webnovel

TWIT

"Orang ini adalah seseorang yang dengan murni dan polos memberi aku cintanya, seperti orang bodoh. Namun karena aku punya begitu banyak hal yang ingin aku capai dan begitu banyak ambisi, orang ini – yang aku sebut bodoh, berakhir menjadi yang kedua (dalam prioritasku),"

unaueno · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
7 Chs

Pamela

Semua dimulai saat pagi hari.

Banyak sekali siswa-siswi yang berbisik-bisik, entah apa yang mereka bicarakan.

Aku mendengar isi pembicaraan dari para siswi yang sedang duduk berkumpul, ternyata pagi tadi mereka melihat kiki datang ke sekolah bersama dengan jezabel.

Wajar saja mereka membicarakannya, karena bisa-bisanya kiki yang berstatus sebagai ketua klub basket, tampan dan terkenal disekolah berpacaran dengan jezabel, gadis nakal dan garang.

Menurutku, perpaduan mereka agak aneh. Lebih cocok jezabel denganku.

Astaga, irinya.

Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol yang sesekali kiki tertawa cukup keras, aku penasaran apa yang jezabel katakan sampai kiki tertawa seperti itu.

Bahkan aku yang posisinya sebagai seorang sahabat, jarang mendengar kiki tertawa puas diluar kelas. Biasanya dia selalu menjaga image jika berada diluar.

Dan sekarang aku duduk didepan sepasang kekasih baru yang sedang bermesraan. Makan siangku rasanya hambar jika diberi tontonan seperti itu. Mataku perih tuhan.

Mereka mengobrol dengan akrabnya, seperti sudah saling mengenal sejak lama. Ajak aku mengobrol juga!.

"Kau! Guru yang kemarin memanggil kita!" Tiba-tiba seorang gadis berkulit coklat datang ke tempat kami lalu menepuk pundak jezabel.

Dia yang sedang asik mengobrol pun mau tak mau beranjak dari duduknya, pergi ke ruang guru.

Kulihat nametag gadis yang berkulit coklat itu bernama Pamela. Kupikir pamela gadis yang manis, kenapa tak kucoba berpaling saja dari jezabel? Toh, masih banyak gadis cantik disini.

"Apa saja yang kalian bicarakan sebenarnya?" Tanyaku sinis karena kesal tak diajak bergabung bersama mereka.

"Ohh mengenai itu! Kami berbagi cerita mengenai betapa sulitnya menjadi ketua klub!" Jawab kiki sambil tersenyum sombong.

"Ketua klub?" Aku tak tau kalau jezabel itu ketua klub, sama seperti kiki.

"Dia ketua klub voli saat SMP! Dia kesulitan saat menjadi ketua klub, karena klub voli pria minta diajari olehnya!"

Aku tau kalau kalian hanya mencari kesempatan saja agar bisa melihat tubuh indah milik jezabel, dasar mata keranjang!.

"Ah ya...kenapa kau tak mengencani salah satu gadis disini? Kau juga terkenal bukan? Akan mudah mendapatkan gadis yang kau inginkan!" Lanjut kiki berniat menyindir.

Matamu! Gadis yang kusukai malah berpacaran denganmu! Dasar gadis bodoh! Apa kau tak melihat kalau aku lebih tampan darinya?.

"Pamela!" Kataku singkat.

"KAU MENYUKAI PAMELA?!!" Astaga, kiki berteriak sangat keras karena terkejut.

Lihat sekarang! Karena perbuatannya, semua pasang mata menatapku terkejut dengan apa yang mereka dengar.

"Duduklah bodoh!" Omelku.

"Hilang akal! Kau tak akan bisa mendapatkannya! Dia sama berharganya dengan bella!" Ujar kiki setelah dia duduk lalu melanjutkan makan siangnya.

"Kau yang jelek saja bisa mendapatkan bella, kenapa aku tak bisa mendapatkan pamela?" Tanyaku sebal.

"Iya iya...kau pasti mendapatkannya!"

Kiki mengambil ponsel dalam saku celananya dan memainkannya sebentar. Dia memberikan ponselnya padaku, dilayar ponsel terpampang jelas nomor ponsel milik pamela.

Magic!!.

Kekuatan siswa terkenal, nomor ponsel para gadis cantik saja bisa dia dapatkan dengan mudah.

"Saat kelas 1, aku sempat meminta nomor ponselnya! Kudekati tapi gagal!" Ujar kiki. Ahh~betapa baik hatinya temanku ini.

⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ 

Mulai sekarang aku pulang ke rumah sendiri, biasanya kiki yang mengantarku pulang, tapi dia memiliki seorang bidadari yang perlu diantar ke khayangan.

"Mukamu tak enak dilihat!" Ejek seseorang dari belakangku, saat berbalik ternyata itu hana.

"Tumben? Bukankah ini jadwal klub mading?" Tanyaku heran saat melihat hana berjalan bersamaku, karena seharusnya dia kumpul klub mading sekarang.

"Aku keluar klub!" Jawabnya sambil tertawa kecil, dia terlihat tanpa beban.

"Kenapa?"

"Waktunya tidak cocok dengan jadwal kerjaku!" Ah aku lupa kalau dia juga bekerja.

"Mengenai yang kemarin, aku minta maaf! Aku tak berniat marah padamu, kak!"

Yah, kemarin terjadi hal yang tak terduga.

Setelah pulang berbelanja, aku kelupaan membeli mentega dan hana marah besar padaku. Saking marahnya dia sampai membawa-bawa pekerjaanku dan menghinaku.

Moodnya sedang jelek saat itu.

"Aku tau! Ada masalah apa hmm?" Tanyaku santai sambil merangkul pundak hana.

"Kakak kelas perempuan membully sahabatku kemarin! Dia bahkan menyiram sahabatku sampai basah kuyup ditoilet, beberapa kali dia juga menamparnya!" Jawabnya dengan emosi.

"Kenapa bisa?"

"Sahabatku bilang, dia punya hutang pada kakak kelas itu! Sebenarnya hutang itu tak begitu besar, makanya kubayar pakai uangku! Tapi perlakuannya itu...ah menyebalkan sekali! Itu keterlaluan!"

Kuakui kalau itu keterlaluan. Kupikir perisak laki-laki sangat sadis, tapi ternyata perempuanlah yang lebih sadis.

Kalau laki-laki palingan hanya terluka, tinggal diobati saja. Sedangkan perempuan saking sadisnya, mereka bahkan sampai melukai mental seseorang.

"Siapa yang melakukannya? Apa kau melihat namanya?" Tanyaku

"Pamela! Kulitnya coklat, rambutnya panjang agak bergelombang! Aku tidak tau dimana kelasnya, tapi yang kudengar dia anak dari pemilik sekolah!" Oke, aku terkejut sekarang.

Pamela? Gadis semanis dia?.

Tapi biasanya perisak justru hidupnya lebih menderita dari yang kita lihat, aku jadi semakin bertekad untuk mendekatinya. Bisa saja dia berubah berkatku.

"Lalu bagaimana kabar sahabatmu sekarang?"

"Setelah hutangnya kubayar, dia sudah tak didekati oleh kakak kelas itu!"

"Baguslah!" Aku cukup bersyukur.

Aku melirik jam tanganku sebentar, waktunya aku bekerja. "Aku harus pergi bekerja! Semangatlah adikku~" Kemudian aku pergi menyebrang jalan, meninggalkan hana sendiri.

Sebelumnya, aku dapat kabar kalau aku dikontrak untuk bermain film menjadi pemeran utama laki-laki. Beruntungnya.

Tapi aku belum memiliki pengelaman berakting, aku hanya bisa bergaya sedikit lalu difoto. Bahkan aku tidak tau film seperti apa itu.

Yang jelas aku terima, kesempatan seperti itu tak bisa kulewatkan. Untungnya itu bukan film mengenai sesuatu yang berbau hantu, pembunuhan, ataupun yang 21+.

Oke....semangatlah lingkar! Kau pasti bisa! Kau hanya perlu berakting, direkam, diberi gajih, lalu selesai!. Semua akan mudah dijalani jika itu niat baik.

⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇