webnovel

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Lydia_Siu · perkotaan
Peringkat tidak cukup
439 Chs

Luka Tembak

Kejadian itu berlangsung seperti di dalam mimpi; slow motion. Posisi Calvin dan Kei terhalangi meja yang berada di dekat Emma sehingga ia harus menyingkir dari posisinya sekarang untuk mendekati mereka. Ia tahu ada yang tidak beres setelah melihat ekspresi Levi dan mulutnya yang terus mengumpat.

Ketika Emma sampai pada mereka, Levi sudah membopoh Calvin untuk bangkit. Jantung Emma terasa mendenyutkan duri-duri saat ia melihat darah menetes di lantai, dan dengan cepat menyadari bahwa itu berasal dari dada Calvin yang tertembak.

Darah merembes keluar dan membasahi jaket olaharaga hijau yang Calvin kenakan. Wajahnya berangsur memucat dan bulir-bulir keringat menggenangi keningnya. Ia mengangkat satu tangannya untuk menutupi luka tembakan itu seraya mengangkat wajahnya untuk menatap Emma. Ia tersenyum memaksa. "Aku baik-baik saja."

Emma menggeleng pelan. Air mata menggenangi kedua matanya. "Tidak, Calvin. Bagaimana bisa.."

"Sebaiknya kita segera pergi dari sini." Levi menyelak.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com