webnovel

UnHuman

Sinopsis : Ini adalah masa dari awal kekacauan yang sesungguhnya. Waktu di mana semuanya perlahan-lahan hancur, dan memasuki masa paling kelam dalam sejarah umat manusia. Dunia di mana adanya entitas makhluk selain manusia berkumpul. Pada awalnya manusia tidak menyadari keberadaan mereka, namun kini mereka sudah menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri. Ini adalah dunia di mana keberadaan para makhluk mengerikan hidup secara terpisah dari mereka. Entitas yang memiliki kekuatan mengendalikan kekuasaan atas dimensinya. Mereka sang penguasa yang mengatur pantas atau tidaknya suatu esensi harus bertahan, atau dimusnahkan. Kisah kemudian bermulai ketika seorang pemuda terbangun tanpa bisa mengingat identitas dirinya sendiri. Kenyataan pahit harus diterima pemuda itu ketika mengetahui dunia kini sedang mengalami kehancuran massal akibat dari peperangan antar ras yang berlangsung lama. Umat manusia kini harus berjuang mempertahankan diri mereka terhadap ras baru yang disebut, Unhuman. Suatu entitas hasil dari ciptaan seorang penguasa. Masa depan yang kelam tengah menanti seluruh ras. Manusia maupun bukan manusia tidak lagi memiliki kepercayaan antar sesama. Konflik, perebutan kekuasan, dan genosida diberlakukan. Bagaimanakah nasib dunia ini selanjutnya? Genre : Fantasy, Action, Horror, Supernatural, Superpower, Shounen. Note : Cerita banyak mengandung kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. -- Harap bijak dalam membaca cerita saya. Jikalau ada kesalahan kata dan suatu kalimat yang menyinggung suatu pihak, ini murni ketidaksengajaan --

AnggaraSensei · Fantasi
Peringkat tidak cukup
180 Chs

Kesendirian

Mengapa aku malah memikirkannya sejauh itu?

Sejak dari awal, apakah aku memang sudah seperti ini?

Padahal aku sama sekali tidak memedulikannya.

Tetapi— tanpa kusadari emosiku malah menunjukkan kebalikannya.

Air keringat ini membanjiri kelopak mataku. Dan mulai bergelinang membasahi sisi wajahku. Perlahan-lahan setiap tetes airnya jatuh dan membasahi meja di hadapanku.

'Ini ... air mataku?'

Meski mencoba menyangkalnya, aku tidak bisa membohongi diriku lagi. Tetesan air mata ini jauh lebih jujur dari isi pikiranku sekarang.

Selama ini, aku merasa telah melewati banyak sekali penderitaan. Aku merasakan suatu lubang kosong yang terbuka dalam hatiku.

Semua perasaan bercampur aduk itu kini bergejolak dalam lubang yang menganga di hatiku.

Aku bahkan tidak bisa memahami emosiku yang sekarang.

Apakah sebelumnya juga seperti ini?

Walaupun pertanyaan itu berulang kali muncul, tidak sekalipun kutemukan jawabannya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com