webnovel

Tuan CEO, Jangan Cintai Aku!

Sejak kematian Melysa, kakaknya yang meninggalkan bayi mungil bernama Liesel, Genevieve yang baru berusia 17 tahun, harus mengambil alih peran sebagai ibu dari bayi tersebut. Liesel terlahir dari hubungan semalam ketika Melysa dijebak rekan kerjanya yang iri kepadanya dengan seorang laki-laki yang tidak dikenal. Akibat peristiwa itu, Melysa terpuruk dalam depresi dan akhirnya meninggal. Genevieve harus berhenti sekolah, mencari kerja, dan membesarkan Liesel sendirian. Hidupnya sangat berat dan penuh penderitaan, hingga pada suatu ketika, ia bertemu CEO tampan dari grup Wirtz tempat ia bekerja dan mereka saling jatuh cinta. Namun ketika cinta mulai bersemi, rahasia kelam di masa lalu membuat hati Genevieve terluka dan memutuskan untuk pergi. *** Adler Wirtz tidak pernah jatuh cinta kepada wanita manapun sebelum ia bertemu Genevieve. Pengalaman buruk 4 tahun lalu ketika ia dijebak mantan kekasih untuk tidur dengan seorang wanita tidak bersalah membuatnya trauma. Selama bertahun-tahun ia menyimpan rahasia kelam itu, sambil berusaha mencari wanita yang tidur dengannya empat tahun lalu itu, setidaknya untuk menunjukkan tanggung jawab. Namun sayang, ketika Adler mulai membuka hati kepada Genevieve, rahasia masa lalunya terkuak ke permukaan bersama dengan munculnya anak perempuan yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Hidup Adler serentak berubah dan hubungannya dengan Genevieve pun hancur. Apakah Genevieve akan dapat memaafkan Adler dan melupakan dendam masa lalu? Ataukah ia akan meninggalkan Adler selamanya?

Missrealitybites · perkotaan
Peringkat tidak cukup
296 Chs

Adler Mengikuti Daniel

Adler batal melangkah. Ia berlari kembali ke arah antrian taksi.

"Maaf, Nona. Izinkan saya memotong antrian. Ini urusan antara hidup dan mati." Adler membungkukkan badan karena menyerobot.

"Oh, ya. Silakan."

Adler langsung masuk ke taksi dan meminta supir untuk mengejar Daniel.

'Aku tidak tahu apa kepentingan Daniel di kota ini. Tapi aku perlu curiga. Siapa tahu dia memang menyembunyikan sesuatu.' Adler membatin.

Taksi yang ditumpangi Adler dan Daniel melaju lambat karena mengikuti antrian keluar dari bandara. Mata Adler tetap mengawasi dan meminta supir agar tidak kecolongan.

Adler tidak perduli seandainya 'tuduhan' yang terlintas tadi ternyata salah. Walau ada kemungkinan Daniel datang atas urusan pekerjaan dari kampus sekali pun. Adler hanya ingin menuntaskan rasa penasaran.

"Pak, jangan sampai taksi yang ada di depan itu lolos ya."

"Baik, Tuan."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com