Pria bertopeng itu kemudian menghentikan serangannya kemudian menggeram sebelum ia berlari di atas awan ke arah yang sama dengan tempat ia berasal.
"Siapa kau?" Nami bertanya denga tegas.
"Nona, kau bisa memanggilku Ksatria Langit," jawab lelaki tua berpakaian ksatria itu kepada semua kru.
"Kemudian, siapa pria aneh itu?" Nami bertanya lagi. Sebelum ksatria itu bisa menjawab pertanyaannya, suara sesuatu yang membentur dek menarik perhatian semua orang. Ketika semua orang menengok ke arah suara itu berasal, mereka melihat Sanji, Zoro, dan Nojiko terbaring telentang sambil bernafas terengeh-engah.
"AHHH! Apa yang terjadi pada kalian !?" Chopper berteriak / bertanya dengan panik.
"Tenang Chopper," ucap Luffy dengan tenang dari singgasananya, menarik perhatian semua orang. "Udara di sini cukup tipis. Itu sebabnya mereka merasa sangat kelelahan," Luffy menjelaskan, membuat semua krunya mengerti.
"Oh iya," ucap Nojiko sambil terengah-engah. "Aku lupa tentang itu," tambahnya sambil mencoba mengendalikan napas.
"Kalian semua pasti orang-orang dari Blue Sea," ucap ksatria langit, menarik perhatian mereka saat dia menaiki tangga menuju dek atas.
"Orang-orang Blue Sea?" Robin bertanya dengan suara penasaran. "Apa itu?" tambahnya sambil memiringkan kepalanya ke samping.
"Orang-orang Blue Sea adalah sebutan kami untuk orang-orang yang hidup di bawah awan," jawab ksatria itu. "Kalian saat ini berada 7000 meter di atas White Sea. White Sea yang aku asumsikan menjadi tujuan kalian berada lebih tinggi dari ini, sekitar 3000 meter lagi," ucap ksatria itu sambil melompat dan duduk di atas pagar dek atas. dan menatap para kru.
"Benar, kami ingin pergi ke Skypiea," ucap Chopper dengan nada gembira, menyebabkan ksatria itu sedikit tersentak ketika mendengar nama Sky Island itu. Ksatria itu mencoba menyembunyikan reaksinya, tetapi Luffy, Zoro dan, Robin menyadari perubahan dari ksatria tua itu.
"Itu terdengar cukup menyenangkan dan sebagainya, tetapi kita memiliki beberapa bisnis untuk dibicarakan," ucap ksatria itu, mengubah topik pembicaraan.
"Bisnis?" Sanji bertanya dengan suara bingung.
"Orang-orang Blue Sea biasa seperti kalian tidak akan bisa bertahan hidup di atas sini, ditambah lagi dengan pemberontak seperti yang baru saja kalian temui di setiap sudut lautan ini," ucapnya, menakut-nakuti Chopper dan Usopp, sementara Luffy mengangkat alisnya.
"Aku adalah seorang prajurit bayaran, aku bisa melindungi kalian dari para penyerang itu dengan harga yang murah, hanya 5 juta extol," ucap sang ksatria tua dengan bangga, membuat Luffy tertawa kecil, sementara kru lainnya memandang pria tua itu dengan tatapan bingung di wajah mereka. .
"Hah?" mereka semua berkata dengan keras sambil memiringkan kepala ke samping.
"Tenang saja, aku bisa memastikan bahwa itu adalah harga yang wajar," sahut ksatria sambil melambaikan tangannya. "Aku harus bertahan hidup juga tahu; aku tidak bisa menurunkan harganya bahkan untuk 1 Extol," ucap Ksatria itu kepada mereka, membuat semua kru menjadi tambah bingung.
"Benda bodoh apa yang bernama Extol ini?" Zoro bertanya sambil menatap pria tua itu. Ketika kesatria itu mendengar pertanyaan Zoro, tatapan terkejut muncul di wajahnya.
"Kalian tidak tahu?" pria itu bertanya dengan nada terkejut. "Kalian datang ke sini dari Summit Of High West, kan?" Dia bertanya. "Tentunya kalian telah melewati satu atau dua pulau sebelum sampai di sini," tambahnya sambil menatap mereka.
"Oh iya, Luffy sempat memberi tahu kita tentang sesuatu bernama summit itu sebelum kita menuju Jaya," sahut Usopp, menyebabkan semua kru mengangguk.
"Kami datang melalui Knock-up-Stream," ucap Luffy dari belakang pria itu, berbicara untuk pertama kalinya sejak ksatria itu muncul.
"Arus mengerikan itu !?" Tanya pria tua itu dengan suara terkejut. "Jadi, masih ada jiwa yang cukup berani untuk menunggangi arus itu," katanya dengan nada suara heran.
"Apakah kalian kehilangan salah satu dari kru di sepanjang jalan?" kesatria itu tiba-tiba bertanya.
"Tidak, kami semua selamat," jawab Nojiko.
"Kalau begitu, kalian bisa menganggap diri kalian beruntung," ucap si pria tua sambil menatap mereka. "Jika kalian mengambil rute yang berbeda itu, hanya beberapa dari kalian yang akan selamat, sementara yang lain pasti akan mati," tambahnya, menyebabkan mereka menganggukkan kepala, ingat bahwa Luffy mengatakan hal yang sama kepada mereka. "Apabila melalui knock-up Stream pilihannya antara semua orang selamat, atau semua orang mati. Hanya itulah hasilnya," ucap Ksatria tua itu dengan muram.
"Tidak banyak orang yang berani mengambil resiko itu, terutama sekarang. Well jika tidak ada yang mati, maka aku sekarang mengerti, kalian memiliki seorang navigator yang berani dan kemampuan yang luar biasa," tambahnya menyebabkan Nami merona malu.
"Ohhh hentikan!" ucap Nami dengan rona merah di wajahnya. Ksatria tua itu kemudian berdiri dan mengeluarkan sebuah peluit sebelum dia berbicara. "Ini adalah peluit sekali tiup, kalian bebas menggunakannya sesuai kemauan kalian," katanya sambil menjatuhkan peluit ke dek utama tempat para kru berdiri.
"Jika kalian menghadapi bahaya, kalian hanya perlu meniupnya dan aku akan datang untuk membantu kalian," tambahnya sebelum berbalik untuk bersiap-siap pergi dengan burung anehnya.
"Tunggu," seru Nami menghentikannya. "Kami masih belum tahu namamu," ucap Nami, menyebabkan Ksatria tua itu berbalik dan berbicara.
"Namaku ... Gan Fall," jawabnya, bersamaan dengan burung / kuda anehnya mendarat di sebelah Gan Fall. "Dan ini rekanku, Pierre," tambah Gan Fall menyebabkan burung / kuda memekik. Gan Fall kemudian melompat ke atas Pierre dan terbang ke atas. "Semoga keberuntungan bersama kalian, pejuang pemberani!" teriaknya ketika dia pergi menjauh.
"Itu ... menarik," komentar Luffy sementara semua krunya mengangguk setuju.
"Pada akhirnya, dia tidak memberi tahu kita apa-apa" ucap Robin sambil menghela nafas.
"Tidak, dia tidak menjelaskan apa pun," jawab Usopp, ikut menghela nafas.
"Harus pergi kemana kita setelah ini?" Zoro bertanya sambil melihat sekeliling.
"Hei, lihat ke sana!" Chopper berteriak sambil menunjuk ke sisi kapal. "Apakah itu awan?" Dia bertanya
"Itu terlihat seperti air terjun," sahut Nojiko sambil berdiri di sebelah Chopper.
"Oke, tujuan kita sudah muncul," ucap Zoro. "Kita pergi ke sana," tambahnya sambil menunjuk ke arah air terjun. Semua orang kemudian memandang Luffy untuk menunggu persetujuannya. Luffy berbalik dan memandang ke arah air terjun sebelum melihat balik ke semua kruya, kemudian ia menganggukkan kepalanya.
Begitu mereka mendapat persetujuan dari kapten mereka, para kru menyesuaikan layar untuk menangkap angin dan kapal mulai berlayar ke arah air terjun. Luffy dan kru lainnya kemudian pindah ke bagian depan kapal untuk menikmati pemandangan indah kapal yang berlayar melintasi awan.
Pemandangan indah itu merupakan salah satu yang terindah bagi sebagian besar kru. Tidak pernah muncul dalam imajinasi terliar mereka, bahwa suatu saat mereka akan berada di kapal yang berlayar di lautan awan di atas langit.
"Wow, ini benar-benar indah," ucap Nojiko sambil menatap ke awan putih yang menghantam kapal.
"Benar," sahut Chopper setuju. Sementara semua orang menikmati pemandangan, Nami menunjukkan ekspresi khawatir di wajahnya saat dia terus melirik log pose.
"Hentikan kapalnya!" Nami tiba-tiba berteriak, menyebabkan Zoro menjatuhkan jangkar. Kapal perlahan terhenti agak jauh dari air terjun. "Awan itu menghalangi jalan kita," katanya sambil menunjuk ke depan.
"Awan besar itu terlihat seperti mengambang di atas lautan, seperti gunung es," ucap Sanji sambil meletakkan tangannya di sakunya.
"Aku ingin tahu apakah aku bisa mengambil sepotong," ucap Luffy sebelum tangannya berubah menjadi petir dan memanjang ke depan. Ketika tangannya hampir mencapai awan, ujung petir berubah kembali menjadi telapak tangan Luffy dan dia mencoba meraih sepotong awan, namun tangannya langsung terpental.
"Hmm, itu hal yang baru," ucap Luffy sebelum menoleh ke Usopp dan berbicara. "Kemarilah, Usopp," membuat sang penembak jitu bingung. Ketika Usopp tiba, sebelum dia bisa bertanya apa yang Luffy inginkan darinya. Luffy meraih kerah bajunya dan melemparkannya keluar dari kapal ke arah awan.
"AHHHHHHHHH!" Teriak Usopp saat dia melayang di udara. Kru yang lainnya membelalak kaget melihat aksi Luffy. Namun yang mengejutkan mereka, Usopp tidak jatuh menembus awan, sebaliknya, ia mendarat di atasnya.
"Aku masih hidup?" Usopp bertanya pada dirinya sendiri sebelum dia berdiri di atas awan dan mulai melompat-lompat seperti sedang di atas trampolin. "Kalian harus mencoba ini!" Teriak Usopp dengan bahagia saat dia memantul-mantul di atas awan raksasa itu.
"Bagaimana cara kerjanya?" Nami bertanya sambil berdiri di antara Robin dan Nojiko, menatap Usopp dengan tatapan tak percaya.
"Itu adalah sebuah misteri," jawab Robin.
"Kita jelas tidak bisa berlayar melalui awan itu," ucap Nami ketika dia mulai berpikir. "Usopp, coba dan lihat sekeliling, lalu lihat apakah ada rute yang bisa dilewati kapal," tiba-tiba Nami berteriak kepada Usopp.
"Baik!" Usopp menjawab sebelum dia mulai melihat sekeliling sambil melompat. "Aku melihat gerbang raksasa!" Usopp balas berteriak setelah melihat-lihat sebentar.
"Gerbang?" Nojiko bertanya.
"Ya, itu ada di depan, tepat di bawah air terjun," jawab Usopp sebelum melompat kembali ke kapal. Kapal kemudian mulai berlayar di antara awan-awan raksasa dengan Usopp memberi arah kepada Nojiko yang memegang kemudi. Setelah berlayar di antara awan selama sekitar lima menit, gerbang yang dilihat Usopp terlihat.
"Kita sampai," ucap Nami ketika kapal berlayar menuju gerbang raksasa dengan tanda di atasnya bertuliskan 'Heaven's Gate.'
"Heaven's Gate?" Usopp bertanya dengan suara takut. "Kedengarannya seperti tempat yang kau kunjungi ketika kau mati," katanya dengan suara takut.
"Mungkin kita memang sudah mati, pernah memikirkan itu," sahut Zoro.
"Itu akan membantu menjelaskan tempat aneh ini," tambah Sanji, hanya untuk membuat Nami menampar mereka berdua.
"Bisakah kalian berdua diam!" Nami berteriak sambil memukul mereka.
"Hei lihat!" ucap Nojiko menarik perhatian mereka. "Ada seseorang sedang berdiri di sana," dia menunjuk ke platform gerbang. Ketika mereka semua melihat ke arah tangan Nojiko, mereka melihat seorang wanita tua kecil dengan sayap di punggungnya mengambil foto mereka.
"L-lihat, dia punya sayap!" Chopper berkata dengan nada tidak percaya.
"Oh iya, aku lupa memberitahu kalian bahwa semua penduduk Sky Island memiliki sayap malaikat," ucap Luffy dengan anggukan. Kapal kemudian terhenti di peron di depan wanita tua itu. Tidak ada yang mengatakan apa-apa selama beberapa detik, mereka hanya saling menatap sampai Nami memutuskan untuk memecah keheningan.
"Umm, halo," seru Nami.
"Aku Amazon, penjaga gerbang surga," ucap Amazon memperkenalkan dirinya. "Silakan sebutkan urusanmu, liburan, perang, atau lainnya," ucapnya.
"Tamasnya," jawab Luffy, memilih opsi damai. "Kami harus pergi ke Skypiea," tambahnya.
"Itu tidak ada bedanya," balas Amazon sambil menatap mereka. "Namun, jika kau ingin melanjutkan, kau harus membayar biaya masuk 1 miliar extol per orang. Itu adalah peraturan di sini," tambahnya mengejutkan mereka.
"1 Milyar!" Usopp dan Chopper berteriak kaget.
"Berapa nilai tukar untuk beli?" Luffy bertanya pada wanita tua itu.
"1 beli setara dengan 10.000 Extol," jawabnya lagi, mengejutkan mereka.
"Hmm, jika aku melakukan perhitungan matematis maka itu seharusnya 100.000 beli per orang," ucap Luffy secara tiba-tiba. "Dan kami ada ber 8, sehingga kami perlu membayar 800.000 beli," tambah Luffy sambil mengangguk pada dirinya sendiri, kemudian mulai berjalan ke arah singgasananya dan mengeluarkan kantung besar yang menampung semua uang mereka.
Luffy kemudian mengeluarkan kantong kosong dan mulai menaruh tumpukan uang di dalamnya. Ketika dia memiliki jumlah yang dia butuhkan, dia meletakkan tas besar itu kembali ke awan dan membawa kantong yang satunya kembali ke bagian depan kapal.
"Ini, itu harusnya cukup untuk kami berdelapan," katanya sebelum melemparkan tas itu kepada wanita tua itu. Tas itu mendarat tepat di depan Amazon.
"Baiklah," ucapnya. "Kalian bisa masuk," tambah Amazon. Ketika dia selesai berbicara, dua capit besar muncul dari bawah kapal dan mencapit sisi kapal Going Merry.
"AHHHH! Apa yang terjadi !?" Chopper berteriak / bertanya.
"Ini adalah lobster ekspres White Sea yang terkenal," ucap wanita tua itu. Lobster itu kemudian muncul kepermukaan dan menempatkan Merry di punggungnya sebelum melesat cepat melalui gerbang dan mulai memanjat air terjun.
"Semuanya! Pegangan erat-erat!" Teriak Nojiko saat dia berpegangan pada pagar. Ketika lobster raksasa mulai memanjat air terjun yang ternyata menjadi jalan untuk bisa naik ke atas awan, lalu memasuki terowongan, Luffy, Zoro, dan Sanji hanya bersandar di pagar menatap terowongan awan yang mereka lewati dengan cepat.
Setelah sekitar sepuluh menit perjalanan yang menakutkan, para kru akhirnya bisa melihat cahaya di ujung terowongan.
"Lihat, itu jalan keluarnya!" Nami berteriak ketika mereka mendekati cahaya. Ketika mereka semakin dekat, mereka melihat tanda di sisi salah satu awan yang bertuliskan 'Godland Skypiea.'
"Apa itu Godland Skypiea?" Robin bertanya ketika dia membaca tanda itu.
"Itu bukan jalan keluar," ucap Luffy sambil menyeringai. "Itu pintu masuk," tambahnya, membuat semua kru tersenyum gembira. Going Merry dan lobster raksasa itu kemudian melayang saat mereka keluar dari jalan awan sebelum Going Merry mendarat di White Sea lagi dan lobster itu kembali ke menyelam ke dalam laut.
"Well, itu dia," ucap Luffy sambil berjalan maju dan menatap pemandangan indah yang ada di depannya. "Sky Island," ucapnya sambil tersenyum, kemudian semua kru berjalan maju dan berdiri di belakang Luffy, mengamati pemandangan yang ada di depan mereka.
"Ini indah," komentar Robin sambil menatap pulau indah di depannya.
"Aku pikir akan lebih baik bila mengaguminya dari pantai daripada kapal," ucap Luffy sebelum dia berpaling ke anak buahnya. "Bawa kita ke pantai," perintah Luffy, menyebabkan mereka segera memiringkan layar untuk menangkap angin dan kapal mulai berlayar maju.
"Luffy," panggil Zoro, menarik perhatian kaptennya. "Tidak ada dasar laut di sini, bagaimana kita akan menggunakan jangkar?" Zoro bertanya sambil berjalan ke arah jangkar.
"Jatuhkan saja, awan-awan ini seharusnya bisa menahannya," jawab Luffy, menyebabkan Zoro menjatuhkan jangkar ke awan, namun hanya sebagian dari jangkar saja yang tenggelam.
"Tempat ini agak dangkal," Zoro memperingatkan semua orang, menyebabkan mereka mengangguk. Ketika kapal berhenti, Luffy mendekat ke sisi kapal dan berkata pada krunya.
"Well, tunggu apa lagi, ayo pergi!" ucapnya sebelum melompat dari kapal dan mulai berjalan ke pantai.