webnovel

UNERANGEL [Indonesian]

Sebuah kontes perang di Erangel berjumlah 100 orang turun untuk bertahan. Max merupakan pemain bertahan di wilayah Erangel berturut-turut. Namun, terjadi keanehan yang dimana pasukan Abyssal yang dipimpin oleh ratu cantik Selena masuk ke dalam game PUBG. Dia menginginkan Erangel yang dianggap ada tempat suci di Sosnovka Military Base yang diduga ada makan sebuah ratu pertama Abyssal, Alice. Setelah itu, pasukan Twillight bersama Raja Estes dan Ksatria Putri Lunox mengikutinya melalui dimensi masa depan. Apakah Max bertahan hidup ketika kedua kubu masuk ke wilayah Erangel? Rizwan Ripandi

HaswellVR · Derivasi dari game
Peringkat tidak cukup
7 Chs

Chap. 5, Say the Love

Mereka saling bertatap kepada Dyrroth.

"Aku tahu apa yang kalian maksud. Kalian ingin mencari yang namanya portal?"

"Dimana portal itu, Dyrroth?" Tanya Lunox dengan dingin.

"Heh? Kalian ingin mencarinya? Tapi, kalian harus mencariku dulu." Dia tertawa-tawa jahat.

"Apa maksudmu?"

"Oh, jangan lupa. Di sekelilingmu ada musuh-musuh yang menunggumu. Sampai jumpa!" Dyrroth kemudian menghilang.

"Apa?"

"Kemana dia pergi?" Tanya Max.

"Entahlah, mengapa aku semakin merinding?" Para Abyss kembali lagi dan mencegat mereka berdua.

"Oh, tidak! Mereka lagi." Kali ini mereka muncul lebih banyak dari sebelumnya yang membuat berdua kaget.

"Max, aku rasa mereka lebih banyak?" Lunox memersiapkan sihir untuk mempertahankan.

"Ini adalah pengalaman terburuk yang pernah ada." Max mengisi ulang amunisi M416.

Para Abyss langsung menyerang tanpa aba-aba. Tapi…

"Lunox, ikuti aku!" Max mennyalakan bom asap dan langsung mengambil tubuh Lunox. Bom asap aktif dan mencari celah untuk keluar. Max tak peduli tangan jelek para Abyss memegangnya sambal melindungi Lunox dari kawanan tersebut.

Akhirnya mereka lolos dari kawanan itu. Tidak lupa Max melempar tiga granat kepada kawanan itu dan menjadi terlempar.

*DOOR! *DOOR! *DOOR!

"Apa kau tidak apa-apa?"

"Iya, aku tidak apa-apa."

"Oke, ayo kita cari Dyrroth!"

Sisa dari para Abyss mencoba mengejar mereka, Lunox dan Max menyerang dengan kemampuannya sendiri.

"Mereka ada dimana-mana, Max. Lakukan sesuatu!" Kata Lunox yang tampak kewalahan dalam melawan para Abyss.

"Kemari, aku akan melindungimu!" Max terus melawannya dengan M416. Dia baru ingat, amunisinya tinggal 2 kantong.

"Lunox, sepertinya aku akan kehabisan amunisi. Kau bergerak ke belakang, aku akan melindungimu."

Max dan Lunox mencari keberadaan Dyrroth. Kurang dari satu menit mereka menemukan dia yang sedang membuka portal dimensi di salah satu bangunan di tengah perumahan, tepatnya di bangunan berbentuk pos.

"Dengarkan aku, aku akan melempar Flashbang. Setelah itu, kita tangkap langsung sama-sama."

Portal itu mulai terlihat, Max langsung melemparkannya. Kemudian Dyrroth mengetahuinya jika ada yang melempar.

"Siapa itu?" Teriak Dyrroth.

Saat diambil, Flashbang itu meledak. Menjadi tidak bisa melihat.

"Arrgghhh! Kenapa ini?" Pandangan Dyrroth menjadi silau.

"Sekarang!" Lunox langsung mengeluarkan sinar berwarna ungu dan Dyrroth terpental dan terbentur dinding.

Lunox knocked out Dyrroth by Magic.

"Kerja bagus, tuan putri."

Tiba-tiba…. Portal terbuka lebar.

"Oh tidak! Portalnya terbuka!" Max kaget melihat portalnya. Tidak tahu apa yang harus dilakukan. Munculah beberapa pasukan Abyss dari dimensi lain. Max menembak menggunakan G18.

"Lunox, lakukan sesuatu!"

"Minggirlah!" Lunox mencoba membuat sebuah bola, entah apa bola itu yang penting bisa menghentikan portal itu. Lunox menggabungkan sinar ungu dengan sinar berwarna emas.

"Mundur, Max! ini sangat berbahaya!" Max segera mundur dari portal dan bersembunyi di balik pagar bata.

Bola itu akhirnya jadi dan menghempaskan ke portal itu. Energi yang dihasilkan menjadi besar dan langsung menjauh dari situ. Portal itu menjadi tidak kuat dengan energi yang dihasilkan menjadi hilang dan mengeluarkan sinar yang kuat.

Lunox menjadi lemas dan lemah.

"Kau tidak apa-apa? Sepertinya kau lemah.."

"Max, aku… ahh.."

"Baiklah, aku bantu." Max membantu Lunox untuk berjalan.

"Aku tidak menyangka dengan penggabungan sinar itu."

"*uhuk… *uhuk… Max, itu adalah sinar bola yang kuat. Belum yang paling kuat." Ujar Lunox.

"Maksudnya?"

"Sinar bola itu dapat menghancurkan objek yang diduga sangat kuat dan sinar bola itu dapat menguras energiku dan seperti ini."

"Oke. Sebelumnya minum dulu ini." Max memberikan sekaleng minuman energi.

"Apa ini?"

"Ini dapat mengembalikan energimu yang hilang. Cobalah." Lunox membukanya dan meminumnya.

"Tuan putri dan Max? Syukurlah kalian disini." Leomord dan pengawal-pengawal datang kepada mereka.

"Apa ada yang ingin disampaikan, Ksatria Leo?" Tanya Lunox.

"Kami ingin melaporkan untuk bagian barat telah aman. Tinggal untuk memulihkan keadaan saja." Lapor Leomord.

"Baiklah. Bagaimana dengan para pasukanmu?"

"Hanya beberapa yang mengalami luka-luka. Tidak ada yang tewas dalam aksi."

"Bagus. Terus awasi wilayahnya sampai benar-benar aman. Jika aman, kalian bergerak ke Mylta malam ini dan buat laporan kepadaku!" Perintahnya.

"Baik, tuan putri. Terima kasih. Kami pergi dulu."

"Sebentar… tolong amankan satu ini." Leomord turun dari kudanya dan melihat Dyrroth yang tidak sadar.

"Siapa dia?"

"Itu adalah makhluk bajingan yang diculik oleh Ratu Alice sebelumnya dan aku rasa kita harus memulihkan dia dan mengamankannya." Max mengangkat tubuh Dyrroth dan diserahkan kepada mereka.

"Oh, aku tahu dia. Baik, kami akan membawanya ke basis kita." Leomord kembali menunggangi Barbiel.

"Pengawal, pegang dia dan jangan sampai jatuh."

"Baik!"

"Kami pergi dulu, sampai jumpa di Mylta." Leomord dan pengawal-pengawalnya pergi.

"Lune, sudah merasa baik?"

"Iya. Aku sudah baik."

"Syukurlah, mau bergerak lagi?" Tanya Max yang sedang mengambil beberapa peluru dan granat.

"Tidak, aku rasa kita akan beristirahat di tempat lain."

"Baiklah, ayo. Kita bergerak lagi." Max dan Lunox bergerak kembali ke arah tenggara sambal bergandengan.

Akhirnya mereka beristirahat di sebuah rumah kecil. Malam itu, Max menyalakan api unggun sendari memasak ayam panggang untuk menyantap makan malam. Dari mana Max mendapatkan ayam? Hanya dia yang tahu bagaimana cara mendapatkannya. Saat membuka helm nya, wajah Max masih terlihat tampan.

Setelah ayamnya selesai dipanggang, Max menyiapkan alat makannya. Dia melihat Lunox yang duduk memeluk lututnya dengan melihat pemandangan malam. Dia pun menghampirinya langsung

"Tuan putri, makan malam sudah siap, eh?" Max melihat kalau Lunox sedang menangis. "Mengapa kau menangis?"

"Huh? Hm… aku tidak menangis kok. Hehehe…." Lunox berdusta. Dengan cepat menghapus air mata.

"Yakin, aku lihat air matamu mengalir?"

"Tidak, Max! Mataku hanya berkeringat saja."

"Baiklah kalau menurutku. Daripada berdebat, makan malam sudah siap."

Akhirnya mereka menyelesaikan makan malamnya. Sekarang apa? Mereka duduk di depan pintu pondok.

"Max… bagaimana dengan malam ini?" Tanya Lunox.

"Malam ini cukup dingin menurutku. Harusnya aku memakai jaket. Aku kira pertarungan hanya sampai jam 10, tetapi ditambah dengan kejadian yang tidak masuk akal. Dan sekarang, aku kedinginan."

"Aku pun merasakannya juga, Max. Namun, aku suka malam hari mengapa? Dimana bintang-bintang bersinar, sejuk, bisa melihat pemandangan yang indah dan curhat dibawah pohon. Hanya itu saja yang aku rasakan, Max. Walaupun sendirian, hatiku menjadi tenang." Kata Lunox yang tersenyum.

"Kalau aku hanya mencicipi kopi di luar bersama teman-teman ditambahnya hangat, berasa luar biasa."

"Kira-kira, apakah kamu punya hiburan di malam hari? Rasanya sangat sepi jika tidak nikmat malamnya."

"Hiburan? Kadang aku suka bernyanyi dan berkumpul Bersama teman."

"Max, mau aku tunjukkan sesuatu kepadamu?"

"Apa itu?"

"Lihatlah, Max. Kau pasti suka dengan penampilan ini." Lunox melakukan mantra yang dimana dia berubah wujud. Sinar dari tubuhnya muncul dan menjadi…

"Apa?" Max terkejut dengan penampilan Lunox, seperti dewi cahaya yang sesungguhnya dengan mata bersinar.

"Apakah kau suka dengan ini?" Wajah Max menjadi merah dan memalingkan wajahnya.

"Hmm… hanya saja… kau cantik, Lune. Ya ampun?" Lunox mengenggam tangan Max dan berkata,

"Max, suatu saat akan ada orang yang setia kepadamu. Dan dia cantik dan baik kepadamu. Setiap ciuman akan terasa di bibirmu. Bayangkan dia benar-benar ada malam ini." Lunox tersenyum.

"Jadi, siapa yang engkau maksud?"

"Kalau bukan malaikat yang berada disampingmu sekarang, Max. Aku mencintaimu." Max mengangkat kedua alis dan tidak percaya, Lunox mencintai manusia seperti Max. Rasa suka kepada Max tercurahkan dengan perkataan yang indah.

"Lunox?" Max langsung memeluk Lunox. "Lune, ini baru pertama kali aku menemui makhluk cantik dari dimensi lain sepertimu. Aku sungguh senang sekali. Terima kasih, Lunox. Aku mencintaimu juga."

"Lune, ada satu hal…" Max melepaskan pelukannya. Dia mengeluarkan sebuah gitar dari tasnya.

"Apa itu?"

"Ini adalah gitar. Alat musik yang sering dimainkan dengan dipetik. Setiap kita memetik senarnya, alunannya sangat tenang jika dihayati lebih dalam. Kau ingin mendengarkannya?" Lunox mengangguk.

Suara gitar mulai terdengar. Max menyanyikan lagu kesukaannya kepada Lunox.

I'm sorry but

Don't wanna talk, I need a moment before I go

It's nothing personal

I draw the blinds

They don't need to see me cry

'Cause even if they understand

They don't understand

So then when I'm finished

I'm all 'bout my business and ready to save the world

I'm taking my misery

Make it my bitch can't be everyone's favorite girl

So take aim and fire away

I've never been so wide awake

No, nobody but me can keep me safe

And I'm on my way

The blood moon is on the rise

The fire burning in my eyes

No, nobody but me can keep me safe

And I'm on my way

Lunox pun menjadi nyaman dengan lagu yang dibawakan. Max memulai dengan lagu keduanya.

I'm so sorry, but I'm leaving

Because by your side I realized that I am nothing

And I got tired of fighting and fighting in vain

To be in the line of fire and reach out

I accept my mistakes, I'm also human

And you don't see 'I do it because I love you

But I don't have anything else to do here

I'm leaving, it's time to leave

From my own way, keep away from you

So take aim and fire away

I've never been so wide awake

No, nobody but me can keep me safe

And I'm on my way

The blood moon is on the rise

The fire burning in my eyes

No, nobody but me can keep me safe

And I'm on my way

Lagu pun selesai. Suara alunan gitar menjadi terhenti. Reaksinya dari lagu itu membuat Lunox menjadi tidur tenang disampingnya. Max pun tetap melanjutkan alunan gitarnya.

Hello, sweet grief

I know you'll be the death of me

Feel like the morning after ecstasy

Like I'm drowning in an endless sea

Hello, old friend

Here's the misery that knows no end

So I'm doing everything I can

To make sure I never love again

I wish that I did not know

Where all broken lovers go

I wish that my heart was made of stone

Yeah, if I was bulletproof

I'd love you black and blue

If I was solid like a jewel

If I had a diamond heart, oh-oh

I'd give you all my love if I was unbreakable

If I had a diamond heart, oh-oh

You could shoot me with a gun of gold

If I was unbreakable

I'd walk straight through the bullet

Bendin' like a tulip, blue-eyed and foolish

Never mind the bruises

Into the fire, breakin' through the wires

Give you all I've got

(If I had a diamond heart) I'd walk straight through the dagger

Never break the pattern

Diamonds don't shatter, beautiful and battered

Into the poison, cry you an ocean

Give you all I've got

If

Goodbye, so long

I don't know if this is right or wrong

Am I giving up where I belong?

'Cause every station's playing our song

Goodbye, my love

You are everything my dreams made up

You'll be Prince and I'm the crying dove

If I only were unbreakable

I wish that I did not know (Ooh)

Where all broken lovers go (Ooh)

I wish that my heart was made of stone

(I wish that my heart was made of stone)

Yeah, if I was bulletproof

I'd love you black and blue

If I was solid like a jewel

If I had a diamond heart, oh-oh

I'd give you all my love if I was unbreakable

If I had a diamond heart, oh-oh

You could shoot me with a gun of gold

If I was unbreakable

I'd walk straight through the bullet

Bendin' like a tulip, blue-eyed and foolish

Never mind the bruises

Into the fire, breakin' through the wires

Give you all I've got

(If I had a diamond heart) I'd walk straight through the dagger

Never break the pattern

Diamonds don't shatter, beautiful and battered

Into the poison, cry you an ocean

Give you all I've got

La-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la

This is the story

La-la-la-la-la-la-la-la

I'd give you all my love (I'd give you)

If I was unbreakable

La-la-la-la-la-la-la-la

You could shoot me with a gun of gold (You could shoot)

If I was unbreakable

I'd walk straight through the bullet

Bendin' like a tulip, blue-eyed and foolish

Never mind the bruises

Into the fire, breakin' through the wires

Give you all I got (If I had a diamond heart)

I'd walk straight through the dagger

Never break the pattern

Diamonds don't shatter, beautiful and battered

Into the poison, cry you an ocean

Give you all I've got