah khawatir, sekarang ia benar-benar merasa bersalah dan sudah melupakan untuk bertanya pada Sojung tentang tujuan dan kebenaran yang ia simpan. Ia sudah tidak peduli tentang itu, ia mengikuti apa yang di katakan Sojung biarkanlah ini berjalan seperti biasanya.

Sojung tak menjawab pertanyaan Woobin. Woobin langsung mengangkat dagu Sojung dan melihat wajah Gadis malang itu, terlihat gadis malang itu menangis tanpa suara mengingat kejadian tadi malam. "Sojing-ah, aku sadar aku berlaku kasar padamu tapi tak pernah sekalipun terpikir dari benakku untuk menyakitimu dengan cara seperti itu, aku benar-benar gila karena tak bisa mengingat seberapa keji aku tadi malam. Sungguh aku tidak punya niat, itupun waktu itu yang aku lakukan aku hanya mengancammu saja agar kau mengatakan tujuan dan kebenaran yang kau simpan saja..." jelas Woobin terdiam mengingat bahwa ia melupakan bertanya tujuan Sojung karena rasa penyesalannya. Sojung mulai merasa tegang saat tiba-tiba Woobin memandanginya dengan tatapan mengincar. "Tunggu! Bisakah kau menceritakan secara detail kejadian tadi malam, aku rasa ada yang kuingat tapi tak sampai mungkin kau bisa menceritakan secara detail dari awal sampai aku melakukan hal itu tadi malam".

Sojung menggelengkan kepala menolak untuk menceritakannya. "Itu terlalu berat untukku, maaf tuan" Sojung hendak beranjak meninggalkan Woobin tapi Woobin mencegatnya. "Aku rasa aku harus tahu tentang apa yang terjadi sebelum kejadian itu, aku ingin memperjelas lagi ceritakan!!" Pintah Woobin dengan paksa.

"Maaf aku tidak bisa" tepis Sojung berlari kecil menuju kamarnya.

Sojung selalu membuat emosi Woobin bangkit karena ia selalu menghindar tak mau menceritakan yang Woobin tanyakan. Woobin juga tipikal orang yang mudah emosi jika seseorang tidak mengikuti kemauannya.

Woobin mengedor-ngedor pintu kamar Sojung. "Buka pintunya!! Aku tahu hal yang aku lakukan salah!! Tapi aku harus mendengar bagaimana aku melakukannya!! Kim Sojung buka pintunya!!!" Teriak Woobin dibalik pintu kamar.

"Sojungg!!!!" "...KIM SO JUNG!!!"

Sementara Sojung menangis ketakutan di dalam, suara Woobin mengingatkannya pada kejadian tadi malam bagaimana Woobin merenggut kepera**nanya dengan kasar.

Karena Sojung tidak kunjung membuka pintu Woobin mencari kunci serep, kunci lainnya kamar itu. Ia pun membuka pintu kamar Sojung dan melihat Sojung di bawah samping tempat tidurnya terduduk sambil memeluk kedua kakinya sambil menangis. Woobin melangkah mendekati Sojung dan menjongkokkan tubuhnya setinggi Sojung.

"Sojung-ah" panggil Woobin Lembut dan memegang bahu Sojung. Sadar bahwa Woobin didepannya Sojung menepisnya dan mengesotkan tubuhnya menjauh dari Woobin.

"Jangan sentuh aku!" Erang Sojung menjauhkan dirinya dari Woobin mengingat betapa liarnya ia tadi malam. .Woobin melihat leher Sojung yang merah Memar matanya membesar dan ingatan tandi malam berputar-putar di kepalanya.

"Ah!" Desahnya memegang kepalanya yang sedikit pusing. Ia langsung menatap intens Sojung yang ketakutan. Ia langsung menyerbu Sojung dan menaikkannya keatas ranjang menindihnya, sedikit ingatan melintas lagi dalam memorinya dan langsung membuka kancing kemeja tidur Sojung dan dibukanya dengan paksa Sojung, merontah melepaskan diri. Saat semua kancing terbuka Woobin menyigap menepis kemeja sojung kearah kanan dan kiri, menonjol gundukan buah dada Sojung yang terpampang dihalangi Bra berwarna putih Sojung langsung menyilangkan dadanya yang terekspos terbuka. "Apa yang mau kau lakukan lagi?!" Cercahnya sambil menangis. Woobin tak melihat buah dada Sojung ia hanya mencari-cari berapa banyak bekas yang ia tinggalkan. Pada dada Sojung ada 3 bekas memar dan 1 bekas gigitan pada dada putih mulus Sojung dan 2 memar di bagian perut juga satu bekas gigitan. Woobin memalingkan dagu Sojung dan melihat memar merah yang berwarna merah keunguan. Woobin kesal dengan apa yang ia lakukan ia membanting pukulan pada ranjang Sojung dan sojung hanya terkesiap tegang karena Tangan pukulan kuat itu jika mengenai wajahnya mungkin akan hancur tapi Woobin sengaja memukul disamping Sojung yang di tindihnya. Sojung juga merasakan nafas yang dihembuskan sesak oleh Woobin pada Tubuhnya yang terekspos terbuka.

"Tunggu dulu!! Apakah sebelum kejadian itu kita memulai percakapan yang membangkitkan emosiku?!" Kata Woobin akhirnya melihat Intens Sojung.

Sojung terlihat membeku karena pertanyaan Woobin. "Apakah dia mengingatnya? Aku bisa mati jika ia meningatnya" ujarnya dalam hati. Sojung langsung mendorong tubuh Woobin di samping dan membuatnya jatuh tertidur di samping Sojung.

"Aah!!" Desah serak Woobin saat ia disamping Sojung. Alunan nafas Woobin naik turun, sementara sojung bangun dan duduk mengancing kembali kemeja putih yang ia gunakan.

Setelah ia memasang kancing kemejanya ia menurunkan kakinya menginjak lantai. "Kau mau kemana?!" Tanya Woobin memegang pergelangan tangan Sojung. "Aku mau pergi membereskan kamarmu" jelas Sojung, Woobinpun melepaskan genggamannya dan membiarkan Sojung pergi.

Sojung membereskan tempat tidur Woobin dengan berjuta ingatan tadi malam, Woobin memasuki kamar dan membantu Sojung mengganti Springbad Ranjang Woobin.

"Karena itu sudah terlanjur terjadi, lupakanlah! Aku juga suamimu jadi tidak usah kau ambil pikir aku akan bertanggung jawab bila ada apa-apa yang terjadi padamu" ujar Woobin sambil membantu Sojung.

"Kau suami Jung Sowon, tidak denganku" kata Sojung menepis kata-kata Woobin.

"Aku bukan Suaminya! Aku tidak pernah menikah dengannya, yang kutahu itu kau dan Aku, jadi kau Istriku". Imbuh Woobin teguh dengan apa yang ia katakan.

"Aku bukan istrimu!" Kata Sojung tidak setuju sambil memandang Woobin terluka. Ia hanya budak yang dipekerjakan untuk melahirkan anak Sowon dan Woobin.

"Lalu apa!!" Celetuk Woobin kesal.

"Budakmu" kata Sojung akhirnya.

"Aissht!!! Budak yang kunikahi bukannya kau sudah menjadi istriku semenjak kita menikah!" Tegas Woobin. "Tunggu! Aku punya pertanyaan yang membuatku binggung, mengapa kau menjadi Sowon dan menikah dengan ku?".

Sojung terlihat berpikir mencari alasan. "Itu,..itu karena..." Ujarnya sedang berpikir. "Bukannya sudah ku katakan! Aku hanya pengganti Nona Sowon yang sedang sakit nanti jika ia sembuh dia akan mengambil tempatnya kembali" jelas Sojung gagu.

"Maksudmu dia sakit itu mandul seperti informasi yang kudapat!" "Mengapa kalian lakukan ini padaku! Apakah kalian menganggap pernikahan adalah permainan! Pokoknya aku tidak mau tahu aku merasa tidak pernah menikah dengan Jung Sowon yang ku tahu aku telah menikah denganmu dan kau istriku titik, saat ia kembali dalam keadaan sembuh aku tak akan membiarkannya mengambil tempatmu!".

"Aku membutuhkan uang jadi aku melakukan ini! Aku ini gadis tidak baik untukmu tuan, nona Jung sowon sangat lemah lembut dan anggun dia cocok untukmu dia juga nona Kolongmerat dan aku adalah orang suruhan Ny.jung karena dia meminta bantuan ku"

"Hentikan! Sebelum aku marah! Aku akan menjelaskan pada Ny.jung bahwa aku akan menanggung jawab atas apa yang kulakukan padamu dengan tidak meninggalkanmu" Woobin hendak pergi tapi Sojung langsung menghadangnya dan mencegatnya pergi.

"Jangan! Aku menyamar menjadi Jung Sowon, itu di perintahkan Ny.Jung padaku dia sama sekali belum tahu bahwa aku telah ketahuan, dia akan sangat marah padaku" mohon Sojung sambil memegang tangan Woobin.

"Kalian melakukan perjanjian?! Tunjukkan aku perjanjian itu!"

"Kita tidak melakukan perjanjian secara tertulis, aku sedang kepepet membutuhkan uang jadi aku menerimanya begitu saja. Ia katakan padaku hanya sampai putrinya sembuh" elak Sojung.

"Kau benar-benar gadis murahan! Untuk apa kau membutuhkan uang itu! Hanya dengan menjual tubuhmu mengantikan Jung sowon! Jika kau mendapatkan pria yang gila se*s bagaimana! Dan kau akan mengandung anak dari Pria itu bagaimana!" Sojung langsung meneguk beku apa yang di katakan oleh Woobin. Mengingat bahwa ia memang di perintahkan untuk mengandung anak dari pria itu.

" Aku menggunakan uangnya untuk biaya operasi Eommaku"jelas Sojung berbohong yang benar adalah ia di jual oleh Appanya pada Ny.jung agar Apanya mendapat uang. Dan ia sebagai budak Ny.Jung di ancam menuruti perkataan Ny.Jung untuk menghasilkan anak karena putrinya Jung sowon mandul, Sojung juga ancam oleh Ny.jung bila ia tidak menuruti perkataannya maka Ny.jung sebagai tuannya akan memberantas keluarganya.

"Pokoknya aku akan pergi membicarakan ini dengan Ny.Jung! Jika kau bilang tak ada perjanjian yang tertulis, aku bisa membayar uang yang dia berikan padamu"

"Jangan!" Cetus Sojung ketakutan

"Wae!!" Seru Woobin kesal "tinggal mengembalikan uangnya selesaikan!" Semua tak mudah dengan apa yang dikatakan Woobin karena itu memang saja bisa di perbaiki seperti apa yang ia katakan tapi masalahnya hal yang di hadapi Sojung tidak semudah itu karena ia berstatus Budak Ny.Jung dan tengah di ancam.

"Tidak perlu Tuan lakukan itu aku tidak apa-apa, terima kasih tuan telah mau bertanggung jawab tapi aku sedikit merasa tak nyaman jika tuan mengatakannya pada Ny.jung karena dia membantuku, aku tak akan tenang jika menusuknya dari belakang. Aku akan baik-baik saja dengan kejadian tadi malam" ujar Sojung menunduk.

"Bagaimana jika kau hamil?!" Sontak Woobin.

"Itu tak akan terjadi, aku akan memastikan itu" sojung menengadakan kepalanya melihat kearah Woobin untuk meyakinkan dia.

"Jika kau hamil katakan padaku, aku akan menceraikan Jung Sowon secara Hukum karena hukum tahu bahwa aku menikahinya tapi bagiku aku menikahimu bukan dia. Jika kau hamil aku akan menikahimu Kim Sojung" Sojung mengangguk dan meneteskan airmata.

Dua sisi yang berbeda, Sojung harus menyembunyikan kehamilannya nanti pada Woobin dan ia harus memberitahu kehamilannya segera pada Ny.jung dengan perjanjian yang ditetapkan jika ia tak mau Keluarganya dead. Pada sisi yang berbeda Jika Woobin tahu ia hamil maka Woobin akan menceraikan Jung sowon dan membuat Ny.Jung marah dan ia Kan tahu dampak membuat Tuan buasnya marah.

"Euhmm pasti" angguk Sojung.

"Kapan Jung Sowon mendapat kabar?" Tanya Woobin

"Aku tak tahu, Ny.Jung akan memberitahukannya padaku"

"Sampai saat itu tiba, sampai Jung Sowon kembali maka pada saat itu aku akan mengajukan surat cerai padanya dan menikahimu" kata Woobin mencium lembut bibir Sojung.

T

B

C

Wkwkwk 🤣 suka ngga kalau suka boleh dong Bintangnya di pencet

Jangan lupa follow RAFXBACK Akun Wattpad ya