webnovel

Twins Bad Girl And Mafia

Misi~ kasih power stone setiap hari untuk karya ini ya, supaya masuk rank dan dibaca lebih banyak orang! *** "Aku selalu berfikir apa alasanmu mengajakku mendirikan Clan Mafia kak" Adeeva Mishall Mandres "Sesuatu yang berharga tidak bisa dilindungi hanya dengan kasih sayang, lakukan apa yang bisa membuatmu kuat dan membuat lawanmu tunduk terhadapmu" Adeera Mishall Mandres. Adeera Mishall Mandres dan Adeeva Mishall Mandres, dua gadis kembar yang menaklukan dunia malam 4 tahun setelah mereka mendirikan dua clan mafia berpengaruh.

FIFIanNUR31 · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
297 Chs

Sembuh

Saat Mengangkat satu paket mata Misha melotot "BERAT BANGET NJIIIRRR!!" pekik Misha, pasalnya berat paket itu lebih dari 50 kg, entah apa isinya.

Grandpy nya selalu bisa menyiksa Misha dan Leo, Dad nya ketika sakit seperti ini. Tapi, biasanya Misha hanya menertawakan Dad nya yang di suruh ini itu oleh Grandpy, yang sengaja datang ketika mendengar Dad-nya sakit.

"Grandpyy!! Berat!" pekik Misha protes. Bukannya mengizinkan Misha istirahat, pria yang tak lagi muda itu malah membuat Misha hampir pingsan, ketika mendengar perkataan kejam nya. "Bawa semuanya atau Grandpy tambah hukuman mu"

"Sabar yah Non, seandainya saya bisa bantu. Tapi saya diancem Grandpy" sesal Mang Udin.

"Udahlah Mang, setelah ini aku gak bakalan sakit lagi. Karma ngejek Dad kali ya," ucap Misha di akhiri gumaman.

Misha merasakan lelah yang sangat luar biasa, ia sekarang berada di sofa ruang keluarga bersama Grandpy dan lainnya.

Dia beristirahat ketika selesai memasukkan paket super berat milik Grandpy ke dalam kamarnya, sangat melelahkan. Masalahnya kamar Grandpy itu berada di lantai 3, bayangkan kalian yang membawa beban 10 kg dan naik tangga sampe lantai tiga gimana kabar kalian?

Capek kan? Misha apalagi, 60 paket dengan berat yang bisa di kira sendiri 10 kg lebih! Rasanya kaki sama tangan Misha hampir patah.

"Ini Non, minumnya" ucap Maid di Mansion Mandres.

"Eitt!!" Grandpy sekali lagi menghentikan Misha saat lagi minum.

"Apa lagi Grandpy? Aku capek pengen minum es" kesal Misha dan melanjutkan minum. Perkataan santai dari Grandpy membuat Misha tersedak, "Oke, setelah selesai minum bersihkan Mansion ini."

"What?! Grandpy, Mansion kan sudah di bersihin Maid."

Tentu saja Misha protes, bagaimana bisa Grandpy nya itu, menyuruh Misha untuk membersihkan Mansion besar milik Grandpy.

"Yaudah. Bersihkan Mansion Grandpy, kebetulan gak ada Maid di sana" ucap Grandpy membuat Misha kembali tersedak.

"Sana bersihin"

"T-Tapi" protesan Misha dipotong Grandpy, "Sudah, kerjaain aja! Atau kamu Grandpy angkut ke Jerman!"

"Ah, Grandpy gak asik."

Setelah berkata dengan ketusnya, Misha beranjak pergi menuju Mansion besar di sebelah Mansion Orangtuanya, itu punya Grandpy.

Dulu memang orangtua ibu dan Orangtua ayahnya tinggal bersampingan dengan Mansion keluarganya, Mansion besar bercat biru adalah milik Orangtua sang ibu, dan Hijau milik Orangtua sang ayah. Tapi, setelah Misha dan adiknya, Eva, berusia 10 tahun, mereka pindah. Orangtua ibunya membawa Eva ke Yunani dan orangtua ayahnya membawa Misha ke Korea, jadi dengan kata lain Mansion di samping Mansion Mandres kosong.

*Se jam kemudian

"Anjirr... Capek bat gue!" pekik Misha karena semua badannya kram, bayangkan kalian membersihkan satu mansion yang mempunyai 15 kamar, 2 ruang keluarga, 1 perpustakaan, 2 ruang tamu, 3 ruang bermain dan banyak lagi. Mana halamannya penuh rumput panjang, capek kan?

"Misha sudah selesai?" tanya Grandpy berteriak dari Mansion Orangtuanya. Misha berteriak untuk memberi jawaban, "Udah Grandpy!"

"Kalo gitu kesini cepat." seru Grandpy.

Dengan langkah lemes bin capek Misha berjalan keluar Mansion itu tanpa menutup pintu. Biarin, mungkin Mang Siqid satpam mansion itu menguncinya nanti.

"Apa Grandpy?" tanya Misha begitu sampai diruang keluarga.

"Angkat kembali semua paket Grandpy. Mereka salah kirim, Grandpy pesen Miniatur Avanger malah yang mereka kirim besi batangan" gerutu Grandpy membuat Misha melongo.

Misha menggerutu pelan, "Pantes berat, besi." Tanpa memikirkan Misha, dengan mudahnya Grandpy kembali menyuruh. "Sana angkatin lagi, kata kurirnya dia sudah di depan."

"Kan bisa minta kurir nya ngangkut balik, ngapain capek capek angkut lagi" ketus Misha beranjak naik.

"Katanya Leader Gold Moonlight, masa baru gini aja udah capek... Gimana mau melindungi keluarga?" sindir Grandpy membuat langkah Misha terhenti.

Sindiran kecil dari Grandpy membuat Misha berkeringat dingin, benar juga perkataan buyutnya itu. Bagaiamana bisa ia melindungi keluarganya, sedangkan saat seperti ini saja sudah kelelahan.

Maafkan aku cicitku, kalau tidak di sindir seperti ini. Mau sampai kapan kau bermalas malasan, visi mu melindungi keluarga

bukan?__ gumam Grandpy dibenaknya, ia menatap punggung tegak Misha dari belakang.

"Baiklah."

Dengan napas memburu Misha mengiyakan, Misha pergi ke kamar Grandpy dan membawa turun kembali paket yang ternyata salah kirim.

Perlu bantuan Mish?__tanya Devi dibenaknya, kepribadian ganda nya itu juga tampaknya ingin membantu Misha.

Gak perlu__tolak Misha tegas, mendengar itu dua kepribadian ganda nya berdecak malas.

Jangan sok kuat elah, gak lucu kalo lu mati ogeb! Lu mati kita juga ikutan mati!__omel Devi dan Lezzy bersamaan.

Pada akhirnya pun, Misha menerima tawaran dari dua kepribadian gandanya. Kalau memaksa kan diri, dia tidak menjamin kalau nyawa Misha masih melekat di tubuhnya.

***

Bruk..

Setelah selesai membawa paket itu keluar, ia langsung ambruk di karpet berbulu. Dengan napas terengah-engah, Misha menyeka keringatnya.

Aah, dia sangat lelah kali ini. Apa mungkin, besok ototnya semakin kencang? Semoga saja, hahaha!

Tap..

Misha merasakan sebuah tangan kasar menyentuh keningnya, ia membuka mata dan menatap si pelaku. Grandpy, tengah menyentuh kening Misha dengan senyum tercetak.

"Benar kan, kamu langsung sembuh setelah di suruh melakukan hal berat."

Mendengar pernyataan penuh rasa percaya diri itu, Misha memutar bola matanya jengah. "Kalo aku mati gimana? Pekerjaan ini sangat melelahkan." bukannya merasa bersalah. Grandpy malah terbahak, "Tidak ada salahnya melawan kematian Misha, kalau tidak seperti ini, kau tidak akan berkembang."

Misha mengangguk saja, matanya menatap sang adik yang tengah memainkan ponsel, Misha melihat senyum aneh Eva, apa yang sedang adiknya lihat?

"Lu kenapa Va?" heran Misha.

Eva tersentak, ia segera menyimpan ponselnya dalam saku, menggeleng tanda tidak ada masalah dan berdiri. "Gue... Pen jalan dulu," pamitnya berlari pergi.

"Apa yang ia sembunyikan?" gumam Misha di jawab gelak tawa dari Grandpy. "Ketawa mulu Grandpy, tar kotak ketawa nya abis tau rasa."

Tanpa merasa bersalah, Misha menyindir buyutnya yang terus saja tertawa, apa yang lucu sebenarnya? Misha tidak faham.

"Kalo abis kan bisa ambil punya orang, Grandpy punya banyak musuh lho..."

Mata Misha kembali memutar, mungkin jika ia terus bersama Grandpy, matanya akan copot, saking sering nya memutar.

"Yayaya, pendiri Gold Moonlight mah diem aja di hadapan pendiri M Mafia," celetuk Misha sarkas.

Mungkin yang perkataan orang benar, sering tertawa akan membuat kulit kita awet muda. Tapi ini tidak baik! Grandpy itu sudah berumur satu abad!

"Hush, jangan bahas itu di sini. Kalo ada yang denger kan gak lucu, sayang."

Omel Grandpy menjitak Misha, ia bangkit dan pergi menaiki tangga. Misha bertanya pada Grandpy, "Mau kemana Grandpy?"

Decakan kesal terdengar dari mulut buyut Misha, "Menurutmu, kalau ke lantai tiga mau ngapain?" Merasa itu adalah suatu pertanyaan, Misha menjawab, "Perang?"

"Ck... Ya enggak lah, mau tidur Misha... Cicitku yang cantik," ujar Grandpy gemas sendiri.

Misha mengangguk paham, ada sesuatu yang mengganjal di kepalanya. "Grandpy..."panggil Misha membuat Grandpy kembali berbalik. "Ada apa Misha?" tanya Grandpy dengan senyum kesal. "Aku mendapat firasat buruk soal Eva."

Mata Grandpy membola, "Apa maksudmu?!"

***

Maaf lupa update lagi

minta Power Stone nya yah, supaya semangat Fifi makin menggelora nyehehe