"Maaf, aku kurang memerhatikan perilakunya di sini," ucap Tiaria dengan serius. Dia merasa cukup malu pada Namara.
"Tidak ada-apa. Lagipula sekarang dia sudah mendapatkan apa yang sepantasnya dia dapatkan," balas Namara. Dia tidak begitu peduli pada murid Tiaria yang satu itu.
Tiaria pun mengangguk. Kemudian dia mulai menjadi lebih serius. "Karena aku sudah mengusirnya dari sini, itu berarti kau masih mau menjadi muridku, kan?"
Namara langsung terkekeh. Apakah Tiaria benar-benar menginginkan dia menjadi muridnya? Dia tidak mengerti kenapa wanita itu begitu keras sampai- sampai mau mengusir murid sendiri yang sudah diajar selama bertahun-tahun.
Baginya Namara ini mungkin berlebihan. Namun, bagi Tiaria ini sangat sepadan. Dia menyukai Namara karena memiliki elemen kabut. Dia ingin mengetahui banyak hal tentang itu.
"Baik. Aku pasti tidak akan mengecewakanmu," ucap Namara yang terdengar meyakinkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com