"Hi sayang, akhirnya kau pulang juga!" Mama Catarina menyambut kedatangan putra sulungnya.
Michael mencium kedua pipi mamanya dengan lembut. "Maafkan aku, Mom. Pesta pernikahannya mendadak aku pindahkan ke sini."
Tangan mama tersayang menggandeng putranya yang kian bertambah gagah dan dewasa, menuju halaman belakang yang luas.
Michael Putra Prasojo sangat pantas mendapatkan kehangatan keluarganya kembali. Ia telah meninggalkan rumah megah ini begitu lama.
Mama Catarina tak ingin percecokan lagi antara suaminya, Papa Prasojo dan Michael.
"Kenapa begitu mendadak? Jika Mama tahu dari awal kau akan menikah di rumah ini, pasti lebih baik direnovasi dulu supaya lebih indah lagi," ujarnya pura-pura marah.
Michael cuma tersenyum. Mama tak pernah marah padanya, ia yang sering menyakiti hatinya selama ini.
Diciumnya tangan lentik wanita paruh baya yang mulai berkerut, namun tetap halus. "Rumah ini selalu indah karena ada Mama tercinta di dalamnya."
"Anak mama memang pintar menggombal pantas jika Veronica jatuh cinta padamu!" gurau Mama Catarina sambil memukul bahu putranya.
Michael sedikit tersentak. Oh, maafkan aku sekali lagi, Mom! Aku tidak jatuh cinta lagi pada penipu itu! Ucap Michael di dalam hati.
Pernikahan mereka berdua hanya permainan semata. Ia akan menunjukkan orang-orang yang tidak bisa menghormati dirinya, dan juga keluarganya dengan hukuman yang pantas!
Michael mengamati halaman belakang yang telah berubah, banyak ornamen hiasan tambahan cantik di sana sini.
Tanaman hias, bunga-bunga ditata apik. Kolam renang dibersihkan, semua dipoles lebih bagus seperti baru. Para pekerja sedang mengejar waktu.
"Mom, sudah bertemu pelaksana event organizer, Ayu Saraswati?" tanya Michael seraya memutar pandangannya.
Ia tak menemukan apa yang di cari, di mana wanita mungil itu huh!
"Ayu ada di dapur sedang memberi banyak instruksi untuk persiapan catering dan lainnya ke seluruh asisten rumah tangga di sini. Mama tidak paham, tapi wanita cantik dan mungil itu terlihat cukup cerdas mengerjakannya semuanya!" ujar Mama Catarina tulus memuji.
Mata tuanya tak pernah berbohong. Wanita Italia punya kecantikan tersendiri, begitu pun wanita Asia.
Tubuh mungil Ayu tak membatasi gerakannya, tetap lincah ringan tangan dan ramah.
"Lebih baik mana Mom, antara Veronica dan Ayu?" canda Michael.
Ia ingin tahu opini Mama yang melahirkan dan membesarkan dirinya membantu memilih siapa di antara kedua wanita muda itu cukup baik bagi masa depannya.
"Michael, sebentar lagi kau akan menikah, jaga pandanganmu!" tukas Mama Catarina kesal.
Michael buru-buru merangkul. "Duh Mommm- segitu marahnya, aku cuma bercanda."
Cubitan sayang, tapi sakit diterimanya kali ini.
Ouch, Momm!
Bonus pertama Michael kembali ke rumah ini, pinggangnya membiru!
Ia mencium pipi mama, kemudian berlari meninggalkan langsung menuju ke dapur.
Layaknya bocah kecil sehabis dimarahi, kabur melarikan diri.
Mama Catarina kembali ke halaman mengawasi semua pekerja menyelesaikan merapikan rumah, dua minggu sebelum acara pesta pernikahan putranya.
Suara Ayu menggema di ruangan dapur yang luas. Para asisten rumah tangga tekun mendengarkan seksama, persiapan pernikahan anak majikannya.
Di antara kata-kata tegasnya, ada tawa canda di sana.
Mereka senang bertemu pemilik event organizer yang ramah, berusaha membantu acara nanti agar berlangsung lancar sesuai perintah dan instruksinya.
Terdengar kata ucapan terima kasih dari Ayu, ia membutuhkan kerja sama yang baik dari seluruh penghuni rumah ini, termasuk mereka.
Michael tertegun memandangi wanita mungil itu dari depan pintu membuat para asisten rumah tangga terkejut, langsung berdiri tegak menunduk hormat padanya.
Ayu menoleh ke belakang. Bajingan itu akhirnya datang!
Hatinya kini ingin segera menyingkir dari sini. Kertas catatannya dirapihkan kembali.
Dapur kini menjadi lengang hanya tinggal berdua saja di antara peralatan masak mahal dan mewah milik Nyonya Catarina Prasojo.
Semua ada di sini tertata rapih. Nyonya rumah yang memang memiliki selera yang tinggi.
Michael mendekati dirinya. Ayu merasakan udara panas di sekitar saat pria brengsek itu memasuki ruangan, mengambil botol minuman di kulkas menawarkan sesuatu untuknya.
Ayu tidak ingin minum tapi keluar dari rumah ini, sesegera mungkin!
"Kau sudah bertemu mamaku?" tanya Michael serius.
Ayu membalikkan tubuhnya, pria itu sedang meneguk minuman itu langsung dari botol.
Rahang yang keras, lehernya kuat berotot. Air bergerak mengalir ke tenggorokan Michael membuat sensasi tersendiri.
"Kau suka yang kau lihat tadi?" godanya sekali lagi. Ayu langsung berbalik kesal kemudian membelakangi tubuh Michael.
Ia kesal, jika pria itu berkata benar. Kini godaan lebih besar datang lagi. Punggungnya terasa panas.
Michael berada dekat di belakangnya. "Ada masalah apa, antara kau dan Veronica di kantormu tadi?"
Deg! Jantungnya berdebar. Pria itu tahu, tunangannya datang ke kantor? Anita sialan pasti bercerita padanya.
"Tidak ada masalah, tunanganmu hanya menginginkan agar semua berjalan sesuai rencana," tukas Ayu mengelak.
"Kau tidak pintar berbohong! Jika wanita jalang itu datang marah-marah ke kantor, pasti sesuatu sedang terjadi!" kata Michael tegas di dekat telinganya.
Ayu berbalik lagi menghadapi, ia tidak ingin masalahnya menjadi rumit.
Tapi situasi yang rumit karena jarak mereka terlalu dekat, teramat dekat! Ayu bergerak mundur.
"Kami baik-baik saja, aku akan mengerjakan sesuai permintaan kalian berdua!"
Michael tetap tidak percaya. Ayu terlihat gugup sedang menutupi sesuatu.
Tiba-tiba suara pria lain mengagetkan mereka berdua. "Hei, apa urusan kalian sudah selesai di sini? Mom meminta kalian datang menemui sekarang!" teriak Alano keras.
Mata tajam Michael langsung menatap adiknya, selalu saja si pengganggu itu berani merusak situasi.
Ayu juga langsung menyingkir menjauhinya.
Alano mencibir sinis. Tangannya menahan Michael saat melangkah keluar pintu.
"Apa kau tidak tahu malu berdekatan wanita lain, padahal sebentar lagi kau menikah huh!" Kata-kata kasarnya itu juga ditujukan pada seseorang yang berada di belakang Michael.
"Diam kau, Alano! Apa sekarang kau juga sibuk mendekati tunanganku di kantormu? Harusnya dirimu yang tahu malu!" kecam Michael keras.
Alano tercengang. Kakaknya tahu, bercumbu dengan Veronica? Oh shit, mati aku!
Ayu sama terkejutnya. Ternyata kakak beradik sama saja, bajingan semuanya!
Michael mendorong keras bahu Alano agar menyingkir darinya. Ayu mengikuti dari belakang.
Mata tajam Alano tak berhenti memandang.
Ayu tak peduli lagi. Rumah ini terasa neraka baginya. Secepatnya pesta pernikahan mantan suaminya selesai, secepat pula Ayu bisa pergi dari negeri ini.
Mereka menemui Mama Catarina di halaman belakang. Wajah Michael dan Alano terlihat tegang seperti sedang berperang.
Ayu berusaha tampil ramah pada Nyonya Catarina Prasojo.
"Hai Ayu, kemari sayang!"
Tangannya merangkul wanita mungil itu memberi informasi tambahan untuk pesta pernikahan putra sulungnya.
Bunga-bunga, meja prasmanan, kursi undangan, panggung pelaminan, ini dan itu. Ayu mencatat semuanya tanpa membantah.
"Tan---teee Catarina!" Suara melengking menarik perhatian mereka semua.
Veronica datang membawa banyak bingkisan untuk calon mertuanya. Mereka beradu cium pipi dan pelukan basa basi.
"Maafkan aku datang terlambat. Michael tidak memberi tahu, jika hari ini persiapan pesta pernikahan kami, hanya Alano mengabarkan padaku!" Suaranya terdengar sedih juga kesal.
Michael meliriknya biasa saja, sementara mulut Alano terkunci rapat.
Veronica tidak tahu, jika masalah genting sedang terjadi di antara mereka. Peristiwa menggairahkan di kantor adiknya telah diketahui oleh Michael.
Alano baru menyadari, ternyata kakaknya banyak memiliki mata-mata di sekitarnya.
Veronica telah menjebaknya! Kau memang bodoh, Alano! Maki Michael kesal di dalam hati.
Michael meminta mamanya tidak terlalu sibuk mengurusi semua, pestanya hanya untuk keluarga dan kerabat dekat saja.
Mama Catarina dan Veronica Young sempat terdengar kecewa. Tapi putra sulungnya menjanjikan resepsi berikutnya, lebih mewah dan megah.
Ayu memalingkan wajah, saat mendengar pernyataan Michael menipu keluarganya sendiri.
Tak ada pernikahan, tak ada resepsi! Kau kejam, Michael!
Kini harus pergi, pekerjaannya selesai hari ini.
"Nyonya Catarina, jika tidak ada lagi ingin disampaikan aku mohon diri kembali ke kantor. Nanti, asisten Anita menyiapkan segalanya sesuai yang anda inginkan."
Ayu sudah terlalu muak berada di tengah keluarga ini. Terlalu banyak tipu daya dan drama dimainkan.
"Grazie, sayang! Kau terlihat cantik hari ini, aku menyukainya. Nanti aku hubungi lagi jika terlupa sesuatu," jawab Nyonya Catarina ramah.
Ayu pun tersenyum menunduk hormat, pujian darinya tidak membuat besar kepala.
Di samping Nyonya Catarina, ada mata wanita jalang menyalang, membenci dirinya.
Veronica Young lebih senang pujian itu hanya untuknya. Keparat kau, Ayu!
Aku yang akan menikahi Michael, kenapa calon mertuaku memuji dirimu! Mulut sinis terus mengikuti kepergian wanita mungil itu.
Namun ternyata, Michael ikut meninggalkan tunangannya, keluar bersama Ayu.
Adiknya juga tidak mampu mencegah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi membela Veronica.
Rahasia mereka tidak bisa disembunyikan lagi. Sikap sombong Alano Putra Prasojo runtuh begitu saja.
***