webnovel

TENTANG RASA SEASON 2

Ini merupakan kelanjutan dari novel TENTANG RASA karya aku terdahulu Ini menceritakan salah seorang putri Max dan Arnetta yang bernama Arabella Netta Smith ... Tetap dukung ya... Semoga kalian suka...

Ms_Azr · perkotaan
Peringkat tidak cukup
52 Chs

GELISAH

" Rado takut, mami!" rengek Rado yang mendengar petir menyambar-nyambar.

" Ssshhhh! Ada mami disini, sayang! Rado nggak perlu takut, Ok!" kata Bella menenangkan putranya sambil memeluk tubuh mungil itu.

Bella menepuk-nepuk paha putranya sambil memeluk erat tubuh mungil itu. Rado perlahan tertidur dengan damainya dalam pelukan maminya. Bella melihat keluar jendela, kilat masih menyambar di luar sana. James! batin Bella mendadak mengingat suaminya yang belum juga pulang. Dia menyalakan ponselnya, tidak ada satu pesanpun masuk ke ponselnya. Apa dia marah karena ucapanku tadi? Persetan! Dasar tukang selingkuh! batin Bella marah lalu melempar ponselnya begitu saja. Dia mencoba memejamkan kedua matanya, tapi bayangan James sedang bermesraan dengan Felicia bermain-main di pelupuk matanya. Arghhhh! Sialan lo James! batin Bella kesal dan marah.

" Ya ampun, Tuan!" teriak Sumi.

" Nyonyaaaa!" panggil Sumi.

" Ssshhhttttt! Jangan teriak-teriak, Mbok! Nanti Rado dan istri saya bangun!" kata James.

" Tapi, Tuan...itu..."

" Saya nggak apa-apa! Hanya luka kecil!" jawab James.

Sebenarnya luka di kepalanya itu terasa nyeri dan kepalanya terasa berputar-putar. Bella yang mendengar ada keributan di lantai bawah, dengan perasaan kesal meninggalkan Rado yang telah tertidur dan menuju ke lantai bawah.

" Ada ap..."

" Maaf! Apa aku membuatmu terbangun?" tanya James yang mendengar suara Bella.

Bella terkejut melihat keadaan suaminya yang penuh dengan noda darah di pakaian dan wajahnya.

" Apa yang terjadi? Kenapa kamu berdarah?" tanya Bella mendekati James dan duduk di depan pria itu.

" Aku tidak apa-apa! Mbok Sumi saja yang membesar-besarkan!" kata James lagi.

" Biar saya yang mengurusnya, Mbok! Mbok tidur saja!" kata Bella.

" Biar aku saja yang..."

" Diamlah!" kata Bella yang membuat James menutup bibirnya rapat-rapat.

Bella membersihkan darah yang menempel di wajah James melewati luka lebam dan sobek di pelipis dan pipi James.

" Apa ini nggak perlu di jahit?" tanya Bella menunjuk luka dipelipis James.

" Nggak perlu, Bel! Hanya luka kecil saja!" jawab James yang tidak melepaskan tatapannya pada wajah istrinya.

Bella kembali membersihkan sisa darah itu dengan perlahan dan James memejamkan kedua matanya menikmati sentuhan lembut istrinya. Andai kamu selalu seperti ini padaku, Bel! batin James.

" Aku akan membersihkan lukamu!" kata Bella, tapi sepertinya James tidak mendengarnya.

" Auchhhh!" teriak James saat kapas yang basah dengan larutan pembersih luka tersebut menyentuh luka sobeknya.

" Sorry! Sorry! Apa sakit?" tanya Bella meminta maaf.

" Tidak! Aku hanya terkejut saja!" kata James menahan perih di pelipisnya.

" Bukannya aku tadi sudah bilang akan membersihkan lukamu?" kata Bella heran.

" Maaf! Aku tidak mendengarnya!" kata James yang menyesali keadaannya yang tidak mendengar ucapan Bella.

" Aku akan memberrsihkannya lagi!" kata Bella.

" Iya!" jawab James.

Bella kembali membersihkan luka itu dan kali ini James menahan rasa sakit dan perih itu dengan sesekali mendesis.

" Sshhhh!"

" Apa yang terjadi?" tanya Bella.

" Hanya kecelakaan kecil saja!" kata James tidak ingin membuat Bella khawatir.

Bella hanya terdiam sambil melanjutkan mengobati James. James menelan salivanya saat menyadari jika lingerie istrinya itu terlihat dan isi di dalamnya bisa dia nikmati dengan jelas. Petir diluar sana masih saja menyambar dan hujan juga tidak berkurang sedikitpun curahnya.

" Trima kasih!" kata James saat dia menyadari lamunannya dan melihat Bella merapikan alat-alat P3K milik mereka.

" Bersihkan tubuhmu!" kata Bella.

James berdiri dan meringis menahan sakit saat membelakangi Bella. Dia berjalan ke arah kamar mereka di atas. Bella membersihkan semua bekas darah James lalu membuangnya di tempat sampah di dapur.

" Ahhhh! Sial! Aku harus menjahitnya!" ucap James melihat luka gores di dadanya.

Bella tidak melihat luka di dada kanan James, karena tertutup jas yang sengaja James pakai. James meraih tas dokternya lalu mengeluarkan sekotak alat jahit miliknya. James menyiramkan alkohol ke atas luka tersebut sambil menggigit jasnya dan menggeram dengan bibir terkatup menahan sakit.

" Hmmmmm!"

Lalu dia mengambil nafas panjang berkali-kali setelah memasukkan benang jahit ke jarumnya. Kembali digigitnya jas miliknya dan dengan cepat di jahitnya luka sobek di dadanya itu.

" Arggggg!" erang James pelan agar tidak terdengar Bella.

" Apa aku melewatkan sesuatu?" tanya Bella yang telah berdiri di belakang James yang sedang melakukan semua itu di depan wastafel. James terkejut mendengar pertanyaan Bella dan melihat ke arah kaca di hadapannya sambil menegakkan tubuhnya. Ternyata James lupa mengunci pintu kamar mandinya. Bella terkejut saat melihat wajah memerah James akibat menahan sakit dan lebih terkejut lagi saat melihat luka di dada James yang terlihat baru selesai dijahit karena jarum jahitnya masih bergelantungan.

" Astaga! Sebenarnya apa yang telah terjadi? Dan jangan berbohong lagi!" kata Bella marah dan sangat khawatir.

" Aku..."

" Jika kamu masih menganggapku istrimu, aku..."

" Aku tadi hampir kerampokan!" potong James.

" Ya Tuhan! Dimana?" tanya Bella.

" Mobilku mogok saat di depan tikungan masuk ke perumahan kita dan aku berniat memperbaiki. Saat itu tanpa aku sadari datang seorang pria menodongkan pisau meminta kunci mobil yang telah berhasil aku perbaiki. Aku melawan dan terjadilah perkelahian itu. Aku berhasil disabetnya lalu dia melarikan diri!" jelas James.

" Apa kamu mengenali dia?" tanya Bella.

" Sayangnya hujan deras mengaburkan semuanya!" kata James yang memotong benang jahit tadi.

James mengambil perban yang telah dibasahi dengan obat luka untuk dipasang ke luka di dadanya.

" Biar aku yang melakukannya!" kata Bella.

James memutar tubuhnya lalu Bella mengambil perban tersebut dan menempelkannya ke luka James. Kemudian dia mengambil plester lalu memotongnya menjadi 4 lembar dan menempelkannya di atas perban tersebut agar tidak terlepas.

" Apakah sakit?" tanya Bella meraba pelan luka jahit James.

" Sedikit" jawab James pelan.

Bella menatap wajah suaminya dengan jarak yang sangat dekat. Baru kali ini Bella menatap intim wajah James. James juga membalas tatapan Bella dengan penuh hasrat yang tertahan sejak di bawah tadi. Apalagi saat ini Bella benar-benar hanya memakai lingerie tanpa outernya.

" Tidurlah! Aku harus membersihkan tubuhku!" kata James menundukkan kepalanya.

Dia takut tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh Bella. Sementara Bella meraba lembut dada dan turun ke perut ABSnya yang begitu menggoda Bella.

" Bella!" desah James memegang tangan Bella agar tidak meneruskan kegiatannya.

" Please! Jangan membuatku melakukan hal yang tidak kamu suka!" kata James menahan hasratnya.

Tapi Bella mengabaikan ucapan James, dia kembali meraba tubuh James dan juga junior James yang sepertinya perlahan menegang.

" Bella..."

James sudah tidak bisa lagi menahan dirinya, dia melumat bibir seksi Bella dengan lembut dan berubah kasar saat Bella membalas lumatan itu. Seakan mendapatkan angin, James menerobos mulut Bella dan menjelajahi isinya, begitu juga Bella, mereka saling menekan tengkuk keduanya agar ciuman itu lebih dalam lagi.