webnovel

HASRAT

James kemudian menjilat bawah telinga Bella lalu menyesap leher wanita itu.

" Jamessss..."

Desahan lolos dari bibir seksi Bella yang membuat libido James semakin menggila. James kemudian merobek lingerie Bella dan memberikan tanda di dada istrinya yang selalu membuatnya gila itu. James seperti mendapatkan oase di padang pasir, dia tidak sedikitpun melewatkan tubuh Bella dari lidah dan bibirnya. Tangannya tidak mau ketinggalan meremas, memilin dan memainkan aset-aset berharga di tubuh Bella, membuat wanita itu menggeliat dan menegang akibat pelepasannya. James menatap tubuh polos istrinya yang begitu indah dan menggoda.

" Aku akan melakukannya, Bella!" kata James dengan suara beratnya dan itu terdengar sangat seksi di telinga Bella.

" Tunggu apa lagi?" tanya Bella dengan tatapan menggoda.

" Shittttt! Kamu sangat seksi, sayang!" bisik James yang melumat kembali bibir Bella dan menyatukan tubuh mereka.

Bella mendesah nikmat, dia baru kali ini menikmati bercinta yang sesungguhnya dengan James. Pelepasan demi pelepasan dia rasakan dan belum ada tanda-tanda dari James akan menyemburkan benihnya. James memutar tubuhnya dibawah dan Bella menduduki miliknya.

" James?"

" Dance, sayang! Kamu sangat seksi disana!" puji James membuat pipi Bella merona.

" Gombal!" balas Bella.

" Aku serius, sayang! Cobalah!" goda James.

Bella tidak mau jika James berpaling darinya dan mendekati Felicia. Mengingat nama gadis itu, membuat Bella kesal dan cemburu. Aku akan membuatmu puas, James! batin Bella. Lalu dengan pelan dia melesakkan miliknya ke milik James, terasa begitu sesak di dalam sana. Lalu perlahan dia menggerakkan tubuhnya menari di atas tubuh James. James sangat terpesona dengan keindahan tubuh Bella. Dia tidak tinggal diam, sesekali dia menyesap dada istrinya dan meremasnya lembut membuat Bella semakin liar.

Pergumulan mereka begitu liar, seakan mereka tidak akan pernah bercumbu lagi. Mereka akhirnya berhenti saat menjelang subuh. Bella langsung tertidur karena begitu kelelahan dihajar James tanpa jeda. James tersenyum melihat wajah cantik dan seksi tubuh istrinya. Kamu memang wanita sempurna, Bella! Aku begitu tergila-gila padamu! Semoga ini adalah awal kebersamaan kita! batin James lalu memeluk tubuh polos Bella.

Keesokan harinya, James telah bangun duluan, dia hanya menatap wajah cantik istrinya yang tidak pernah berubah dalam keadaan apapun. Bella mengerjapkan matanya beberapa saat kemudian, James segera memejamkan kedua matanya. Bella menguap dan langsung menutupnya saat dia melihat James ada di hadapannya.

" Astaga! James? Kenapa dia..."

" Dia sangat tampan ternyata jika dilihat sedekat ini! Apakah jika kita memiliki anak, dia akan mirip denganmu? Aku sangat menyukai warna matamu, James!" kata Bella ambigu.

Bella meraba wajah James pelan, lalu James pura-pura mengerjapkan matanya. Dengan cepat Bella menarik tangannya, tapi dengan cepat pula James memegang tangan itu lalu mengecupnya.

" Good Morning!" ucap James dengan suara berat yang seksi.

" Ka...kamu sudah ba...bangun?" tanya Bella tergagap.

" Iya! Harum tanganmu dan juga halus kulitmu membuatku terbangun!" kata James berbohong.

" Gombal!" kata Bella dengan malas.

" Aku serius, sayang! Jangan jauhi aku lagi, Bella! Please! Aku sangat membutuhkanmu!" rayu James.

" Kenapa nggak cari siapa itu? Felicia? Cuih! Dasar pria hidung belang!" sindir Bella sedikit marah lalu berusaha melepaskan tangan James yang sudah memeluk pinggangnya saja.

" Sayang! Kamu tahu seberapa cintanya aku sama kamu! Sejak kapan aku begitu memujamu! Apakah semua itu belum cukup?" tanya James frustasi.

Bella hanya diam, dia sebenarnya tahu jika apa yang dikatakan James adalah benar semua, tapi rasa cemburunya melebihi akal sehatnya, apalagi saat Rado terlihat begitu akrab dengan Felicia. Bella menatap kedua manik mata James yang berwarna hijau, dia mencari kebohongan disana, tapi mata indah itu hanya memperlihatkan ketulusan dan kejujuran pria itu. Bella menundukkan kepalanya dan membuat gambar abstrak di dada polos James. Tubuh James bergetar, libidonya kembali naik mendapatkan sentuhan jari-jemari Bella.

" Sayangggg!" ucap James berat.

Bella terkejut mendengar panggilan James yang tidak seperti biasanya. Bella menatap mata suaminya tanpa menghentikan jemarinya.

" Hmmm?"

" Kamu membuatnya bangun!" kata James dengan wajah yang bisa Bella tebak.

" Ap..apa? Ak...aku hanya...!" Bella baru sadar jika jarinya telah memainkan pucuk dada James.

" Hanya apa? Kamu harus tanggung jawab, sayang!" kata James yang secepat kilat mengungkung tubuh Bella di bawahnya.

" Ak...aku cap...capek, James!" kata Bella mencoba menghindar.

" No, baby! Kamu yang membuatnya menginginkanmu!" bisik James membuat tubuh Bella merinding.

" Jam...messss! Ahhhh!"

Merekapun melakukan senam pagi itu, jika saja Rado tidak memanggil-manggil Bella dan James, pasti James akan membuat istrinya kembali menari di atasnya.

" James...ada...Rado!" ucap Bella menahan desahannya saat James terus memacu tubuhnya diatas dirinya.

" Tanggung, baby!" kata James mempercepat gerakannya.

" Mamiiiiiii! Daddyyyyyyy!" teriak Rado.

" Jamessss!" teriak Bella saat James membuatnya mendapatkan pelepasan bersamaan dengan masuknya benih James ke rahimnya.

" Akhhhhh!" teriak James lalu tubuhnya jatuh ke atas tubuh Bella dengan nafas menderu.

" Thank you, baby! Kamu membuatku tak ingin berhenti!" bisik James mencium kening Bella dan pipi wanita itu langsung merona malu.

" Dasar Mesum!" kata Bella memukul dada James.

Lalu dengan cepat James berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan sisa-sisa percintaannya dengan Bella, sementara wanita itu pura-pura tidur dengan menarik selimut yang jatuh ke bawah tadi. James keluar dengan tubuh polosnya dan membuat jantung Bella kembali berdetak kencang. Tubuh suaminya itu memang sangat sempurna dalam segala hal.

" Tidurlah, biar aku yang menangani Rado!" kata James sambil memakai pakaiannya.

James membuka kunci pintu dan membuka gagang pintu kamarnya. Dilihatnya wajah kesal putra tirinya yang menatap tajam padanya.

" Kenapa daddy lama sekali? Rado pengen diantar mami!" kata Rado masih dengan gaya kesalnya.

" Jagoan daddy! Good Morning!" kata James lalu akan menggendong Rado yang mundur saat dia mencoba mengangkatnya.

" Ini sudah siang, Dad! Sudah jam 9! jawab Rado dengan bibir manyun.

" Ok, sorry! Biar daddy yang nganter Rado, ya! Soalnya mami lagi gak enak badan, tuh lihat!" kata James menunjuk Bella yang tidur sambil menutup tubuhnya dengan selimut hingga leher.

" Apa mami sakit sekali?" tanya Rado khawatir.

" Nanti juga sembuh kalo minum obat!" kata James lagi.

" Untung saja daddy dokter, jadi mami sakitnya bentaran aja!" kata Rado memeluk James.

" Iya! Mami hanya sedikit pusing dan kelelahan! Kita pergi aja, jangan ganggu mami, Ok!" kata James.

" Ok, Dad!" sahut Rado sambil sekilas melihat maminya yang bergelung dibawah selimut.

" Mau gendong atas?" tawar James.

" Ya, Dad! Ya! Rado mauuuuu!" teriak anak kecil itu kegirangan.

Segera saja James membawa putra tirinya ke atas bahunya dan dengan cepat menggendong Rado dengan ringannya.

" Daddy sangat kuat sekali! Rado kalo sudah besar pengen sekuat Daddy!" puji Rado pada James.

" Yang penting Rado suka olahraga saja!" kata James lagi.

Sejak kejadian malam itu, hubungan Bella dan James semakin mesra saja, bahkan Bella sangat manja dan posessif terhadap James.

Next chapter