Seperti biasanya Daniel kini sudah duduk di bangku nya dan sibuk terlarut dengan pekerjaannya, berkutat dengan dokumen dokumen di atas mejanya.
Tak satupun pegawai nya berani mengganggunya jika Daniel dalam mode seperti ini, termasuk sekretaris nya Jack.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu ruangan Daniel.
Daniel tentu saja tak menggubrisnya, melainkan mengabaikannya.
Sebenarnya Daniel bukan bermaksud seperti itu, hanya saja jika ia sudah fokus akan satu hal, maka hal lain akan dia abaikan.
Ceklek
Seorang pria paruh baya tampak memasuki ruangan Daniel dan langsung duduk di sofa yang berada di ruangan Daniel.
"Ck ... dasar kau kebiasaan, bahkan orang tua mu saja kini tak kau sambut"
Mendengar suara sayup sayup mengatakan mengenai orang tua nya, manik Daniel langsung menghadap pria paruh baya yang tadi duduk di sofa.
"Papa ?! mengapa kesini ?" ucap Daniel seakan tak percaya .
"Tentu saja aku disini untuk mencari pasanganmu, untuk apa lagi aku kesini ?" ujar Papa Daniel membalikkan pertanyaan Daniel.
Daniel mengerutkan alis nya.
"Apa maksudmu pa ?"
"Ini" ucap papa Daniel sambil memberikan foto foto beberapa gadis diatas mejanya.
"Apa ini ?" tanya Daniel yang bingung dengan foto foto yang di berikan oleh papanya itu.
"Itu gadis calon pilihan papa, coba kamu pilih salah satu dari mereka"
Daniel menatap foto itu sejenak, sebelum membuka mulut nya kembali bersuara menjawab perkataan papa nya itu.
"Pa .... maaf... aku sudah mempunyai pilihan ku sendiri" ucap Daniel sambil mengembalikan foto foto itu pada papa nya.
Dahi papa Daniel mengkerut ia tak percaya bahwa anak semata wayang nya akan berkata seperti itu,karena setau nya tak ada gadis yang mendekati anaknya .... atau apakah ada informasi yang terlewat oleh nya ?
"Siapa ?" ujar papa Daniel dingin.
"Maaf aku tak bisa memberi tahumu saat ini, karena aku belom berhasil mendapatkannya, tunggu beberapa waktu lagi pa" ucap Daniel sambil memejamkan manik nya seraya tersenyum memandang wajah Jenni dalam pikirannya.
Papa Daniel tampak menimbang perkataan Daniel.
"Apa aku bisa memegang kata kata mu bahwa nanti kau akan memperkenalkan gadis itu padaku ?"
Dengan yakin Daniel menganggukan kepalanya.
Entah mengapa Daniel merasa yakin bahwa Jenni adalah gadis yang ia nantikan, karena baru Jenni lah yang dapat membuka hatinya.
"Papa bisa memegang kata kataku"
Papa Daniel tampak menghela nafasnya sejenak.
Sejujurnya ada rasa senang dihati papa Daniel tersebut karena pada akhirnya anaknya menemukan orang yang menggerakkan hatinya, namun di satu sisi papanya masih memegang prinsip bahwa gadis yang nanti nya bersanding dengan anaknya haruslah orang yang sebanding dengan anaknya.
Setelah dirasa sudah tak ada keperluan lagi yang harus di bicarakan dengan Daniel, papa Daniel pun berpamitan dengan Daniel.
...
"Hallo ... cari tahu gadis yang tengah dekat dengan anakku"
"Baik pak"
"Cari tahu detail mengenai gadis itu"
"Baik pak ... saya akan mencari detail nya"
Setelah percakapan singkat itu papa Daniel memutuskan telefon tersebut.
"Kuharap gadis yang mendekati anakku bukanlah gadis yang sembarangan, dan sebanding dengan Daniel" gumam papa Daniel sambil menatap handphonenya.
————
Maaf baru bisa up story ini
leave comment and vote 😊