webnovel

Temen Tapi Demen

Kebimbangan seorang wanita cantik Bernama Vina Safitri yang mempunyai perasaan kepada seorang teman kecilnya yang merupakan sahabat sejak kecil dan dirinya tak menyangka bahwa perasaan akan tumbuh pada dirinya. Vina mencoba untuk meyakinkan bahwa dirinya tak mempunyai perasaan dengan Farel akan tetapi sering kali dirinya merasa sakit jika Farel berdekatan dengan wanita lain. “Kamu kenapa sih menatapku seperti itu ada yang salah ya denganku?” ujar Farel dengan rasa penasaran menatap mata Vina. Vina terlihat sangat gugup ketika itu karena dirinya tak kuasa menahan tatapan yang diberikan oleh Farrel. Jantungnya pun berdebar sangat kuat ketika berdekatan dengan Farel. “Apa sih yang terjadi kepadaku kenapa sekarang aku menjadi seperti ini bahkan aku tidak tahu kalau aku mempunyai perasaan dengan temanku sendiri,” gumam Vina yang ragu akan perasaannya. Akankah perasaan Vina terbalaskan? Ikuti terus kisahnya hanya di Temen Tapi Demen!!

Inlut · perkotaan
Peringkat tidak cukup
405 Chs

Pelukan erat

"Iya Vin ini sudah malam tapi apakah kamu bisa pulang sendirian wajah kamu sangat pucat dan juga kamu harusnya beristirahat tapi kamu malah ke sini emangnya kamu bisa pulang sendirian?" Tanya Farel dengan rasa sangat cemas terlihat dari wajahnya yang memandang Vina.

"Hehe kamu tenang saja ngapain sih kamu pikirkan itu aku ini baik baik saja kamu jangan berlebihan seperti itu deh lebay banget," ujarnya dengan tersenyum dan meyakinkan Farel bahwasanya dirinya baik-baik saja.

"Ohh ya sudah deh kalau memang kamu baik baik saja kamu hati hati di jalan ya aku tidak bisa mengantarkan kamu karena kamu tidak mau aku antarkan," ujar Farel kepada Vina.

"Ooh iya rel tunggu dulu deh kamu bisa tidak memanggilkan Ibu kamu aku mau per Pamitan dengan beliau karena tidak mungkin kan aku mau pulang masa iya aku tidak berpamitan," ujar Vina yang menyuruh Farel untuk memanggilkan Ibunya.

"Hhmm iya deh kalau begitu aku panggilkan dulu ya kamu tunggu sini dulu," ujar Farel dengan bergegas berjalan menemui Ibunya.

Ketika setelah sampai di hadapan Ibunya pun langsung saja meminta ibunya untuk menemui kekasihnya itu.

"ibu itu Vina mau pulang katanya ingin berpamitan dengan Ibu temui dulu lah Bu kasihan dia sepertinya lagi sakit tapi dia tidak mau untuk aku antarkan pulang!" Ujar Farel berbicara kepada Ibunya yang ada dihadapannya itu.

"Hheh kamu gimana sih Rel jangan begitulah pokoknya kamu harus mengantarkan Vina pulang masa iya sih kamu tega melihat gadis cantik itu pulang sendirian dia itu kan kekasih kamu Rel," ujar ibu dari Farel itu yang menasehati Farel.

"Iya tapi dia tidak mau Bu!" Ucapnya menjawab perkataan dari Ibunya itu.

"Oke ya sudah deh ibu mau menemui Vina dulu biar Ibu saja yang berbicara dengannya," ujar Ibu dari peran itu yang langsung saja bergegas pergi menemui Vina yang sedang duduk di ruang tamu.

"Kamu sudah mau pulang nak ini sudah malam memangnya kamu bisa pulang sendirian biar Farel saja ya yang mengantarkan kamu, Ibu takut kamu kenapa kenapa di jalan nak," ujar Ibu dari Farel itu yang berbicara kepada Vina yang hendak pulang sendirian.

"Hehe ya ampun Bu tidak perlu repot repot aku juga bisa kok pulang sendirian karena aku tidak sakit Bu cumann Farah saja yang terlalu berlebihan khawatir kepadaku," ujar Vina yang tersenyum manis menatap wajah Ibunda dari Farel terlihat dari wajah Farel sangat khawatir dengan keadaan kekasihnya itu.

Akan tetapi Vina terus menerus menolak ajakan dari Farel.

"Nak sudahlah kamu pulang bersama Farel saja ya," ucap Ibu dari Farel itu yang terlihat sangat khawatir.

"Hehehe kok malah pada khawatir begini sih ya sudah Bu aku biar pulang sama warna saja kalau begitu," ujar Vina yang sangat sopan berbicara kepada Ibu dari Farel.

"Nah gitu dong nak Ibu kan kalau mau dengar seperti itu jadi ikut bahagia kamu tidak menolak ajakan dari Farel," ujar Ibu dari fakta itu dengan tersenyum manis dan mengelus rambut dari Vina.

"Hmm ya sudah deh Bu kalau begitu aku sekarang bisa langsung saja pergi ya," ujar Farel yang berPamitan kepada Ibunya itu dan mencium tanganIibunya itu dan begitupun juga dengan Vina.

Akhirnya tak lama kemudian mereka pun langsung saja berangkat pergi ke rumah Vina untuk mengantarkan Vina ke rumahnya.

Ketika sedang di jalan Vina pun langsung saja bertanya-tanya kepada Farel.

"Eh Rel apa kamu marah denganku karena aku dijodohkan oleh kedua orang tuaku aku takut banget kalau kamu marah denganku, maaf ya aku bicara seperti ini denganmu aku juga tidak tahu hal ini terjadi," ucap Vina yang sangat merasa bersalah kepada kekasihnya itu dan terus menerus meminta maaf dan bahkan dirinya merasa tak pantas menjadi kekasih Farel.

"Huss Sudahlah jangan dibahas terus ngapain sih kamu dibahas terus soal itu kan bisa kan merupakan itu kan belum tentu air dan juga bunda kamu menikahkan kamu dengan lelaki itu, kamu tenang dulu lah jangan langsung berpikiran negatif tentang kedua orang tua," ujar Farel yang menasehati Vina agar tidak terlalu memikirkan tentang perjodohan yang di rencanakan kedua orang tua Vina.

"Iya terima kasih ya Rel kamu sudah mau menemani aku dan juga kamu mau menerima keadaan aku aku janji deh dengan kamu aku tetap bersama kamu apapun yang terjadi," ucap Vina dengan memeluk erat Farel.

"Iih apaan sih lepas lah ini di atas motor lo!" Tegasnya menepis tangan Vina.

"Duh ih kamu kok kasar begitu sih Rel!" Ujar Vina yang sangat heran ketika Farah menepis tangan Vina.

"Uh ya ampun jangan dimasukkan dalam hati aku hanya bercanda saja kok hehehe sudah sini peluk saja yang erat," ujar Farel dengan memegang tangan Vina dan mengarahkan tangan Vina untuk melingkar di perut Farel.

Vina ketika itu sangat bahagia karena dia merasa far adalah tempat nyaman yang dia punya saat ini.

"Ya ampun aku kira kamu beneran aku takut banget aku kira kamu memang sudah tidak mau denganku makanya kamu menepis tangan aku seperti itu," ujar Vina.

"Kamu ini berbicara apa sih Vin aku sangat menyayangi kamu kamu tahu sendiri lah bagaimana perasaan aku ini, kita juga sudah bersama sama sejak kecil maka dari itu aku sudah tahu bagaimana sifat mu dan juga sebaliknya," ujar Farel yang sangat menyayangi kekasihnya itu dan mengelus tangan Vina yang memeluk erat Farel.

"Humm terus seperti ini ya rel aku tidak mau kehilangan kamu, bahkan aku tidak mau untuk melukai hati kamu semoga aku bisa melalui semua ya dan semoga saja perjodohan itu tidak benar, aku selalu berdo'a untuk hubungan kita lo Rel," ujar Vina kepada kekasihnya itu.

"Hehe iya aku juga selalu berdo'a kok kamu tenang saja aku tidak akan diam tapi aku tetap berdo'a untuk kamu sudahlah jangan dipikirkan lagi sedikit lagi kita sudah sampai di rumah kamu nih," ujar Farel kepada Vina.

Pada akhirnya mereka berdua pun melanjutkan perjalanannya untuk pergi ke rumah Vina tak lama kemudian sekitar 10 menit mereka berdua pun sampai di depan rumah Vina.

"Hmm nah ini sudah sampai cepat kamu turun dan aku ikut ke dalam untuk pamit pulang kepada kedua orang tua kamu," ujar Farel yang menyuruh Vina untuk turun dari motor mnya.

Ketika itu akhirnya mereka berdua pun bergegas pergi masuk ke dalam rumah Vina.

"Assalamualaikum," ucap Vina dengan nada suara yang sangat lembut mengucapkan salam ketika masuk ke rumahnya.

"Walaikumsalam, kok kamu baru pulang sih nak kamu dari mana saja sih dari tadi ayah dan juga bunda mencari kamu," ujar Bunda yang bertanya kepada Vina.

"Hehe maafin aku ya Bun tadi aku dari rumah Farel jadi aku baru saja pulang nih parah nganterin aku," ujar Vina berbicara sopan kepada bundanya itu walaupun dirinya masih sangat sakit hati karena adanya perjodohan itu.

"Ooh begitu ya masuk dulu nak Farel maaf ya sudah merepotkan malah sampai mengantarkan Vina pulang," ucap Ibunda dari Vina itu yang meminta maaf kepada Farel.

bersambung