webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
416 Chs

Masalah Baru

Permen susu satu bungkus tadi, seperempatnya sudah habis dimakan oleh Hamzah. Ternyata dia sangat menyukai permen ini bahkan kemudian dia memintaku untuk menyetok banyak permennya di rumah.

Baiklah. Nanti besok aku akan memesannya lagi.

"Eh, luka di perutmu itu bagaimana? Apa sudah membaik?" tanyaku.

"Alhamdulillah. Jahitannya sudah mengering. Mungkin nanti kita kontrol lagi besok."

"Alhamdulillah kalau seperti itu. Aku ikut senang."

"Rein?" tiba-tiba kami dikejutkan karena Ayssa menggedor pintu kamar.

"Sebentar. Biar aku yang bukakan." Ujarku kepada Hamzah yang kemudian dibalas anggukan.

Saat aku membuka pintu dan tak tahu ada angin dari mana, kudapati mata Ayssa sembab dan seperti ingin menangis kepadaku.

"Ya Allah. Ada apa, ay?"

"Sekarang ikut aku ke bawah." pintanya. "Apa kamu sedang sibuk?"

"Tidak juga. Tapi kita mau ke mana?"

"Ikut a-"

"Katakan saja di sini, Ayssa." timpal Hamzah. "Kakak pun ingin mendengar masalahmu."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com