webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
416 Chs

Diantar Luka

"Bukan seperti itu. Maksudku, kamu sangat baik sehingga orang-orang ada yang menganggapmu sebagai bukan seorang dokter."

Hamzah diam sambil mengerutkan kening.

"Ih. Kamu tak paham?"

"Aku masih mencerna ucapan kamu."

"Intinya sikap kamu yang seperti itu, membuat Anisa jatuh cinta dan akhirnya kita berada dalam posisi ini."

"Maafkan aku, Rein. Aku tak berniat seperti itu karena aku sendiri tak tahu kebaikanku ini pada dia justru telah membawa hubungan aku dan kamu terombang-ambing. Maafkan aku. Aku tak pernah menduganya sama sekali. Tolong maafkan aku ya."

Aku memandang Hamzah sambil menahan tawa.

"Hei. Ada apa?"

"Aku berbicara seperti ini, tak pernah ada maksud sama sekali untuk membuatmu meminta maaf kepadaku, Hamzah. Aku hanya mengutarakan apa yang bagiku iya."

"Iya tapi kan karena aku, kamu jadi ikut terlibat juga sama permasalahan ini."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com