Pria itu tidak melihat ke arah Tang An, namun melihat ke arah tangan Tang An yang menyodorkan sesuatu ke arahnya. "Tang An, sejak kapan kamu memberikanku barang-barang yang tidak penting seperti ini?" tanyanya sambil tersenyum dingin hingga membuat Tang An menundukkan kepala.
Pria itu mengalihkan pandangannya, tidak mau menatapnya, dan melambaikan tangannya, "Pergilah."
Tang An hanya menundukkan kepalanya, namun ia tidak pergi dari tempat itu, "Tuan, kali ini Tuan Yi begitu ramah. Pasti ada sesuatu di balik keramahannya. Kalau tidak, mana mungkin dia menyerahkan putrinya sendiri untuk Anda..." kata Tang An, lalu menundukkan kepalanya lagi.
Mendengar kata-kata itu, pria itu mengangkat kepalanya. Menyerahkan putrinya untukku? Oh, jadi wanita yang di kamar hotel itu adalah putri Yi Wantian? Hm… Menarik juga, pikirnya. Pria itu langsung teringat oleh aroma tubuh wanita itu yang begitu harum dan seolah-olah memiliki kekuatan magis yang membangunkan suatu gejolak dalam tubuhnya. Besok jam delapan malam? batinnya.
"Tang An..."
"Iya, Tuan."
"Aku berjanji besok akan datang ke acara jamuan itu tepat waktu."
"Baik, Tuan."
———
Yi Wantian begitu senang setelah mendapat tanggapan tersebut dan mulai mempersiapkan segalanya dengan baik.
Pada pukul delapan malam, Yi Qianya telah mengenakan gaun putih. Namun, ia tidak tahu mengapa saat itu orang tuanya menyeretnya untuk ikut pergi makan malam bersama di restoran.
"Qianya, anting-antingmu bengkok. Mama akan membantu membenarkannya agar terlihat lebih cantik."
"Ma, bisakah tidak menyeretku lagi? Aku sangat lelah," protes Yi Qianya dengan tidak berdaya.
Mendengar putrinya berkata seperti itu, Yi Wantian berkata, "Baiklah. Setelah makan nanti, kamu bisa beristirahat. Aku akan mentransfer uang untukmu sehingga kamu bisa bersenang-senang dan bersantai."
Yi Qianya tidak merasa senang saat mendengar ayahnya berkata seperti itu. Makan malam, makan malam, dan makan malam. Yi Qianya benar-benar tidak tahu orang dengan pangkat tinggi seperti apa yang hari ini akan datang. Baginya, hal-hal seprti ini sangat menyebalkan.
Ketika mereka tiba di dalam ruangan, Yi Qianya melihat ayahnya tiba-tiba berubah menjadi berwibawa dan berjalan dengan penuh hormat. Pemandangan ini membuat Yi Qianya tertegun sejenak dan tidak bisa menahan tawa. Ia berpikir bahwa ayahnya juga merupakan seorang pengusaha besar. Bagaimana mungkin kali ini ayahnya bersikap seperti menjadi tikus yang takut kucing?
Ketika Yi Qianya menegakkan tubuh dan menolehkan kepalanya dengan rasa ingin tahu, ia melihat sesosok pria yang tampan dan tinggi. Pria ini benar-benar sangat tampan. Namun, wajahnya begitu dingin hingga membuat orang lain tidak berani menatapnya. Ada empat pengawal yang berdiri di belakang pria tersebut, sementara para pengawal yang lain berjaga di luar pintu dan tidak ikut masuk. Yi Qianya langsung mengingat perkataan ayahnya bahwa pria itu bukanlah orang biasa.
"Tuan Mu, silahkan duduk," kata Yi Wantian mempersilahkan pria itu duduk.
Pria itu melangkahkan kakinya dengan elegan, lalu menatap orang-orang yang hadir dengan tatapan dingin dan ekspresi tak acuh. Setelah Yi Wantian duduk, ia langsung menjelaskan keuntungan berbisnis bersama keluarga Yi dan membicarakan tentang investasi ke depannya dengan harapan pria tersebut dapat membantu.
"Tuan, selama modal ditanam di awal, dijamin kinerja akan meningkat berlipat ganda dalam waktu singkat. Ketika saatnya tiba, kita akan menjadikan industri ini menjadi industri terbaik di kota S," terang Yi Wantian. Ia tersenyum, lalu menuangkan anggur untuk pria itu, tapi pria itu tidak balik menatapnya.
Pria itu hanya melontarkan kalimat dingin, "Mana orang yang aku mau?"