webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasi
Peringkat tidak cukup
401 Chs

Extra Part 2

2. Pilot 2

"Nona Rhea Ellis?" suaranya keras, mungkin takutnya kalau tidak akan kedengaran dalam hujan yang masih deras ini.

Menatap menyelidik, Rhea balik bertanya, "Tuan, siapa?"

"Vincent Bennedict," orang itu kemudian membuka pintu dan merunduk cepat ke haltenya sebelum hujan yang masih deras benar-benar membasahi jaket dan kemeja yang melekat di tubuh gagahnya, "Boleh saya lihat tiket Anda?"

Rhea mundur selangkah, masih ragu dengan pria asing ini, namun akhirnya menyerahkan tiketnya juga.

"Maaf atas kesalahan pendataan kami, Anda harus terpisah dengan paman dan bibi Anda," Vincent tersenyum simpul.

Rhea tidak menjawab, hanya menerima kembali tiket busnya.

"Boleh saya bantu memasukkan tas Anda?" Vincent mengulurkan tangannya, kali ini untuk meraih tas Rhea.

Rhea masih enggan untuk menyerahkannya, "Benar langsung menuju ke Bent, 'kan, Tuan?"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com