webnovel

Cahpter 125

Luffy adalah orang pertama yang melompat dari kapal untuk pergi menjelajahi pulau awan. Ketika ia mendarat di lautan awan yang dangkal, krunya juga melompat dari kapal dan mengikutinya.

Usopp dan Chopper mulai bermain di laut awan yang dangkal sementara yang lain mulai berjalan ke pantai. Saat kaki Luffy menyentuh tepi pantai, ia membeku bersama Zoro, Sanji, dan Nojiko. Sebuah perasaan membanjiri pikiran berempat, menyebabkan mereka berhenti di jalur mereka.

"Ada apa dengan kalian?" Nami bertanya ketika dia dan kru lainnya berhenti saat mereka berempat berhenti. Sebelum Sanji, Zoro, atau Nojiko bisa menanggapi Nami, Luffy angkat bicara.

"Tidak apa-apa, hanya terkejut mengetahui ukuran Pulau Langit ini," ucap Luffy dengan nada tenang sebelum menengok ke arah tiga kru lainnya yang menganggukkan kepala mereka, menyetujui pernyataan Luffy. "Sky Island yang pernah ku kunjungi jauh lebih kecil dibandingkan dengan ini," Luffy menambahkan sambil mengalihkan perhatiannya kembali ke krunya.

"Benar, tempat ini cukup luar biasa," sahut Nojiko sambil berjalan dan berdiri di sebelah Luffy.

"Kalau begitu, kenapa kita masih berdiri di sini?" ucap Usopp secara tiba-tiba dengan senyum lebar di wajahnya. "Mari kita mulai waktu bersantai kita!" teriaknya sambil mengayunkan tinjunya ke udara diikuti oleh Chopper dan yang lainnya, kemudian mulai berlari ke arah pantai, kecuali empat orang yang terhenti sebelumnya.

Keempat orang itu masih diam di tempatnya, mereka saling memandang dan tidak mengatakan apa-apa, tetapi semua memikirkan hal yang sama.

'Seseorang menggunakan haki untuk mengawasi kita,' adalah pikiran yang muncul di antara keempatnya.

"Tetap waspada," ucap Luffy dengan pelan ke tiga krunya, menyebabkan mereka mengangguk. "Dan jaga yang lain," tambahnya sambil menatap anggota krunya yang lain. Mereka bertiga mengangguk memahami pesan yang disampaikan Luffy. Mereka berempat lalu bergabung dengan kru lainnya.

Ketika mereka berjalan, mereka mendengar suara burung aneh di atas kepala mereka. Ketika mereka melihat ke atas, mereka melihat South Bird yang mereka tangkap di Jaya terbang di atas kepala mereka sambil memandangi mereka dengan pandangan benci.

"Aku ingin tahu bagaimana dia bisa bebas?" tanya Sanji dengan keras sambil menyalakan sebatang rokok.

"Siapa peduli," sahut Zoro sambil melanjutkan berjalan. "Kita tidak membutuhkannya lagi," tambahnya. Mendengar ini yang lain hanya mengangkat bahu sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Ketika mereka berempat tiba di pantai di mana sisa kru berada, mereka melihat Usopp membangun istana pasir yang terbuay dari awan sementara Chopper berguling-guling di pantai sambil menikmati kelembutan awan.

Robin sedang berbaring di pohon palem sambil membaca buku sementara Nami, yang melepas bajunya dan sekarang menggunakan bikini, berbaring di kursi yang terbuat dari awan di cabana terdekat.

Ketika mereka tiba, Sanji pergi ke arah beberapa bunga yang dilihatnya tumbuh di tepi pantai, Luffy pergi dan bersandar di pohon palem yang sama dengan tempat Robin bersandar kemudian menarik topi jeraminya ke atas matanya, Nojiko mengikuti saudarinya dan melepas kemejanya memperlihatkan bikini biru dibalik bajunya sebelum pergi ke cabana untuk menemaninya, sementara Zoro, di sisi lain, memutuskan untuk pergi menyelidiki sesuatu yang dilihatnya di pantai. Dia membungkuk dan mengambil sesuatu yang terlihat lembut di pantai.

"Apa ini?" Zoro bertanya sambil mengambil benda itu. Ketika dia mengangkatnya untuk memeriksanya, mahluk itu mulai bergerak, mengejutkan Zoro. Dia dengan cepat melepaskan benda yang ternyata mahluk hidup itu, yang kemudian jatuh ke tanah. Makhluk itu mendarat dengan keempat kakinya sebelum menatap Zoro.

Setelah diperiksa dengan cermat, Zoro dapat melihat bahwa makhluk itu ternyata rubah putih kecil, tetapi pada saat yang sama, mahluk itu tidak seperti rubah yang pernah dilihat Zoro sebelumnya.

"Huh, apa yang kita miliki di sini, semacam rubah?" Zoro bertanya pada dirinya sendiri sambil membungkuk untuk memeriksa makhluk itu. Tepat saat dia akan memeriksanya, suara musik yang indah terdengar memenuhi udara, menarik perhatian semua orang.

"Hah? Apakah itu suara musik?" Luffy bertanya sambil mengangkat topinya dari wajahnya.

"Lihat!" Ucap Zoro sambil menunjuk di kejauhan dari pantai. "Ada seseorang di awan itu," katanya, menyebabkan semua orang melihat ke tempat dia menunjuk. Ketika mereka menengok, mereka melihat sesosok manusia berdiri di atas tebig awan yang tinggi mengahadap ke White Sea.

"Oh, bagus, itu monster lain," ucap Usopp dengan suara takut. Pada saat ini, Luffy sudah bangun dari posisinya di bawah pohon palem dan pergi untuk berdiri di tempat di mana Zoro berdiri dengan Robin mengikuti di belakangnya dan seluruh kru bergabung dengan mereka juga.

"Itu bukan monster," ucap Sanji dengan suara tidak percaya. "I-itu ... itu adalah malaikat," katanya dengan suara takjub sambil menatap siluet seorang wanita cantik dengan sayap yang memainkan harpa.

"Seorang malaikat?" Usopp membalas dengan suara tidak percaya saat dia mengalihkan perhatiannya ke wanita itu. Gadis itu kemudian menyelesaikan permainan harpanya dan berbalik lalu memandangi para kru sambil tersenyum sebelum dia berbicara.

"Heso," ucap wanita itu dengan hangat, membingungkan semua orang.

"Heso?" Tanya Nojiko dengan alis terangkat. "Apa itu Heso?" ucap Nojiko dengan penasaran.

"Apakah menurutmu dia mencoba menyapa kita?" Chopper bertanya.

"Kedengarannya memang seperti halo," sahut Zoro. Sebelum orang lain bisa mengatakan apa pun, gadis itu berbicara sekali lagi, kali ini ke arah rubah, bukan kru.

"Su, kemarilah," katanya pada rubah yang mulai berlari ke arahnya ketika dia memanggilnya. "Apakah kalian datang dari Blue Sea?" Gadis itu bertanya pada kru ketika dia mulai berjalan ke arah mereka.

"Benar," jawab Luffy pada gadis itu.

"Kalau begitu, selamat datang di Pantai Malaikat Skypiea," ucapnya dengan hangat. "Namaku Conis dan si kecil ini bernama Su, dia seekor rubah awan," ucap Conis sambil membungkuk untuk mengambil rubah putih kecil itu.

"Jika kalian butuh sesuatu, tolong beri tahu aku, aku dengan senang hati membantu kalian," tambahnya sambil tersenyum. Meskipun kata-katanya nampak tulus, Luffy dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang salah tentang wanita di depannya.

"Sebenarnya, kami punya banyak pertanyaan," sahut Nami sambil melangkah maju. "Sebagian besar dari kami belum pernah ke tempat seperti ini sebelumnya," katanya ketika dia berjalan ke arah Conis.

"Teman-teman," ucap Zoro secara tiba-tiba, menarik perhatian mereka. "Sesuatu akan datang," tambahnya sambil memandang ke arah White Sea.

"Oh, itu hanya ayahku," sahut Conis sambil tersenyum. Ketika mereka terus memandang ke arah lautan, mereka melihat seorang pria sedang menuju ke arah mereka, pria itu menunggangi alat aneh yang bisa melaju di atas lautan awan.

"Conis," panggil Nojiko menarik perhatiannya. "Apa yang sedang dinaiki ayahmu?" Nojiko bertanya sambil menatap mesin aneh itu.

"Oh, itu Sky Waver milik ayahku," jawab Conis, membuat yang lain kagum.

"Itu sangat keren," seru Usopp dan Chopper bersamaan.

"Minggir!" Ayah Conis berteriak ketika dia mendekati pantai. "Menghentikan benda ini agak sulit!" dia berteriak ketika waver miliknya mulai bergoyang di awan. "AHHHHH!" dia berteriak ketika waver miliknya terus meluncur ke pantai dan menabrak pohon palem. "Apakah semua orang baik-baik saja?" pria itu bertanya ketika dia dengan gemetaran mencoba berdiri.

"Harusnya kami yang bertanya!" Nami dan Zoro balas berteriak pada pria itu.

"Itu pasti kapal yang kita baca di buku Nolan The Liar," ucap Nami sambil menatap waver. "Perahu yang bisa berlayar tanpa angin," tambah Nami dengan suara terkejut.

"Apakah kau punya teman baru, Conis ku sayang?" lelaki itu bertanya kepada putrinya ketika dia mulai mengangkat wavernya.

"Benar, mereka tiba beberapa saat yang lalu dari Blue Sea," jawab Conis, menyebabkan lelaki tua itu tertawa sedikit sebelum dia berbicara.

"Oh, masih menyesuaikan diri," katanya sambil terkekeh. "Pasti ada banyak hal yang membingungkan kalian tentang White Sea, maaf," ucap ayah Conis.

"Tidak perlu meminta maaf," jawab Usopp pada pria tua itu.

"Maafkan aku karena tidak memperkenalkan diri, nama ku Pagaya," ucap Pagaya.

"Jadi, ayah, bagaimana hasil memancing hari ini?" Conis bertanya pada ayahnya.

"Oh, hari ini hasilnya cukup sukses," jawabnya sambil melihat Nami yang berjalan ke arahnya sambil menatap waver miliknya. "Aku punya ide; kalian semua harus datang untuk makan malam. Kami akan mengisi perut kalian dengan makanan khas Sky Island," Pagaya memberi saran, menyebabkan para Straw hat menjadi bersemangat.

"Kedengarannya seperti ide yang bagus," jawab Luffy dengan anggukan. Luffy merasa sedikit skeptis kepada orang-orang ini, ada sesuatu yang aneh tentang mereka. Jadi, Luffy memutuskan untuk sekarang mengikuti apa pun yang mereka rencanakan sampai dia bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.