webnovel

Bella 22

“Bulan depan kamu menikah dengan Pak Dika.”

Innalillahi ...

Rasanya aku baru saja dijatuhi vonis mati mendengar keputusan Papaku itu.

Pasalnya, aku baru saja sampai dari kampus siang itu, dan ternyata Papa ada di rumah. Dia sengaja izin dadakan demi menungguku pulang.

“Loh, kok gitu, Pa? Intan kan belum bilang setuju atau enggak?”

“Salah sendiri kamu nggak angkat telepon Papa tadi pagi.” Aku langsung menggeram kesal. Saat diingatkan bagaimana pengecutnya aku mengindahkan telepon dari Papa, setelah bunyi chat yang membuat aku ingin pindah planet saat itu juga.

Bagimana tidak, baru saja memulai hari, Papa sudah mengirim chat yang bunyinya, “Apa maksud semua ini, Intan? Kenapa Pak Dika tiba-tiba datang bersama keluarga melamar kamu?”

Nah, gimana aku nggak pengen minggat, coba? Soalnya si Bella sepertinya benar-benar serius dengan ucapannya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com