webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#COMEDY
#MAFIA

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Lydia_Siu · Urban
Not enough ratings
439 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#COMEDY
#MAFIA

Kepanikan Emma

Dengan berlari secepatnya, Vivian kembali ke ruangan yang sedang terbakar itu dan mendapati Kei sedang menunggu di luarnya.

"Kei. Ini alat pemadamnya." Ucap Vivian dengan menyodorkan benda berat berwarna merah itu.

"Bagus. Cepat padamkan apinya. Aku akan pergi menyusul mereka." Jelas Kei, hendak pergi dari sana.

"Tunggu, Kei. Aku tidak bisa menggunakan benda ini. Aku tidak mengerti caranya." Balas Vivian cepat.

Kei menatap gadis itu dalam diam. Wajah Vivian nampak memelas. Kemudian Kei tersenyum lembut dan mengusap kepala gadis itu. "Baiklah. Itu tidak apa. Aku akan mengajarkanmu,"

Dengan gerakan cepat, Kei mengarahkan Vivian untuk masuk ke dalam ruangan yang sedang terbakar semakin parah itu.

Vivian melangkah ke dalam ruangan panas itu dengan tangan Kei di pundaknya. "Di sini sangat panas. Apinya terlalu besar. Aku rasa satu tabung tidak akan.."