clandestine
klan·des·tin
adv
secara rahasia; secara gelap; secara diam-diam
•••
‘Witing tresno jalaran soko kulino’ merupakan ungkapan dalam bahasa jawa yang artinya ‘Cinta tumbuh karena terbiasa’, dan Solana Arunika Syam, seorang siswi SMA yang merupakan anggota pengurus OSIS dan aktif dalam ekskul dance, mengamini hal tersebut. Solana mengaku bahwa ia tengah menyukai seseorang yang telah menjalin hubungan persahabatan dengannya sedari kelas satu SD, Chandra Badar Purnama.
Chandra tadinya hanyalah siswa SMA biasa yang memiliki bakat bermusik. Akan tetapi, semua berubah kala sebuah video ia bernyanyi tersebar di sosial media dan menjadi viral.
Di saat dulu suara emasnya hanya dapat dinikmati oleh Solana seorang, kini beribu-ribu orang rela membayar tiket pensi sekolah Solana hanya untuk mendengar Chandra bernyanyi. Anak laki-laki pemalu yang tadinya selalu menempel dengan Solana semakin hari, semakin sulit diraih. Popularitas Chandra mendatangkan banyak sekali rival Solana untuk mendapatkan hati sahabat kecilnya itu. Kekhawatiran Solana akan hancurnya persahabatan mereka bila ia mengatakan perasaannya kepada Chandra pun mempersulit keadaan.
Mampukah Solana menyimpan rahasianya rapat-rapat?
•••
Mataku bersibobrok dangan mata Chandra. Aku dapat melihat bayanganku yang tengah melafalkan dialog pidato Rosie Dunne di film Love, Rosie. Di saat aku hendak menolehkan kepala ke arah TV, tangan besar Chandra menyentuh pipiku, membuatku tak berkutik.
"...But that's fine too..." lanjutku. Aku tanpa sadar melanjutkan dialog film tersebut. Kepalaku kosong, otakku terpaku ke pada indahnya mata Chandra saat itu.
"...Because I've realized that no matter where you are..." jantungku berdebar sangat keras. Suatu hal terlintas di otakku. Aku hanya punya satu kesempatan.
"...or what you're doing..." perlahan, wajahku mendekati wajahnya.
"...or who you're with..." setelah ini, semua hal pasti akan berubah. Aku ingin menangis bila teringat akan kemungkinan tak mengenakan yang mungkin akan terjadi.
"...I will always...” bisikku. Entah apa yang tengah merasuki aku kini, tapi semua ini terasa sangag benar.
"...honestly..." jarak di antara kami sedikit demi sedikit terkikis. Ujung hidung kami pun kini telah bersentuhan.
"...truly..." mataku perlahan terpejam, seraya berdoa, Ya Tuhan, tolong jangan menghancurkan anganku ini.
"...completely..." aku tahu konsekuensi apa yang akan aku terima setelah ini. Setelah ini, semua tidak akan pernah sama di antara kami berdua dan aku adalah penyebabnya. Tapi aku tidak peduli.
"...love you."
Malam itu, untuk pertama kalinya, aku melanggar batas sakral persahabatan kami. Malam itu, dengan segala jenis perasaan abu-abu yang menampakkan diri dan bersatu padu dalam satu titik pertemuan.
Aku mencium Chandra, sahabatku.
goorimiese · Masa Muda
