Sean datang hanya untuk mengatakan pesan itu saja, lalu dia kembali lagi ke Kuil Suci meninggalkan mereka. Dan tentu saja Rimonda langsung menjadikan kakaknya itu sebagai samsak tinju seperti apa yang dia katakan kemarin.
Setelah Sean pergi pada tadi, Ramon juga sudah menduga hal ini akan terjadi. Dan ternyata terjadi juga, dengan Rimonda yang tertawa puas akan wajah lebam kakak kembarnya itu. Ramon pasrah, adiknya tidak akan berhenti sampai dia puas.
Bahkan sudah beberapa kali dia meringis, tapi Rimonda tidak mau berniat berhenti begitu saja. Tangannya sibuk memukul dan memberikan usapan pelan pada luka lebam itu. Nafas Rimonda memburu, menatap senang pada hasil karyanya.
Dia langsung berbaring di atas lantai mengabaikan segala etika. Tidak ada orang di ruangan itu selain mereka, jadi Rimonda masa bodoh akan etika saat ini.
"Sakit Monda.." Ramon merengek, menatap penuh sedu pada Rimonda yang tertawa puas.
"Itu salahmu sendiri"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com