webnovel

Chapter 20 : Speechless!

Meskipun Maya di dalam pesawat masih merasa kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia menikmati perjalanan bersama Haris. Sepanjang penerbangan menuju kota Sorong, Maya terus tersenyum karena bisa berlibur bersama suaminya adalah momen yang tidak mungkin bisa terlewatkan. Namun dia baru teringat jika kota Sorong adalah kota menuju Raja Ampat. Tempat yang ingin dikunjungi olehnya sejak lama. Maya masih tidak tahu menahu mengenai rencana Haris yang sebenarnya memang ingin mengajak kesana.

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 5 jam, tibalah mereka di Bandar Udara Domine Eduard Osok Sorong. Sebelum melanjutkan perjalanan, Haris mengajak Maya untuk makan sebentar sekaligus menyegarkan pikiran dan tubuh setelah berjam-jam di dalam pesawat.

"Kita makan dulu ya, Sayang?" tanya Haris kepada Maya yang terlihat sudah lumayan letih.

"Iya, Mas. Kita cari makan disini atau diluar?"

"Disini saja, sambil menunggu kabar dari teman aku. Kamu nggak keberatan kan?" tanya Haris memastikan.

Maya menggeleng, setelah itu mereka melanjutkan mencari tempat makan di dalam Bandara.

Selama satu jam, Haris dan Maya beristirahat sebentar di dalam mini restoran Bandara, tidak beberapa lama kemudian Haris mendapati telepon dari seseorang yang merupakan pihak agent yang mengurusi perjalanan mereka selama beberapa hari kedepan.

Kali ini, Haris dan Maya mengunjungi salah satu pulau terindah di Indonesia. Mereka ingin menjelajahi keindahan The Last of Paradise bagian selatan, yakni Pulau Misool.

Bernuansa vintage, kapal pinisi yang akan mereka gunakan adalah sebuah kapal yang mengombinasikan desain tradisional-modern dan memberi pengalaman pelayaran tak terlupakan bagi setiap penyewanya. Di samping ragam fasilitas menarik di atas kapal, pelancong juga bisa menikmati berbagai agenda menarik selama melakukan pelayaran. Beberapa di antaranya adalah snorkeling, diving, dan kayaking, tentunya semua itu sangat digemari Maya dan juga Haris.

"Sayang, rekan aku sudah menunggu diluar. Ayo kita pergi." Ajak Haris pada Maya setelah mendapati telepon.

"Oh, oke." Balas Maya setuju dengan ajakan suaminya untuk pergi.

Maya dan Haris akhirnya pergi meninggalkan restoran dan bergegas keluar Bandara menemui supir yang ditugaskan untuk menjemput mereka. Setelah menemukan supir itu mereka berdua pergi meninggalkan Bandara dengan mobil jemputan.

"Mas, kita mau kemana sih kalau aku boleh tahu?" tanya Maya penasaran.

"Kamu juga nanti tahu, sabar dulu," ucap Haris berusaha bersikap santai.

Maya akhirnya tidak berusaha kembali bertanya. Dia tidak ingin mengganggu suaminya yang tengah sibuk dengan layar handphone. Maya mengira Haris sedang sibuk dengan urusan pekerjaan yang memang sudah menunggu.

Setengah jam kemudian, tibalah mereka berdua di sebuah hotel tempat mereka menginap untuk sehari sebelum menyeberang ke tengah laut dan berganti ke Kapal Pinisi. Hotel itu sendiri tidak jauh dari pelabuhan. Haris mengajak Maya segera turun dan segera masuk menuju kamar mereka.

"Hari ini kita akan menginap disini dulu sebelum besok kita kembali pergi melanjutkan perjalanan. Kamu sebaiknya istirahat dulu, aku akan keluar sebentar ada janji dengan client," ucap Haris setelah berada didalam kamar.

"Baiklah, Mas. Kamu hati-hati, ya?" Pesan Maya sebelum Haris meninggalkan kamar hotel.

Haris mencium kening istrinya dan pergi berlalu meninggalkan Maya didalam kamar. Haris sendiri akan bertemu dengan pihak manajemen Kapal tempat ia sudah melakukan reservasi. Haris diminta untuk tanda tangan beberapa berkas persetujuan dari pihak Kapal tempat ia akan menyewa selama satu pekan ke depan. Dirinya juga melakukan cross check untuk surprise didalam kapal nanti. Sebuah mini party untuk dirinya dan Maya. Haris ingin semuanya menjadi hari itu menjadi sejarah bagi istri tercintanya.

***

Setelah selesai melakukan meeting dengan pihak terkait, Haris kembali ke Hotel. Maya sudah menunggunya restoran Hotel untuk makan malam bersama. Haris sudah tidak sabar untuk segera menunggu esok pagi, melihat wajah istrinya yang cantik akan terlihat begitu bahagia ketika melihat hadiah yang sudah dipersiapkan.

"Hai, sayang. Maaf ya menunggu lama. Tadi ada banyak yang harus dibahas, jadi aku nggak bisa pulang cepat." Haris mencoba mencari alasan karena sudah membuat istrinya menunggu cukup lama di restoran.

"Nggak masalah kok, Mas. Yasudah, kita segera pesan sekarang aja ya?" tanya Maya pada Haris.

Haris pun mengangguk setuju, akhirnya Maya mengangkat tangan untuk memanggil salah satu pelayan restoran yang tengah berdiri di sudut ruangan. Pelayanan itu datang setelah melihat tangan Maya lalu menanyakan menu apa yang akan mereka pesan.

Maya dan Haris memesan beberapa makanan disana dan pelayanan itu segera pergi mempersiapkan menu yang telah dipesan. Lima menit kemudian pelayanan yang sama kembali dengan sejumlah makan yang telah tersedia. Haris dan Maya kemudian menikmati momen makan malam bersama dengan suasana romantis karena iringan musik klasik bergema di seluruh ruangan restoran.

"May, besok pagi pagi sekali kita harus segera ke pelabuhan. Ada rekan aku yang mengundang kita untuk breakfast di kapal. Jadi sebelum fajar kita sudah harus disana. Kamu nggak keberatan, kan?" ucap Haris setelah selesai menikmati hidangan penutup.

"Wah! Kapal, Mas? Aku benar-benar excited sekali mendengarnya. Teman kamu hebat sekali bisa sewa kapal untuk acara breakfast segala," ucap Maya kagum.

"Tentu saja, dia pebisnis sukses. Tak heran kalau bisa menyewa kapal. Jadi bagaimana? Kamu setuju?" Haris kembali bertanya kepada istrinya mengenai acara yang merupakan alasan yang dibuat Haris agar Maya tidak curiga.

"Dengan senang hati, Mas!" Jawab Maya bersemangat.

Haris tersenyum bahagia karena melihat Maya antusias sekali dengan ajakannya itu. Akhirnya acara makan malam bersama telah usai dan mereka segera kembali ke kamar untuk beristirahat. Keduanya sudah tidak sabar menunggu hari esok.

Tepat pukul setengah lima pagi, baik Haris dan Maya sudah bersiap untuk meninggalkan Hotel. Mereka sudah bersiap menuju pelabuhan untuk menaiki perahu kecil menuju tengah laut. Disana sudah menunggu team dari Kapal Pinisi yang bertugas untuk menjemput mereka. Maya masih dengan tidak sadar jika semua itu adalah siasat Haris untuknya.

Sampai ditengah laut, Maya masih sibuk dengan pikirannya sendiri yang bahagia menikmati panorama laut dengan awan yang berwarna peach. Sampai akhirnya tibalah mereka di salah satu samping Kapal Pinisi yang menunggu kehadirannya. Haris mengajak Maya untuk segera berdiri dan mengikuti arahan team Kapal. Hingga akhirnya mereka berdua sudah masuk kedalam sisi Kapal. Mereka disambut dengan baik oleh beberapa Kru Kapal yang bertugas, Maya dan Haris diberikan kalung ucapan selamat datang dan sebuah jus sebagai welcome drink. Maya tampak bahagia walaupun belum menyadari jika sesungguhnya kejutan sebenarnya sudah ada didepan mata.

"Selamat datang di Kapal Pinisi Tuan dan Nyonya Haris!" ucap semua Kru menyambut kedatangan mereka berdua dengan sopan.

Haris dan Maya tersenyum sumringah, laku mereka berdua diperkenalkan oleh ketua Kapal yang bertanggung jawab atas perjalanan mereka nantinya, Mr. Abraham. Beliau menjelaskan apa saja yang akan mereka lakukan selama beberapa hari ke depan.

Mendengar penjelasan dari Mr. Abraham membuat Maya bingung, dia kemudian meminta maaf untuk menyela pembicaraan Mr. Abraham, dia bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Maya juga menanyakan apa maksud dari perkataan Mr. Abraham tentang perjalanan selama beberapa hari ke depan.

Haris dan semua Kru Kapal akhirnya memberikan kejutan sebuah kue ulang tahun dan membuka salah satu tirai yang sebelumnya tergulung cantik, setelah dibuka terlihat tulisan Happy Birthday My Wife Maya!

Sontak Maya terkejut tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat dan dia baca. Haris akhirnya mengatakan bahwa semua ini adalah hadiah kejutan yang sudah dipersiapkan selama beberapa bulan sebelumnya. Maya tak kuasa menahan air mata bahagia dan rasa harunya. Ia kemudian memeluk Haris, suaminya yang sudah membuat dirinya tidak dapat berkata apapun kecuali tangis haru bahagia.

"Terimakasih, Mas! Terimakasih!" seru Maya sambil memeluk Haris erat.

"Aku mencintaimu, Maya! Semoga kamu bahagia dengan hadiahku ini!" ujar Haris yang membuat Maya semakin tak kuasa menahan air mata bahagia.