Pagi harinya, begitu keluar dari kamar, Nadia mendapati Aslan masih tertidur di sofa ruang tengah apartemen tersebut. Aslan tertidur sambil bersedekap. Nadia mengambil cangkir yang ada di atas meja dan membauinya sejenak.
"Hmmm, dia minum lagi," gumam Nadia sembari membawa cangkir tersebut ke dapur. Setelah itu ia kembali ke ruang tengah.
Nadia kemudian mencoba untuk membangunkan Aslan dengan mengguncangkan tubuhnya. "Lan, Aslan."
"Hmmm," gumam Aslan tanpa membuka matanya.
"Wake up. Waktunya ke kantor," ujar Nadia.
Aslan mendesah pelan. Perlahan ia membuka matanya. Begitu melihat Nadia sudah berjongkok di depannya, Aslan segera beringsut di sofa dan mencoba untuk duduk. Ia memijat-mijat kepalanya yang masih terasa pusing.
"Lu minum lagi semalem?" tanya Nadia.
"Sedikit," jawab Aslan. "Gue ngga bisa tidur."
"Pantes mata lu agak bengkak begitu."
Aslan melirik Nadia sambil berdecak pelan. "Gue harus ke kantor, kan?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com