"Dulu sekali, ketika kelahiran ketigamu. kau adalah salah satu Putri dari kepala suku, kau hidup di pedalaman di daerah pegunungan. Aku menemukan dirimu saat aku berpetualang seorang diri. Aku melihatmu yang sedang menanam sayur-sayuran di sebuah tanah kecil yang kau buat sebagai kebun, Kau sangat cantik sekali waktu itu. Aku benar-benar mengingat dengan jelas pertemuan ketiga kita. Bahkan rasanya seperti baru kemarin aku melihat Eleonore di kelahiran ketiga." ucapan Marvel membuatku semakin terdiam, aku tidak tau harus bersikap seperti apa dengan semua ucapan yang dia lontarkan padaku saat ini.
apa yang dia inginkan sebenarnya?
Aku menatap laut kembali, membiarkan rambutku berterbangan dengan sendirinya di tiup angin yang berhembus cukup kencang.
"Dari semua kelahiran yang terjadi padaku, kau paling suka kelahiranku ketiga?." Tanyaku pelan, terdengar suara tawa dari Marvel. Hal tersebut membuatku lagi-lagi menengok pelan ke arahnya. "Kenapa kau tertawa?." Tanyaku lagi, dengan wajah bingung aku memandangnya. tawanya benar-benar terlihat jelas, apakah dia sedang membayangkan semua pertemuan yang pernah terjadi di Antara kami? atau dia hanya sedang bingung?.
"Dari semua kelahiran dirimu, entah kenapa aku suka kelahiran pertama. Karena itu pertama kalinya aku bertemu dengan dirimu, dan rasanya memang berbeda. Namun.. Selain kelahiran pertama, kelahiran dirimu yang ketujuh ini yang terasa berbeda juga." Ujarnya pelan, lalu dia terlihat Menghela nafas pelan.
"Kenapa? Karena aku tidak mengingat dirimu?." Tanyaku pelan, aku mulai melihat raut wajahnya yang begitu datar. Entah kenapa rasanya raut wajah Marvel terlalu sudah di baca, dia hanya diam dan terdengar suara nafasnya yang sedikit memburu.
Di lihat dari apa yang terjadi saat ini, aku yakin bahwa dia punya alasan kuat di balik semua ucapannya, apa yang mau dia katakan? apa yang mau di ucapkan oleh seorang Pria yang sudah lama tidak pernah menemui kekasihnya? Apa yang akan dia lakukan saat kekasihnya yang dia tunggu-tunggu tidak mengingatnya sama sekali.
"Tidak, Bukan Karena itu. Tapi karena aku merasa bahwa ini adalah sisa terakhir dari semua perjuangan dan janjiku." Ujar Marvel, Mendengar hal tersebut aku mulai menerka-nerka kembali. apa yang harus aku katakan pada Marvel tentang semua pemikiran yang ada di otakku saat ini?.
"Sisa terakhir? apakah ini kelahiranku yang terakhir?." Tebakku dengan nada pelan, entah kenapa Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku. seakan-akan aku memang sudah tau bahwa hal ini akan terjadi, aku juga merasa Semua yang aku rasakan dan semua pemikiran ini memang benar adanya.
"Ya, Kau benar. Kau tau?." Tanyanya balik.
"Tidak, aku hanya menebak saja. Aku memang tidak mengingat dirimu ataupun yang lainnya, tapi aku punya perasaan yang berbeda di dalam hatiku. Tentang siapa kalian dan kenapa aku langsung merasa nyaman di dekatmu, lalu percaya saat kau mengajak Diriku kemari. Aku hanya mengandalkan perasaan dan kepercayaan di hatiku saja, itulah kenapa aku bisa ada disini." ujarku dengan jujur.
"apakah kau merasakan hal lain? saat menatap mataku seperti ini?." Marvel berkata sambil menarik kedua Pundakku dan menyuruh diriku untuk menatapnya. aku menatap kedua bola matanya yang indah, aku seperti menyelam ke dalam Palung terdalam. Melebur bersama buih-buih air laut, jatuh pada ketidaksadaran dan berakhir pada kegelapan tanpa sadar.
Kenapa? Kenapa matanya seperti menghipnotis diriku? Kenapa semua yang ada didepan mataku seperti pahatan sempurna, pahatan yang di bentuk dengan sedemikian rupa hingga membentuk wajah indah milik Marvel. Kenapa? aku tidak bisa berhenti menatap matanya dan keseluruhan wajahnya?.
Bibirnya yang Semerah tomat matang, Rasanya seperti menyegarkan dan mampu membuatku merasa berdesir pelan. Hidungnya yang mancung, Rahangnya yang tegas membentuk tanpa batas. Alisnya yang tebal dan sedikit menyatu, Membuatku merasa bahwa ciptaan Tuhan saat ini membuatku paham Bahwa dunia Marvel dan aku memang sebegitu berbeda.
Di balik semua kesempurnaan Marvelo Salvador, ada kekurangan yang terlihat jelas. Tatapan matanya, tatapan yang sangat sedih dan putus asa. tatapan yang begitu menderita dan kerinduan yang sangat dalam. dia merindukan siapa atau apa? apakah dia ingin sesuatu lain? yang Mungkin saja bisa memberikan kepuasan pada semua penantian yang telah dia tunggu.
"Aku merasakan perasaan aneh, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Tapi jika kau bertanya seperti ini, aku juga mau bertanya beberapa hal padamu. apakah selama beratus-ratus tahun ini kau masih mencintai diriku? seperti pertama kali kau mengatakan cinta itu?." Tanyaku penasaran, Pada saat itu aku melihat binar bahagia di matanya. aku melihat perasaan yang telah lama terpendam dan aku melihat harapan disana.
Mataku dan matanya yang selalu bertatapan, terasa tidak asing di pikiranku. seperti semuanya telah terjadi dan tersimpan cukup lama di semua mimpi panjang kami. Aku mengelus lembut bibirnya yang terlihat seksi dan indah, Semuanya terasa membingungkan bagiku. apalagi ketika kehangatan dari kulitnya membuat telapak tanganku terasa begitu aneh.
"aku mencintaimu tanpa terasa lagi seperti apa cinta tersebut, tapi aku tau.. aku tau Bahwa dunia telah berubah, dan perasaan perlahan-lahan akan berubah juga. Jika kau bertanya apakah aku masih mencintai dirimu seperti pertama kali, Jawabannya adalah Tidak.." Ujar Marvel dengan suara parau yang sangat berat. matanya sudah benar-benar terlihat bergerak tak beraturan. apakah dia sedang berbohong?
"Jika kau tidak mencintai diriku, kenapa kau datang menemui diriku dan Membawa aku kesini? kau bilang aku Ratumu dan aku adalah istrimu di semua kehidupan yang telah terjadi. Tapi kenapa sekarang kau Dengan jelas mengatakan bahwa kau tidak mencintai aku?." Tanyaku pelan, di dalam hatiku terasa sedikit aneh. aku seperti merasa sisi hatiku yang lain tercubit cukup dalam. aku merasa kesakitan, entah karena apa aku merasa kesakitan..
"Karena kau berbeda, bagaimana bisa aku katakan aku mencintai dirimu? saat kau saja tidak mengingat aku dan Bahkan menganggap aku adalah orang asing, Bagaimana bisa aku mencintai seseorang yang tidak mau dicintai? kau disini hanya bertahan karena sebuah kata hati kan? Hanya kepercayaan yang tidak kau mengerti, kau berdiri disini dan bertanya banyak hal. Hanya itu yang kau lakukan selama kau bertemu dengan diriku, tidak ada hal lain. Jadi bagaimana bisa aku mengatakan masih mencintai dirimu? Sedangkan yang aku cintai sebenarnya adalah Eleonore, istriku dan Ratuku. Bukan dirimu yang sekarang." ujar Marvel panjang lebar, aku yang mendengar semua itu hanya diam saja.
aku melepaskan tanganku yang berada di pipinya, aku memundurkan sedikit langkah kakiku. Tanpa terasa air mataku mengalir, mengalir cukup deras hingga aku tau. aku tau bahwa aku kecewa dengan ucapannya.