webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · Seni bela diri
Peringkat tidak cukup
76 Chs

Part 72 Bagian 2

**

Dengan dress hitamnya, Laura berjalan dengan high hels hitamnya membuka sebuah pintu utama di gedung tersebut dan tiba-tiba di depannya sudah ada keempat wanita asia berambut hitam yang mengetahui maksud Laura. Ia langsung menutup pintu tersebut dan mereka langsung menendang pintu itu serta dengan gesitnya mereka menyerang Laura. Salah satu diantara mereka menendang perut serta pinggang Laura. Sedangkan yang lainnya dengan gesitnya bersalto untuk menendang Laura hingga gadis berambut cokelat itu harus menghindar berkali-kali.

"Ada penyusup masuk, tutup semuanya." Kata salah satu ketua dari keempat wanita asia itu yang memiliki tubuh besar sendiri seperti postur tubuh wanita Viking.

"Tidak, tidak, tidak, tolong jangan sekarang." Kata Robert yang sibuk dengan layar hologramnya.

"Aku melihatnya." Kata Michael yang berada di bagian bawah mobil tersebut dan mengotak-atik bagian mobik itu untuk mendapatkan sesuatu.

"Bicaralah padaku, Rob." Kata Draco yang masih mengangkat bagian depan mobil itu.

"Aku sedang berusaha, tapi sistem Arthur mengunci kita. Ini akan mudah jika Arthur tidak terus-terusan mencuri program-program dan chip-chipku." Kata Robert sambil sibuk dengan layar hologramnya.

Wanita yang lain menendang Laura dengan lututnya, tetapi Laura langsung menangkisnya. Salah satu dari mereka secara bersamaan menendang Laura sambil terjatuh ke belakang. Setelah itu, yang lainnya langsung bersato ke depan sambil menendang Laura, tapi dengan cepat Laura segera bangkit dan meninju pipi wanita tersebut. Ketika yang lainnya menyerang Laura dan menendang perutnya dan menendag perut wanita lain yang menyerangnya. Setelah itu membenturkan kepala musuhnya ke meja dengan keras sampai musuhnya pingsan. Kemudian, Ia juga menendang musuhnya sampai jatuh duduk mendarat di sofa. Setelah itu, Laura langsung menendang kemaluannya dengan high heelsnya hingga musuhnya berteriak kesakitan.

Tepat pada saat itu juga, musuhnya yang lain segera memukulnya, tapi Laura langsung menangkisnya. Kemudian, menghajarnya balik. Setelah itu, musuh yang lainnya langsung memukulnya lagi, namun Laura langsung menangkisnya. Tetapi musuhnya itu langsung meninju pipi Laura, kemudian melayangkan kakinya ke atas untuk menendang kepala Laura, lantas Laura menunduk, lalu berbalik ke belakangnya. Ketika wanita itu juga ikut berbalik dan memukul Laura balik, Laura langsung menahan lengan wanita itu dan membenturkan kepalanya ke dinding sampai pingsan.

Musuh lain yang langsung menendangnya dengan salah satu kakinya, tapi Laura segera menahan kakinya dan mendorongnya ke belakang hingga Ia terjungkal, hingga Ia terjungkal. Ketika, Laura melihat musuh yang tadinya Ia buat pingsan karena Laura menghantamkan kepalanya ke meja mulai sadar. Laura langsung menendang punggungnya dengan keras sampai kepalanya membentur meja lagi dan kembali pingsan.

Jendela-jendela disekitar tempat Draco dan Michael mulai tertutup satu per satu hingga menutup total.

Setelah mengalahkan ketiga wanita asia dan hanya tersisa sang ketua wanita asia itu. Laura langsung mendekatinya, tetapi wanita itu langsung menghantam kepala Laura dengan tinjunya hingga Laura terjungkal jatuh ke sofa. Laura pun langsung bangkit berdiri dan membalas meninju dagu wanita tersebut, serta pipinya. Wanita itu langsung menendang perut Laura sampai menghantam meja. Laura langsung mengambil vas bunga dan menghantamkannya kepada kepala wanita tersebut. Setelah itu, Ia langsung memukul ulu hati wanita tersebut.

Ketika Laura melayangkan tinjuannya, wanita itu langsung menghindar dan menahan tangan Laura, kemudian mengangkat Laura naik ke punggungnya. Setelah itu, melemparkannya ke belakang hingga Laura jatuh menghantam lantai yang lantas membuat Laura meringis kesakitan. Ia langsung bangkit berdiri dan menahan tendangan kaki wanita itu ketika musuhnya melayangkan tendangannya. Kemudian, Ia mencoba menangkis semua serangan dari musuhnya itu. Tak lama kemudian, wanita itu membanting Laura lagi dan menghantam perut Laura dengan sikutnya ketika Laura bangkit berdiri. Laura pun mendorong wanita tersebut sampai wanita tersebut terjatuh. Seketika itu, musuhnya langsung berdiri, dan Laura segera menghantamkan vas bunga lagi ke kepala musuhnya sampai pecah.

Laura melayangkan tinjunya lagi, tapi musuhnya menendangnya. Musuhnya lagsung membalas dengan menghantamkan lututnya ke perut Laura, tapi Laura langsung menangkisnya. Kemudian, Laura langsung membanting wanita tersebut. Musuhnya langsung bangkit dan meninju pipi Laura. Wanita itu melayangkan pukulan melingkarannya, tapi Laura langsung menunduk menghindar. Setelah itu, Laura segera menghantam kepala wanita tersebut ke dinding berkali-kali. Tapi, setelah itu, musuhnya langsung menunduk dan membanting Laura. Kemudian, menindih naik ke perutnya dan memukuli pipi Laura.

Tak lama kemudian, Laura langsung memegang kepala wanita tersebut dan membantingnya ke lantai. Setelah itu, Laura menindih wanita tersebut dan meninjunya berkali-kali. Wanita tersebut langsung mengunci kepala Laura dengan kedua kakinya, dan menghantam kepala Laura dengan sikunya berkali-kali. Laura langsung mengambil pisau yang Ia sembunyikan di balik dressnya dan menancapkan pisau itu ke paha wanita tersebut, hingga wanita itu berteriak kesakitan. Musuhnya segera menendang perut Laura hingga Laura terdorong mundur beberapa langkah. Kemudian, wanita itu bangkit dan membenturkan kepala Laura ke dinding. Setelah itu, Laura membalas membenturkan kepala musuhnya ke dinding juga. Musuhnya langsung membantingnya, tapi Laura langsung bangkit dan meninju dagu wanita tersebut. Musuhnya tersebut pun membalas meninju pipi Laura juga. Laura pun mendorong wanita tersebut sampai menghantam perabotan di meja.

"Draco! Banyak penjaga yang berdatangan dan muncul ke tempatmu! Dave masih hidup!"

"Tinggalkan saja, Mike! Aku tidak mau kau jadi buronan dan aku tidak mau kau mati di tangan Dave." Kata Draco

"Sebentar lagi!"

Mereka terus mendorong dan menyerang satu sama lain hingga mereka berdua jatuh dari lantai atas ke lantai bawahnya. Wanita asia itu jatuh duluan dan menghantam meja sampai patah, lalu baru Laura jatuh menimpanya. Tepat pada saat mereka meringis kesakitan, tiba-tiba wanita tersebut langsung mati ditembak ditempat dari kejauhan. Dan pelakunya tak lain adalah Luke Bernadeath.

"Indiana Jones berhutang nyawa pada kapten Jack Sparrow! Sekarang cepat pergi dari gedung itu!" Kata Luke lewat alat komunikasinya.

Ketika Laura baru saja berjalan pergi, tiba-tiba dirinya disekap oleh beberapa pasukan hitam di belakangnya. Bersamaaan dengan kabut asap yang mulai muncul di gedung itu.

"Vince! Aku membutuhkanmu untuk ikut denganku!" Kata Luke yang melihat hal itu kepada Vincent sambil berjalan menuju mobilnya.

"Dapat!" Seru Michael sambil bangkit berdiri dan menunjukkan tabung dengan puzzle yang bisa dibuka dengan memecahkan puzzle itu.

"Masuk ke dalam mobil!" Kata Draco sambil membuka pintu mobil pengemudi dan masuk ke dalam sana sambil menyalakan mesin mobilnya, diikuti dengan Michael yang duduk disana sambil mencoba membuka tabung tersebut. Tepat pada saat pintu didobrak, mobil mereka langsung menabrak, menebros pintu tersebut dan keluar. Dave langsung menembaki mobil sport hitam mereka dengan senjata assasult rifflenya. Draco segera menambah laju mobilnya dan berbelok untuk meghindari pelontar granat milik musuhnya yang lain. Kemudian, Draco menambah lagi lajunya untuk ingin maju dan menembus kaca gedung.

"Draco! Kau sudah gila! Ini gedung tingkat berapa?!" Kata Michael dengan panik.

"Entahlah ratusan? Tapi mungkin mobil ini bisa menembus kaca gedung ini dan sampai pada gedung berikutnya, karena mobil ini terlalu cepat dari yang aku bayangkan." Jawab Draco yang sebenarnya tidak yakin karena Draco tak pernah melakukan hal gila ini.

"Mobil tak bisa terbang! Dan jarak gedung ini ke gedung berikutnya cukup jauh! Aku akan benar-benar mati!" Teriak Michael saat mobilnya menembus kaca dan melaju mendekati gedung lain, bagaikan terbang. Setelah itu, menembus kaca gedung lain, dan mendarat ke salah satu lantai disana.

"Draco kau bisa berhenti sekarang, taka da yang menembaki kita!" Kata Michael yang masih melihat Draco berbelok-belok di gedung lain tersebut.

"Sebanarnya masalahnya, remnya tidak berfungsi." Kata Draco sambil masih melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan akan melakukan hal yang sama lagi.

"Apa?!" Pekik Michael

Mobil yang dikendarai mereka masih melaju dengan cepat dan menembus kaca gedung dan seakan-akan terbang menembus ke gedung lainnya.

"Itu adalah gedung terakhir jika kau berfikir untuk membuat mobilnya melompat ke gedung lain sebaiknya urungkan niat kalian."

Draco langsung mencoba memutar-mutar mobilnya di tempat agar tidak melaju menembus gedung lain. Setelah itu, mendobrak pintu Michael sampai lepas dengan kekuatan hitamnya.

"Lompatlah, Mihael!" Kata Draco

Michael segera melepas sabuknya dan melompat keluar dari mobil yang sudah menggila itu, hingga Ia terjatuh terhantam laintai, dan terguling disana.

Ketika mobil itu mendekati kaca gedung, Draco langsung melepas sabuknya, dan mendobrak pintunya sampai lepas, lalu segera melompat keluar dari mobil itu hingga menghantam lantai gedung tersebut. Mobil tanpa penumpang itu terus melaju sampai menembus kaca jendela gedung dan terjatuh dari atas gedung tersebut.

"Kau punya sayap, kan? Kenapa kau tak gunakan sayapmu saja dan pergi dari gedung tadi!" Kata Michael yang masih panik dan mendorong Draco yang baru saja bangkit berdiri hingga terjungkal di lantai lagi.

"Manusia tak boleh melihat para orang Cycrotonictus punya kekuatan atau seseorang akan menggunakannya sebagai adu domba, dan memperparah situasi." Kata Draco yang masih terkekeh karena reaksi Michael.

***

Luke mengemudikan mobil militer hitamnya, sedangkan Vincent berpegangan di belakang mobil Luke sambil melemparkan rantai-rantai tebal pada helikopter milik Dave. Kemudian, menarik dan menahan rantai-rantai tebal itu supaya helicopter itu tidak bisa terbang pergi lebih jauh. Mobil Luke malah menarik pesawat itu mengikuti laju mobilnya. Setelah itu, Ia membelokkan mobilnya saat ada tikungan tajam di depannya. Vincent makin menarik helicopter mendekat. Sedangkan, Dave kesusahan membawa helikopernya naik daritadi. Luke membelokkan mobilnya lagi, sedangkan Dave langsung membawa helikopternya naik ke atas ketika mobil Luke melaju dengan lurus sehingga membuat bagian belakang mobil Luke terangkat.

"Fuck! Kau seharusnya berubah menjadi sarcosuchus sekarang Vince!" Kata Luke

"Kau mau mobil kita rusak karena menahan beban berton-ton?!" Balas Vincent yang masih menarik rantai-rantainya.

Tiba-tiba ketiga mobil menyusul di depan mereka, Mobil Robert melaju tepat di depan mobil Luke dan mengaitkan rantai dan tali baja yang terhubung ke bagian depan mobil Luke agar mobil mereka tidak ikut terbang terbawa helicopter itu. Dave pun makin menaikkan helikopternya ke atas sehingga membuat bagian belakang mobil Robert terangkat juga. Mobil Michael pun akhirnya melaju di depan mobil Robert dan mengaitkan rantai dan taali baja yang terhubung ke bagian depan mobil Robert.

"Kita butuh satu mobil lagi!" Kata Luke yang mobilnya sudah tidak menyentuh tanah lagi.

Setelah itu, mobil Draco melaju ke depan mobil Michael dan mengaitkan rantai tebal dan tali baja ke bagian depan mobil Michael.

"Ini terlalu berat!" Kata pasukan yang berada di sebelah Dave

"Jatuhkan mereka!" Kata Dave sambil membuat helicopter tersebut berbelok ke arah jurang sehingga mobil mereka ikutan tertarik ke arah jurang.

Vincent hampir nyaris terjatuh ke jurang itu, sedangkan mobil-mobil lain sudah pasti terjatuh dari jurang jika tali baja mereka tidak terhubung satu sama lain ataupun jika tali dan rantai baja itu putus.

"Cepat nyalakan NOSnya!" Kata Michael ketika mobilnya sudah terangkat dan hanya tersisa mobil mobil Draco saja yang menyentuh tanah.

Draco pun langsung menyalakan NOSnya sehingga membuat helicopter tersebut tertarik, begitu juga dengan mobil-mobil yang di belakang Draco mulai menyentuh tanah kembali. Michael pun ikut menyalakan NOSnya. Begitu pula dengan Robert dan Luke yang ikutan menyalakan NOSnya sehingga membuat helicopter milik Dave makin tertarik.

Tak lama kemudian, Dave meluncurkan roketnya di depat Draco dan menyerang mereka dengan pelontar granat dari dalam helicopter hitamnya. Mobil mereka terpaksa melepaskan rantai dan tali baja yang mengikat satu sama lain, lalu memisahkan diri satu sama lain untuk menghindari serangan itu, kecuali mobil Luke yang masih terikat pada helicopter tersebut. Luke terus membelokkan mobilnya untuk menghindari serangan bom yang diluncurkan dari helicopter Dave. Laura yang tersadar, langsung menahan senjata musuh yang berada di sebelahnya dan menendang senjata musuh yang berada di depannya. Setelah itu, Laura yang masih menahan senjata musuhnya mengarahkan senjata musuhnya ke bagian depan helicopter tersebut sehingga tembakannya mengarah ke sana , yang tak lama kemudian membuat salah satu bagian helicopter tersebut meledak dan mengeluarkan asap hitam. Luke langsung membelokkan mobilnya. Vincent sudah kelihatan sedikit kelelahan karena tangan kiri Vincent masih saja berpegangan pada bagian belakang mobil Luke, sedangkan tangan kanannya masih saja memegang rantai-rantai tersebut.

Draco langsung berubah menjadi naga hitam dan terbang dengan cepat menuju helicopter tersebut.

"Laura! Lompat!" Kata Vincent yang masih menarik rantai tersebut, ketika Ia melihat Laura sudah mengalahkan semua musuhnya dan membuka pintu helicopter tersebut dan bediri disana.

Bagian belakang helicopter tersebut sudah terbakar. Melihat Laura mau melompat, Dave membanting helikopternya jatuh ke arah jurang sehingga Laura menjadi terhantam ke kiri bagian pintu helicopter yang masih tertutup, mobil Luke ikut terbawa tertarik jatuh kesana. Lewat pikirannya Draco langsung melepas pintu helicopter tersebut sehingga Laura terjatuh dari helicopter. Draco dengan cepat terbang ke arah Laura yang terjatuh.

Setelah itu, menangkapnya dengan kedua sayapnya. Sedangkan helicopter Dave dan mobil Luke yang masih terikat tersebut jatuh menghantam tebing-tebing batu dan terjatuh di jurang.

Sialan! Aku merasakan tulangku patah semua! Beruntung mobilnya tak terbakar. Kata Vincent yang terbaring di bebatuan itu.

Luke segera menendang pintu mobilnya hingga terlepas dan segera keluar, lalu berbaring di samping Vincent mengistirahatkan dirinya sebentar.

Di sebuah helicopter yang sudah rusak dan terbakar, Dave pun akhirnya sadar. Setelah itu, Ia langsung bangkit berdiri. Kemudian melompat ke dekat Vincent dan Luke. Luke pun segera bangkit berdiri, sedangkan Vincent pun juga langsung bangkit berdiri ketika melihat tulang-tulangnya sudah kembali pulih. Vincent segera mendekati Dave dan melayangkan tinjuan melingkarnya, tapi Dave langsung menunduk. Dan meninju rahang Vincent. Setelah itu, Dave mendorong bahu Vincent hingga menghantam puing-puing helicopter. Luke pun meninju pipi Dave, dan Dave langsung membalas tinjuan Luke ke kepalanya berkali-kali. Kemudian mengambil sebuah ban mobil besar dan memukul kepala Luke dengan itu. Vincent langsung menyeruduk Dave dan musuhnya tersebut langsung memukul rahang Vincent berkali-kali sampai Vincent melepaskan kunciannya, Luke langsung memukulkan sikutnya ke arah kepala Dave, tapi musuhnya tersebut langsung menghindar dari serangan Luke berkali-kali sampai Dave menendang perut Luke sampai menghantam puing-puing helicopter.

Vincent dan Luke langsung bangkit berdiri dan Dave langsung berlari ke arah mereka sambil meninju rahang Vincent. Luke pun melayangkan tinjuannya, tapi Dave segera menunduk dan meninju wajah Luke serta ulu hatinya dan ulu hati Vincent. Kemudian, Ia menghantam kepala Luke, dan menghantam kepala Vincent. Setelah itu, Ia mendorong Luke hingga terhantam tebing batu itu. Vincent mengambil sebuah pintu pesawat dan puing-puing lain. Seketika itu juga, Luke langsung bangkit dan melayangkan tinjuannya ke arah Dave, tapi Dave meninju pipi Luke terlebih dahulu. Saat itulah dari belakang Vincent langsung memukul Dave dengan pintu dan puing-puing yang baru saja Ia ambil sampai hancur hingga Dave terjatuh.

Dave langsung bangkit berdiri, dan meninju rahang Vincent, tapi Luke langsung menghantam kepala Dave dengan sikutnya sampai Dave terjatuh. Setelah itu, Dave langsung bangkit dan mnyerang Luke, Ia segera menangkis serangan musuhnya. Saat, Dave berbalik ke arah Vincent, Luke segera menyerangnya tapi Dave langsung menghantam kepala Luke dengan sikutnya. Vincent lantas menghantamkan kepalanya ke kepala Dave. Musuhnya tersebut langsung melempar Vincent, Ia segera bangkit, namun Dave menendang kepala Vincent. Luke langsung menghantam kepala Dave dari belakang dengan tinjunya sampai Dave terjatuh. Dave segera bangkit meskipun masih terhuyung. Luke segera mengambil sebuah puing-puing dari helikopter dan memukulkannya ke kepala Dave.

Vincent menghantam Dave dengan tinjuannya, dan dengan cepat menendang perut Dave. Luke memukulkan puing-puing helicopter ke kepala Dave. Vincent mengambil pipa besi dan memukulkannya ke kepala Dave juga hingga membuat pandangan Dave mulai kabur. Setelah itu, Luke berlari dan menendang kedua kaki Dave hingga terjatuh. Kemudian, Vincent mengangkat tubuh Dave dan membantingnya. Setelah itu, Luke langsung menendang kepala Dave dengan kedua kakinya. Vincent mengangkat tubuh Dave lagi, dan melemparkannya ke atas. Luke segera berlari dan menendang kepala Dave. Luke menyerang perut Dave dengan flying kicknya sampai tubuh Dave terlempar, dan langsung ditangkap Vincent yang segera membanting tubuh Dave ke belakang sampai menghantam batu hingga retak. Dave mengerang kesakitan. Sedangkan Vincent, dan Luke berdiri bersebelahan memandang Dave yang berteriak kesakitan itu.

Tiba-tiba dari atas naga hitam langsung menyemburkan api di dekat mereka yang membakar seluruh tubuh Dave sampai menjadi abu. Setelah itu, naga hitam tersebut terbang ke arah mereka dan mendarat di atas tebing itu.

"Kita harus pergi menghentikan Charlie." Kata Draco dengan suara naga yang serak dan berat.

***

Di sebuah kota dengan kendaraan yang sebagian besar menggunakan autopilot sudah diretas oleh Arthur agar tidak ada yang menghalagi laju mobil Charlie.

"Jadi, isi tabung itu berisi jebakan? Aku hampir mati hanya karena mengambil jebakan? Keluarga Kingstone memang gila." Kata Michael yang masih mengemudikan mobilnya.

"Kau tahu, paman-pamanku pernah hampir mati karena berburu harta karun yang disembunyikan oleh kakekku. Dan ketika harta karun itu terbuka, harta kerun itu malah berisi mainan-mainan mereka ketika kecil. Ketiga pamanku malah tertawa dan tak mempermasalahkan hal itu. Mereka bilang harta karun yang paling berharga adalah keluarga. Misi kita saat ini, adalah merebut koper berisi kode peluncuran nuklir itu." Kata Draco sambil tersenyum tipis sambil melaju dengan mobilnya, kemudian berhenti di depan jalan yang lumayan sepi di perbatasan lampu merah.

"Arthur menyuruh Charlie menaruh jebakan di gedung itu, sehingga kita semua focus pergi ke gedung itu sehingga kita tak bisa menghalangi Charlie yang mencuri kode nuklir. Kemudian, Arthur menyuruh Dave juga untuk menghalangi kita. Tapi di balik jebakan itu, Charlie menuliskan koordinat Charlie sekarang, dan koordinat tujuan Charlie berikutnya. Jadi itu sepenuhnya bukan jebakan." Kata Robert yang menambah laju mobilnya dan berhenti di sebuah jalan.

"Kita sudah sampai." Kata Luke sambil menghentikan laju mobilnya di depan sebuah jalan di samping Robert.

"Dimana dia?" Tanya Vincent sambil memberhentikan mobilnya di disebelah mobil Robert.

Tak lama kemudian, mobil Charlie melaju dan berhenti di depan mereka, karena Ia sudah dikepung dengan empat mobil di depannya. Tepat pada saatitu juga mobil Michael berhenti di belakang Charlie.

Charlie langsung membelokkan mobilnya untuk mengecoh Michael sehingga Michael secara tak sengaja memberinya celah dengan mengubah posisi mobilnya. Mobil Charlie langsung melaju dengan cepat menembus toko kaca dan kembali ke jalan raya. Michael langsung memutar mobilnya, kemudian mengejar mobil Charlie begitu juga dengan yang lainnya. Suara decitan ban-ban mobil , disertai mobil-mobil yang berbelok pada tikungan mengejar mobil Charlie. Charlie membelokkan mobilnya ke arah bangunan yang belum jadi sehingga reruntuhan tersebut menimpa mobil Michael.

Draco dan Luke membelokkan mobilnya ke kiri jalan, sedangkan Vincent dan Robert membelokkan mobilnya ke kanan jalan. Mobil Draco melaju menembus kios-kios pedagang kaki lima yang sedang berjualan disana. Sedangkan mobil Vincent menembus masuk menuju taman yang masih penuh dengan orang-orang yang langsung panik dan berlari menghindar ketika melihat mobil Vincent masuk ke dalam sana. Ia menginjak pedal gas dalam-dalam sehingga ban mobil mulai kehilangan traksi sehingga mobilnya meluncur, setelah itu Vincent mengatur gas dan counter steernya. Robert memacu mobilnya dengan kencang, dan ketika Ia memasuki tikungan, Ia menginjak pedal rem sehingga bobot berpindah ke depan. Saat itu juga, Ia menahan mobilnya dalam posisi kosong sehingga mobilnya meluncur karena pengaruh berartnya, kemudian Robert menginjak pedal gas sehingga traksi ban hilang kembali.

Ketika melihat jalan sempit, Draco langsung membelokkan mobilnya hingga mobil tersebut hanya bertumpu pada dua roda depan belakang saja. Ia mengemudikan mobilnya dengan miring. Setelah itu, kembali memutar mobilnya dan melaju normal kembali ketika melewati tikungan. Kemudian, Ia menarik rem tangan bersamaan dengan menginjak koplingnya saat memasuki tikungan lagi sehingga menyebabkan ban belakang terkunci dan kehilangan traksi. Setelah itu, Draco melepas koplingnya , dan menekan pedal gasnya lagi. Charlie membantingkan mobil ke arah berlawanan dari arah beloknya, dan kembali melaju dengan cepat. Luke melakukan drift dengan mengayun di sepanjang jalan lurus, kemudian Ia melakukan teknik menikung dengan kecepatan sekitar 30-45 mph, dia mengambil sisi dalam tikungan. Lalu sekitar 25 meter dari titik tengah tikungan, Luke berbelok ke sisi luar tikungan. Kemudian membanting setir kea rah tikungan sehingga mobilnya meluncur karena beratnya.

Mobil Draco kini berada tepat di belakang mobil Charlie, dan saat ini mobil Draco sudah berada di sebelah mobil Charlie. Charlie langsung menyalakan NOSnya sehingga mobilnya melaju lebih cepat daripada Draco. Melihat hal itu, Draco langsung menekan sebuah tombol di mobilnya sehingga melontarkan tali baja ke mobil Charlie, kemudian mencoba mengeremnya tapi mobil it uterus melaju. Tak lama kemudian, mobil Luke melaju di sebelah Draco dan melontarkan tali baja ke mobil Charlie.

"Hati-hati Luke, jangan sampai tali bajanya terlepas." Kata Draco lewat alat komunikasinya.

Charlie yang masih melaju melihat mobil Vincent yang berada di depan sehingga membuat Charlie memberhentikan mobilnya. Tiba-tiba dari samping mobil Robert muncul dari arah kanan dan melontarkan tali baja ke samping mobil Charlie. Mobil Charlie mencoba kabur, namun mobil Laura muncul dari kiri dan menembakkan tali baja ke mobil Charlie. Charlie masih saja berusaha membebaskan diri dari mobil mereka, tapi dari depan mobil Robert melontarkan tali baja ke bagian depan mobil Charlie, setelah itu Vincent memundurkan mobilnya tapi tertahan mobil Charlie. Robert pun juga memundurkan mobilnya. Laura dan Draco pun juga memundurkan mobilnya, begitu pula dengan Luke. Kelima mobil itu terus melaju mundur untuk menarik mobil Charlie yang masih berada di tengah-tengah mempertahankan posisinya dan mencoba kabur dari mereka.

Beberapa ban mereka mulai mengeluarkan percikan api. Setelah itu Charlie mengaktifkan NOSnya lagi , kemudian memundurkan mobilnya sehingga membuat mobil Vincent tertarik ke depan. Kemudian, Charlie melajukan mobilnya ke depan hingga menabrak bagian depan mobil Vincent. Ketika Charlie memundurkan mobinya, Vincent dan anggota-anggota lainnya pun langsung ikut memundurkan mobilnya untuk menarik Charlie kembali. Tapi ketika Vincent memundurkan mobilnya ke belakang, Charlie langsung mengeluarkan tangannya dan menggerakkannya untuk memakai kekuatan telekinetisnya yang membuat mobil Vincent terlempar dan terguling hingga tali bajanya terputus. Kemudian, Ia mendobrak pintu mobilnya yang terhubung pada tali baja mobil Laura hingga pintu mobilnya terlepas begitu pula dengan tali bajanya yang tak lagi terikat pada mobil Charlie sehinga membuat mobil Laura terguling ke samping.

Kemudian, Charlie memundurkan mobilnya ke celah antara mobil Draco dan Luke sehingga kedua mobil itu tertarik, lalu tertarik ke atas sekaligus menghantam satu sama lain. Kedua roda bagian belakang Luke sampai terlepas. Mobil Charlie juga ikut tertarik dengan tali baja yang masih mengikat, seketika itu Robert menabrakkan mobilnya ke mobil Charlie sehingga membuat mobil itu terguling dan jatuh terbalik. Charlie langsung keluar dari mobilnya sambil membawa koper berisi kode peluncuran nuklir itu. Kemudian memanjat ke arah gedung bangunan dan berteleportasi menghilang dari tempat itu.

"Kurasa pemberhentian selanjutnya adalah Rusia." Kata Luke yang menahan sakit karena tubuhnya terjepit.

***

Di dekat pegunungan bersalju itu, kelima mobil sedang berhenti di jalanan bersalju disana dan mereka sedang mengamati markas milik Rusia itu dengan teropong mereka.

"Takkan ada yang segila ini, datang ke tempat ini tanpa pasukan yang benar saja?" Kata Laura

"Aku tak yakin soal itu." Balas Draco

"Speak of the devil." Kata Luke saat melihat Charlie sedang melaju di kejauhan menuju markas lewat teropongnya.

"Siapkan EMPnya. Kita matikan pertahanannya." Kata Arthur lewat alat komunikasinya. Charlie yang sedang melaju dengan mobilnya pun langsung menyalakan NOSnya sehingga Ia melaju dengan cepat di jalanan bersalju itu dan mulai mendekati sebuah markas

"Ada ancaman datang! Angkat barikadenya!" Kata salah satu orang disana kepada anak buahnya yang langsung melakukan perintahnya, sehingga barikade baja tebal langsung terangkat muncul di sekitar markas tersebut.

Charlie menekan sebuah tombol di mobilnya yang langsung menembakkan gelombang besar pada markas tersebut yang langsung menonaktifkan seluruh jaringan listrik di markas tersebut. Barikade langsung turun lagi secara otomatis dan berbagai gerbang langsung terbuka. Mereka menghujani mobil Charlie dengan peluru yang mereka tembakkan dari berbagai sisi. Namun, usaha mereka sia-sia karena mobil Charlie anti peluru. Mobil Charlie terus melaju masuk ke dalam markas tersebut, sambil mengisi EMPnya lagi. Kemudian, Ia menambah laju mobilnya, menerobos ke pagar dengan jaring besi.

Setelah itu, dia terus melaju sampai akhirnya berhenti di bawah kapal selam disertai oleh helikoper hitam yang menembakinya. Charlie langusng mengaktifkan EMPnya lagi sehingga terpancarlah gelombang besar keluar yang mematikan daya helicopter tersebut beserta kapal selam itu. Seketika itu juga Charlie langsung membelokkan mobilnya dan melaju pergi. Sedangkan, helikopter tersebut langsung berputear-putar dan menghantam ke bawah hingga meledak.

"Charlie, pergi ke tempat penjemputan. Mari kita kuasai kapalnya." Kata Arthur

"Sial! Kurasa Arthur menyetel ulang kapal untuk menguasai sistemnya." Kata Robert saat melihat layar hologramnya.

"Apa maksudnya itu?" Tanya Vincent yang masih mengamati markas tersebut dengan teropongnya.

"Singkatnya, dia sedang membajak kapal selam." Balas Draco

"Kita tak boleh membiarkan itu terjadi." Kata Laura

"Itu dia ruang kendalinya. Jika kau bisa bawa aku ke tempat itu. Jaringannya bisa kusadap dan meretas balik Arthur. Mencegah kapalnya menyelam." Kata Robert sambil melihat teropongnya.

"Cukup bawa aku ke tempat itu dan akan kucari ruang senjata dan kucabut chip peluncurannya sebelum Arthur meluncurkan nuklirnya." Kata Luke

"Itu terlalu gila dan berbahaya." Kata Laura

"Jack Sparrow selalu melakukan hal gila dan berbahaya, kan?" Balas Luke sambil berjalan masuk ke mobilnya dan melaju ke markas tersebut.

"Kita lakukan keduanya sebagai rencana cadangan." Kata Draco sambil masuk ke mobilnya begitu pula dengan yang lain.

Mobil para penjaga yang berada di dalam markas masih menghadangnya dan menembaki Charlie dengan machingunnya. Charlie langsung menabrakkan bagian belakang mobil mereka ke minyak tangki gas besar sehingga mobil mereka meledak, namun tidak dengan mobil Charlie yang masih utuh dan tetap melaju pergi. Mobil Vincent melaju menerobos dinding yang menghalangi mereka. Lima kendaraan baru saja memasuki pangkalan. Setelah itu, Ia langsung memberhentikan mobilnya, dan keluar dari mobil masing-masing sambil membawa senjata mereka.

Para penjaga langsung menembaki mereka, tapi Vincent menembaki mereka balik dengan senjata machinegunnya. Begitu juga dengan Laura dan Draco yang menembaki para penjaga Rusia itu dengan assasult rifflenya.

"Laura! Ayo pergi!" Kata Draco saambil menarik lengan Laura yang masih menembak menuju ruang kendali.

Mobil Charlie masih melaju dengan diikuti oleh beberapa mobil penjaga di belakangnya. Charlie pun berbelok ke arah tanjakan dan meruntuhkan gedung yang berada di belakangnya dengan kekuatan telekinetisnya sehingga mengenai mobil-mobil yang berada di belakangnya. Akhirnya Charlie pun berhasil keluar dari markas tersebut, dan melaju pergi dengan mobilnya.

"Aku sudah selesai. Aku ingin keluargaku kembali." Kata Charlie yang masih melaju.

"Aku yang putuskan kapan kau selesai. Aku akan mengirimkan lokasi baru. Dan temui salah satu anak buahku. Kita tunjukkan pada dunia apa yang kita punya." Kata Arthur

Vincent dan Luke pun masuk ke dalam kapal selam itu, sedangkan Robert, Draco, dan Laura membuka ruang kendali dan masuk ke sana. Draco pergi ke ruangan lainnya untuk berjaga-jaga dan Laura masih berjaga-jaga di ruangan Robert. Dan menyerahkan sisanya pada Robert.

"Kendali jarak jauh terputus."

"Biar aku tangani." Kata Arthur sambil mengotak-atik layar hologramnya.

Pintu terbuka dan penjaga langsung masuk ke dalam, Laura segera memukul kepala pria tersebut dengan senjatanya. Ketika Laura mau memukulkan senjatanya kepada penjaga yang lainnya, penjaga tersebut menahannya, dan membuang senjatanya. Laura pun langsung mengeluarkan pistolnya dan menembakkan peluru-pelurunya, sayangnya musuhnya langsung menahan pistolnya, dan membuangnya. Kemudian menyerang Laura beberapa kali. Setelah itu, Ia melempar dan membanting Laura. Tapi, Laura segera bangkit mengambil srpihan kaca dan menyayat kaki dan tangan musuhnya dengan itu. Penjga itu langsung membanting Laura kebawah, tapi Laura langsung menendang perut pria itu sampai terjatuh.

Pintu terbuka, dan muncullah beberapa penjaga. Draco langsung menendang perut salah satu penjaga hingga Ia terlempar dan menghantam penjaga lainnya. Ia menghantam leher musuhnya, dan menahan serangan musuhnya yang lain sambil menghantamkan lututnya kepada perut pria itu. Setelah itu, dia menghantamkan kepala musuhnya ke bawah. Ia menahan serangan pria yang lain menyikutnya sampai pingsan. Dan menghantam perut penjaga yang lainnya lagi.

Luke dan Robert masuk menuju ke ruang senjata, namun Arthur mengunci pintunya sehingga Luke tak bisa memasuki ruang tujuannya itu.

"Vincent kau harus menemukan chipnya! Jangan buang waktu lagi!" Kata Luke yang beraada di balik pintu itu.

Draco menghantamkan musuhnya ke dinding dan menghantam kepala musuh yang lainnya. Setelah itu, pria yang lain langsung menyekap Draco dari belakang. Draco langsung melempar musuh yang menyekapnya dari belakang itu Kemudian, Ia menghantamkan musuhnya yanag lain.

Pria itu melempar Laura ke kaca keluar sampai pecah dan ketika pria itu mendekati Laura, Ia langsung menendang kakinya. Lalu menendangnya sampai terjatuh terbelender sirip kala selam belakang yang sedang berputar.

"Apakah kau selesai Rob?!" Tanya Laura

"Kau cerdas tapi tak cukup cerdas tanpa semua program yang kucuri darimu." Kata Arthur

"Sial! Dia mengunciku. Dia mendapatkan kendali kapal selamnya, dan sekarang dia akan meluncurkan nuklir!" Kata Robert

"Vince, aku tak bisa hentikan dia. Kau harus menarik chip itu." Kata Robert lagi pada alat kominkasi di telinganya.

"Aku tak bisa, kapalnya masuk ke dalam mode menyerang." Jawab Vincent sambil menekan alat komnikasinya

"Pintunya takkan terbuka sampai kau menarik chip itu." Kata Luke yang masih di balik pintu.

"Aku tak tahu apa yang kau cari!" Kata Vincent yang kebingungan dengan semua tombol di kapal selam.

"Itu masalahnya! Kau tak pernah mau membaca!" Balas Robert

Vincent menarik sebuah chip yang mengakibatkan lampunya menjadi merah diikuti tanda peringatan.

"What the hell are you doing!" Kata Luke

"Ada tulisannya petunjuk!" Kata Luke

"Sabar Luke! Aku bukan marinir angkatan laut!" Balas Vincent yang sibuk mencari.

Salah satu anak buah Robert naik masuk ke mobil Charlie.

"Kita nyalakan nuklirnya. Mulai menghitung mundur."

"Nuklirnya menyala! Dia mencoba meluncurkannya!" Kata Robert lewat alat komunikasinya.

"Vince, bicaralah padaku! Apa yang kau lihat?" Tanya Luke

"I don't see shit, man!" Balas Vincent

Kapal selam pun bergoyang.

"Apa yang terjadi?" Tanya Vincent

"Kita akan meluncurkan nuklir itu yang terjadi!" Balas Luke

"Tarik chipnya, Vince!" Kata Robert

"Cari hitung mundur! Hitung mundurnya takkan memakai bahasa Rusia!" Kata Luke yang berada di balik pintu baja itu.

"Hitung mundur apa?" Tanya Vincent

"Rudalnya harus diaktifkan untuk diluncurkan!" Teriak Luke dari balik pintu.

Vincent pun akhirnya langsung menarik salah satu chip dibawah hitungan waktu yang menghitung mundur.

"Dapat!"

"Berengsek!" Umpat Arthur lewat alat komunikasinya.

"Ada apa?" Tanya Charlie sambil menekan alat komunikasinya.

"Nuklirnya tidak mau meluncur!"

Charlie langsung tersenyum tipis.

"Keluarkan kapalnya dari sana!" Kata Arthur kepada anak buahnya.

Pintu kapal selam pun terbuka, Vincent dan Luke pun segera keluar dari sana.

Draco, Laura, dan Robert sudah menunggu mereka berdua di mobil mereka masing-masing.

"Kalian mendapatkannya?" Tanya Draco sambil melaju ke mobilnya.

"Yup!" Jawab Luke sambil mengemudikan mobilnya

"Tapi kita kedatangan banyak tamu!" Kata Vincent yang kini melaju mengemudikan mobilnya ketika melihat segerombolan mobil penjaga markas Rusia tersebut mengejar mereka.

Vincent yang melaju di paling belakang sedikit kewalahan dengan serangan tembakan dari para mobil yang mengejarnya, ditambah lagi ban mobilnya mudah tergelincir di lautan es yang licin tersebut.

"Ada apa Vince? Lupa ban saljumu? Kau suka kendaraan barumu sekarang?" Tanya Luke lewat alat komunikasinya sambil tertawa.

"Sejak kapan kau mengganti ban mobil Vincent?" Tanya Draco

"Berengsek kau Luke!" Umpat Vincent

"Rasakan pembalasanku!" Kata Luke

"Kenapa mereka menembaki aku terus?" Kata Vincent yang masih mengemudikan mobilnya yang terus-terusan tergelincir.

"Mungkin karena kau mengendarai mobil berwarna cerah? Entahlah, Vince." Kata Robert sambil terkekeh.

"Shut up, Rob!" Balas Vincent

"Berpindahlah ke depanku, Vince." Kata Robert ketika melihat mobil Vincent ditembaki lagi dan Vincent langsung melajukan mobilnya ke depan mobil Robert.

"Kalian mau bermain kasar, baiklah!" Kata Robert sambil menekan beberapa tombol di mobilnya yang membuat bagian belakang mobil Robert mengeluarkan senjata machinegunnya dan menembaki mobil-mobil pasukan yang berada di belakangnya.

Tak lama kemudian, sebuah mobil pelontar granat meluncurkan bom-bomnya disekitar mobil Vincent yang membuat lapisan es di sekitarnya retak. Vincent langsung mendobrak pintunya bersiap-siap untuk melompat agar Ia tak tercebur ke dalam lautan es. Robert pun melemparkan tali baja mobilnya kepada Vincent yang segera menangkap tali baja tersebut sehingga Vincent tertarik dan terseret di sekitar lapisan es tersebut. Tepat pada saat bom terakhir mengenai mobil Vincent dan meledak, lalu tenggelam diantara es tersebut.

"Sialan kau Rob!" Umpat Vincent yang terseret di sekitar es tersebut.

"Kenapa kau menangkap tali bajanya?" Tanya Robert yang masih tertawa.

"Karena aku tak mau berenang!" Jawab Vincent yang masih terseret dan ditembaki oleh musuh-musuhnya.

Salah satu musuhnya langsung menembakkan pelontar granatnya ke mobil Robert , Robert pun membelokkan mobilnya sehingga bom tersebut hanya berhasil memutuskan tali baja yang menghubungkan mobil Robert dengan Vincent. Hingga menyebabkan Vincent terguling dan terjatuh tertinggal.

"Cukup sudah sialan!" Kata Vincent sambil mengeluarkan pistolnya dan menembaki ban mereka.

"Naiklah, Vince!" Kata Draco yang memberhentikan mobilnya di dekat Vincent. Vincent pun segera naik ke mobil Draco.

Kedua jet tempur terbang tanpa pengemudi di belakang pesawat milik Arthur. Setelah salah satu dari mereka meretas pintu bagian belakang pesawat Arthur untuk terbuka. Dari dalam masing-masing jet, terlontarlah kedua orang dengan pakaian hitam, masuk ke bagian belakang pesawat Arthur.

"Kau tahu, Tom? Tanganku dari tadi, gatal untuk tidak meledakkan pesawat ini. Jika di dalam pesawat ini tidak ada Victoria dan dua anak kembar Charlie aku sudah pasti meledakkan pesawat ini dengan nuklir." Canda salah satu dari mereka sambil mengeluarkan pistolnya.

"Sabarlah Ray, kita pasti akan membunuh Arthur. Kita harus tetap waspada karena Arthur tahu kalau ada yang membuka bagian belakang pesawatnya dan kita tidak tahu apakah pistol mereka bisa membunuh kita atau tidak. Dia adalah ilmuan gila yang ingin menjadi Tuhan." Kata Thomas sambil terkekeh yang masih memakai topeng hitamnya dan mengeluarkan pistolnya juga.

Mereka berdua pun menuju salah satu pintu yang terdapat kamera disana. Thomas yang sadar bahwa terdapat kamera di salah satu pintu itu langsung menunjukkan jari tengahnya.

"Surprise Motherfucker!" Kata salah satu dari mereka sambil menembak kamera tersebut.

Pintu mereka pun terbuka, dan tampaklah pasukan Arthur muncul darisana. Thomas langsung menembaki musuh-musuh yang berada di depannya, sedangkan Ray menembaki musuh-musuh yang berada di atas tangga.

"Carilah si kembar, akan kucari Victoria terlebih dulu. Baru kita urus Arthur." Kata Ray sambil naik ke atas tangga itu. Salah satu musuhnya bersembunyi di balik pintu pesawat sambil memegang pistolnya bersiap untuk menembak Ray yang menuju ke sana. Ray yang mengetahuinya langsung menepis senjata tersebut dan menghantam kepala musuhnya dengan sikut kanan dan kirinya sampai musuhnya pingsan. Setelah itu, Ia langsung pergi menuju suatu ruangan kaca anti peluru dan disanalah terdapat Victoria yang sedang terikat. Ray langsung meletakkan bom kecilnya disana yang meledakkan kaca tersebut.

"Ray sudah kehilangan pikirannya!" Gumam Tom sambil menembaki kepala musuh yang berada di depannya, kemudian menendang mayat tersebut. Setelah itu, Ia langsung menahan serangan musuh yang lain dan meninju kepalanya, lalu menghantamkannya ke dinding-dinding pesawat. Setelah itu, Ray membawa Victoria pergi ke ruangan pilot dan menodongkan pistol pada pilot tersebut.

Thomas membuka pintu yang menuju ruangan lain dan menemukan kedua bayi pirang bermata biru di ruangan itu.

"Jesus Christ, Arthur benar-benar jahat karena telah menyandra bayi." Kata Tom

"Baiklah, gugu gaga. Mari kita pergi dari sini." Kata Thomas sambil meletakkan mereka di kedua keranjang bayi jinjing.

Thomas keluar dari pintu dengan tangan kiri yang memegang tas jinjing bai yang berisi dua bayi kembar, dan Ia langsung disambut oleh musuhnya. Dengan satu tangannya, Ia langsung menghantamkan sikutnya dan menghantam pria tersebut ke dinding pesawat. Setelah itu, Ia menembaki kepala musuhnya yang berada di kejauhan. Kemudian, Ia langsung berbalik dan bersembunyi di balik dinding ketika mendengar suara peluru ditembakkan dari belakangnya. Thomas langsung menembaki musuh yang mendekatinya, dan menembaki musuh yang berada di belakangnya. Setelah itu, langsung menendang musuh yang berada di dekatnya sampai musuhnya terlempar. Kemudian, Ia menghantamkan kepala musuhnya ke meja hingga menghantam botol-botol kaca alcohol. Setelah itu, Thomas menghantamnya ke meja hingga Ia pingsan.

Tak ada yang bisa melihat ataupun memprediksi gerakan Thomas karena dia bergerak dalam sekejap mata. Thomas mengisi ulang pistolnya dengan cepat dan menembaki kemaluan musuhnya yang lain. Kemudian, Ia menembaki kepala musuh yang ebrada di belakangnya tanpa melihat. Thomas membanting musuhnya yang lain, dan meletakkan kedua bayi tersebut di kursi penumpang. Kemudian Ia mengeluarkan kedua pistolnya yang lain dan menembaki musuh-musuh yang mulai berdatangan. Ketika pelurunya habis, Thomas langsung menghantam kepala musuhnya dengan pistolnya dan menahan serangan musuhnya. Lalu, menendangnya dengan sekali tending sampai pingsan.

Tom meninju dagu musuhnya yang lain hingga gigi-giginya terlepas, kemudian menendangnya. Ia juga menghantam kepala musuhnya yang berada di belakangnya sampai Ia pingsan. Setelah itu, Ia memukul kepala kedua musuhnya yang lainnya dengan kedua tangannya. Thomas membanting salah satu dari mereka ke meja sampai retak. Ia langsung mengambil kedua bayi tersebut dan berlindung di balik pintu pesawat, ketika salah satu musuhnya muncul dan menembakinya. Thomas dengan cepat mengisi peluru pistol, dan ketika pria itu kehabisan pelurunya. Thomas langsung berbalik menembakinya. Kemudian, Ia membenturkan kepala musuhnya berkali-kali ke bawah. Setelah menghabisi seluruh musuhnya di ruangan bar itu. Ia langsung mengeluarkan layar hologramnya dan mengunci ruangan bar itu, dan menonaktifkan seluruh kamera yang berada disana.

Para penjaga yang menaiki mobil itu terus saja menembaki kelima mobil tersebut.

"Kita akan menerima serangan mereka." Kata Draco sambil mengemudikan mobilnya ke belakang.

"Apa?! Aku butuh bertukar mobil sekarang!" Kata Vincent

Ketika roket meluncur menuju bagian mobil Draco, Ia langsung mengeluarkan ledakan foton kecilnya dari tangannya sehingga roket itu meledak, namun gelombang ledakan tersebut masih mengenai bagian belakang mobil Draco sehingga mobilnya terguncang.

"Bertahanlah, Vince!" Kata Luke sambil masih mengemudikan mobilnya.

"Mudah bagimu untuk mengatakannya ketika pantatmu tidak terbakar!"

Salah satu anak buah Arthur menyiapkan snipernya.

"Siapakah yang harus kubunuh terlebih dahulu?" Kata musuhnya tersebut sambil menyeringai kea rah Charlie dan menatap kelima mobil yang masih melaju di lautan yang membeku itu.

"Mungkin, aku akan bunuh pacar adikmu supaya dia membencimu." Kata pria itu sambil mengarahkannya pada mobil Laura. Tiba-tiba notifikasi ponsel Charlie berbunyi, disana terdapat pesan.

Aku dapat dua anak kembarmu. Sedangkan sang mantan raja teroris itu sudah mendapatkan istrimu yang cantik. ~ Thomas

Charlie langsung mengarahkan senjata tersebut ke arah lain sehingga peluru tersebut meleset. Kemudian, Charlie langsung meninju kepala pria itu, dan musuhnya langsung menyerang Charlie berkali-kali, tetapi dengan gesit Charlie menghindarinya. Kemudian Ia mencekik musuhnya dan mematahkan leher pria tersebut.

"Selamat Charlie! Kau baru saja membunuh keluargamu." Kata Arthur

"Aku baru saja menyelamatkan mereka. Apakah kau tidak tahu ada peringatan di dunia gelap untuk tidak macam-macam dengan salah satu anggota utama Nostra Santino? Karena jika kau macam-macam dengan salah satunya, yang lain akan membalasnya." Kata Charlie sambil menembak kamera tersebut.

Mobil Charlie langsung melaju pergi menuju mobil kelima temannya itu dan menabrakkan mobilnya ke mobil musuhnya yang berisi bom roket yang secara tak sengaja musuhnya melontarkan bom-bom roket itu ke mobil-mobil milik para penjaga yang masih mengejar mereka. Kemudian, melaju kembali di depan Draco.

"Tunggu. Jika Charlie disini membantu kita, siapa yang menyelamatkan keluarganya?" Tanya Draco yang masih focus mengemudikan mobilnya.

"Siapa yang peduli? Dia sudah menyelamatkan kita sekarang." Balas Vincent

"Pegang kemudinya!" Kata Draco sambil membuka pintu mobilnya ketika melihat sebuah torpedo meluncur di sebelah mobil mereka.

"I ain't take a shit!" Balas Vincent

"Vince!" Kata Draco sambil berpegangan pada pintu itu dengan kedua kaki yang tergesek di lautan es yang beku itu.

"Fine!" Kata Vincent sambil mengambil alih kemudi Draco.

"Belokkan kemudinya ke kiri!" Kata Draco sambil mendorong torpedo itu menuju ke mobil besar lain milik musuhnya. Kemudian, Ia berbalik ke belakang sambil melemparkan bola-bola api besar panasnya ke mobil-mobil musuhnya yang masih tersisa. Setelah itu, Draco langsung melompat naik kembali ke kursi pengemudi.

Tak lama kemudian sebuah kapal selam keluar dari lautan es itu dan menuju kea rah mereka sampai mobil mereka ikut terguncang diantara es-es yang langsung retak ke atas.

"Kita harus berbelok dan berpencar sekarang!" Kata Robert

Mobil Draco paling terguncang dari tadi karena mobil mereka memiliki jarak yang paling dekat antara kapal selam dengan mobil itu.

"Ini tidak baik!" Teriak Vincent ketika gelombang bebatuan es dari kapal selam itu tepat berada di belakang mereka dan di depan mereka terdapat bebatuan es yang keras. Draco langsung membelokkan setirnya sambil menyalakan NOSnya menembus bebatuan es tersebut dan kembali ke mobil teman-temannya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Aku tidak mau semobil dengan anak gila sepertimu lagi!" Kata Vincent sambil menjitak kepala Draco.

"Itu baru adikku." Kata Charlie sambil terkekeh.

"Kapal selamnya akan kabur, kita tak akan bisa mengatasinya." Kata Laura

"Charlie, tidak akan membiarkannya." Kata Draco

Tak lama kemudian, kapal selam itu melontarkan roket pencari panas.

"Roket pencari panas mengarah pada kita!" Kata Robert

"Sial! Punya dosa apalagi aku?! Roket pengincar panas? Bajingan itu gila!" Kata Vincent ketika melihat roket itu diluncurkan.

"Kenapa kau selalu berteriak?!" Balas Draco

"Semuanya cepat pergi ke tepi!" Kata Charlie sambil mengaktifkan NOSnya. Mobil mereka langsung berpencar pergi ke tepi seperti yang dikatakan Charlie dan menyisakan mobil Charlie melaju sendiri. Mobil Charlie melaju dan berbelok ke arah pegunungan salju. Roket tersebut masih mengejarnya. Kemudian, Ia membelokkan mobilnya melaju ke arah kapal selam yang baru saja ingin kembali menyelam. Setelah, itu mobilnya langsung melaju ke sebuah lapisan es yang menanjak dan melewati sirip kapal selam tersebut. Sehingga roket pencari panas tersebut mengenai bagian atas kapal selam itu, dan meledakkan kapal selam itu.

"Sial! Berengsek!" Umpat Arthur ketika melihat semua rencanya kacau balau. Setelah itu, Ia langsung mengemas koper bajanya, tapi tiba-tiba pintu terbuka dan tampaklah Ray telah menghabisi seluruh pasukan yang berada di ruangan luar Arthur.

"Ray, kita bisa bicarakan ini. Mari kita buat kesepakatan-

DOR!

Ray langsung menembakkan peluru dari pistolnya hingga peluru tersebut masuk ke kepala Arthur dan tersangkut di tulang otaknya.

Duar!

Peluru tersebut langsung meledak membuat isi kepala Arthur berceceran.

"Seperti yang kau lihat aku membuat senjata baru untuk membunuhmu dan aku tidak tertarik pada tawaranmu." Kata Ray yang berbicara pada mayat Arthur itu.

Setelah itu, Ia langsung menuju ruangan bar tempat Tom dan kedua bayi berada, lalu menemukan Tom sudah melepas topeng serta pakaian hitamnya, dan sekarang hanya mengenakan jasnya saja sedang menghabiskan bergelas-gelas beer.

"Jeezz Tom! Apa seperti orang tidak minum selama berhari-hari." Kata Ray ketika Ia melihat sahabatnya mengambil gelas beer penuh lainnya dan meneguknya.

"Aku habis berlari ber mil-mil tadi untuk pergi masuk ke dalam pesawat jet. Aku juga telah menghabisi puluhan musuh lebih banyak darimu. Kau pikir aku sempat minum? Tenggorakan masih kering saat ini, jika kau tak keberatan aku akan minum segalon lagi." Kata Thomas sambil melanjutkan minumnya.

Ray menggeleng-gelengkan kepalanya dan melihat kedua bayi itu sedang asik menonton kartun dari layar hologram Thomas.

Ray pun pergi menuju tempat pilot dan menggantikan Victoria yang sedang mengemudikan pesawat itu.

***

"Kau baik-baik saja, Indy?" Tanya Luke kepada Laura yang duduk di tepi pantai sambil memandang foto masa kecilnya saat bersama dengan Cassie dan Rebecca.

"Tidak ada yang baik-baik saja dariku." Jawab Laura

"Kehilangan satu atau dua teman tak masalah. Yang penting kau masih memiliki teman yang tak pernah meninggalkanmu." Kata Luke sambil duduk di depan Laura.

"Kau mungkin benar, apa kau pernah mengalaminya?"

"Bung! Aku hidup lebih lama darimu, tentu saja aku pernah mengalaminya. Bahkan mereka mencoba membunuhku, meninggalkanku hampir mati, mengkhianatiku, menyiksaku sampai hampir mati, menyerahkanku pada musuh, menjadikanku tawanan, dan salah satu dari sahabatku yang mengkhianatiku adalah Arthur." Kata Luke

"Pasti rasanya menyebalkan." Kata Laura

"Jangan terlalu dipikirkan, setidaknya aku bisa melihat wajah asli yang busuk dari mereka." Jawab Luke sambil memberikan kotak harta karun tua kepada Laura berisi coin dan berlian.

"Aku menemukannya terkubur di goa. Kau bisa melelehkan coin-coin emas itu dan membuatkan Draco cincin. Kau juga bisa memberikan Draco berlian hitam yang ada disana. Draco sangat suka warna hitam." Kata Luke

"Terimakasih, Jack Sparrow." Kata Laura

"Tak masalah, Indy. Take care of yourself." Kata Luke sambil menatap kedua mata Laura.

"Oh iya! Aku harus menjemput Nicholas. Sampai jumpa, Indiana Jones. Nice working with you litte sister." Kata Luke sambil bangkit berdiri dan melakukan fist bump.

"Anytime, brother." Kata Laura sambil membalas fist bump Luke.

Tiba-tiba dompet Luke terjatuh dan tanpa sengaja menjatuhkan kedua foto Nicholas.

"Shit!" Umpat Luke sambil memungut dompetnya.

"Apakah itu Nick?" Tanya Laura

"Iya, mau lihat?" Tanya Luke sambil memberikan kedua foto itu kepada Laura.

"Gadis berambut cokelat itu Alice sebenarnya aku sudah tahu kalau mereka berkencan sejak mereka masih terlihat seperti bocah. Tapi aku tak mau memberitahu Vincent karena dia akan menggila. Saat mereka terlihat seperti anak 19 tahun pun. Ia sudah menggila dan mencampur aduk restoran. Dia bahkan menendang tanaman, dan berbicara pada ayam panggang, lalu menghancurkannya." Kata Luke sambil menyimpan fotonya lagi ke dalam dompetnya.

"Padahal anaknya hanya mengencani anak sahabatnya. Apa yang salah?" Tanya Laura sambil tertawa.

"Vincent itu sedikit overprotectif pada anaknya. Begitu juga dengan Alex yang sebenarnya juga overprotectif pada adiknya. Tapi, aku tidak tahu apakah Alex benar-benar membenci Alice atau tidak. Antara benci dan cinta pada adiknya, begitulah." Jelas Luke sambil berjalan pergi ke arah mobilnya.

Setelah mempertemukan Charlie dengan keluarganya, dan mengemudi ke kota lain. Draco langsung menghubungi Michael dan Felix untuk menemuinya.

"Felix, Michael... karena kau teman baikku. Aku ingin membubarkan anggota ini. Aku mungkin akan bekerja sendiri sementara." Kata Draco

"Apa?"

"Ya, itu benar. Aku ingin kau memfokuskan hidupmu pada tujuan yang kau mau. Aku ingin kau menghabiskan hidup sesuai dengan pilihanmu sendiri." Kata Draco sambil memberikan kunci mobil Lamborghini kepada Felix.

"Jangan sampai kau menghancurkannya." Canda Draco yang langsung membuat Felix tertawa di dekat mobil Lamborghini hitam itu.

"Lama-lama aku akan bengkrut kalau kau menghancurkan setiap mobil yang kuberi padamu dan-

"Draco, aku ingin bicara sebentar denganmu." Kata Michael yang berada di belakang Draco. Ia pun langsung mengikuti langkah Michael.

"Aku minta maaf, karena aku tak bisa menjaga perasaanku kepad Laura." Kata Michael sambil menatap Draco

"Tidak apa-apa. Tak usah dipikirkan. Aku tak mempermasalahkannya, karena kita tak bisa memilih jatuh cinta kepada siapa. Setidaknya aku bangga padamu. Aku berterimakasih karena kau telah membuat Laura jatuh cinta padaku lagi. Karena terus mempengaruhinya dengan perkataan-perkataan baik setiap hari saat bersamanya." Jawab Draco

"Itulah yang harusnya dilakukan sebagai seorang sahbat, kan?" Kata Michael

"Sebagai hadiah perpisahan, aku hanya bisa memberimu ini." Kata Draco sambil memberikan Michael sebuah berlian Wittelsbach.

"Terimakasih, Drac. Aku tak tahu harus membalas apa, tapi apakah ini tak terlalu berlebihan?" Tanya Michael

"Kau layak mendapatkannya, Mike. Jika kau tak keberatan, aku harus menemui seseorang sendirian di hutan saat ini." Kata Draco sambil berjalan masuk ke hutan dan melambai pada Michael yang membalas dengan anggukan dan melangkah pergi untuk menemui Felix.

Ketika sampai di hutan, Draco mengeluarkan kobaran api di sekitarnya, sambil mengeluarkan pedangnya. Sebuah kobaran api lainnya terbentuk diantara Draco.

Setelah itu naga berkepala seratus itu muncul di depan Draco.

"Apa ini bencana terakhir yang kualami? Kalau benar, aku sudah membereskannya." Kata Draco

"Bukan, bencana lainnya akan datang dan kau akan kehilangan duniamu. Kau akan kehilangan kebahagiaanmu. Jadi waspadalah. Sebenarnya taka da cara untuk menghentikan bencana ini. Karena ini adalah masa depan tak terhindarkan. Bersenang-senang dan nikmatilah segalanya dulu." Kata salah satu kepala naga itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Draco

"Ini belum berakhir, perang akan terjadi lagi. Tapi jangan khawatir keluarga Kingstone selalu memeangkan pertarungan, meskipun dia kehilangan segalanya." Kata Ladon sambil menghilang pergi bersamaan dengan kobaran api yang menghilang. Draco kini kembali dalam wujud manusianya.

"Hei, Drac! Naiklah!" Ajak Leo dan Dion yang berada di dalam mobil mereka.

"Jadi, ini yang dimaksud kutukan Kingstone. Kutukan yang membuat masing-masing dari mereka tidak bisa bahagia adalah kita akan selalu kehilangan orang-orang terdekat kita. Aku mengerti sekarang." Kata Draco kepada Leo

"Ini adalah harinya. " Kata Draco lagi

"Hari apa?" Tanya Dion tak mengerti

"Hari dimana aku terbang tinggi di udara dan membiarkan aku menjatuhkan tubuhku ke lautan yang luas. Kemudian, membiarkan diriku tenggelam dengan berbagai emosi yang selama ini kutahan." Kata Draco

"Kau seharusnya bersenang-senang dan tak usah memikirkan masa lalu." Kata Leo

***

"Posisi putera mahkota selalu berada di tanganmu. Kau sudah mendapatkan restuku dengan Ivy, jangan sampai mengacaukannya, Razerus." Kata ular putih raksasa itu.

"Baik, ayah." Kata Razel yang masih memakai mahkotanya.

"Posisi pangeran selalu akan dimiliki olehmu, Raphael. Sebagai pangeran, kau seharusnya tak banyak membuat masalah lagi." Kata Demos yang berwujud ular itu kepada putra bungsunya dan menatap sebuah mahkota emas yang terletak di bangu merah.

"Kenapa kau membicarakan hal ini? Jika kau sudah dalam wujud ini... Apakah kau akan pergi dalam waktu yang lama lagi?" Tanya Rael

"Aku akan kembali kurang dari seratus tahun." Kata Demos sambil membuat mahkota emas itu bergerak sendirinya dan mendarat di kepala Raphael.

"Apa?"

"Karena itu aku ingin kau mengisi posisi raja sementara." Kata Demos sambil melepas mahkota Razel dan meletakkannya.

"Akan kulaksanakan." Kata Razel

"Aku tak mengerti rencanamu, Demos. Kau bahkan tak pernah menjelaskan rencana apa yang kau perbuat selama kau pergi. Setiap kali kau pergi bencana selalu datang." Kata Rael

"Tapi setelah bencana, rencanaku membawa keselamatan bagi kita. Selama aku tidak disekitar, jangan membuat masalah, Raphael." Jawab Demos

"Akan kuusahakan." Kata Rael

"Beberapa pekan lalu, Midas sang raja penguasa Wereland datang kemari dan memberikan kalian pedang ke sini. Dia bilang ingin kalian memilikinya." Kata Demos sambil menoleh ke arah kedua pedang berwarna silver mengkilat yang terdapat ukiran di sekitar bilah pedang. Dan terdapat bentuk kepala beruang di bagian batang silang serta pangkal kenopnya.

"Aku ingin kalian lebih banyak berada di The Land of The Death daripada menghabiskan waktu kalian di dunia manusia, terutama kau Rael."