webnovel

Silver Dynasty | Dinasti Perak

Pangeran Akasha. Jelmaan Pasyu. Pasukan Hitam. Entitas tak tampak : Mandhakarma yang keji. Tetiba dunia jungkir balik di hadapan Silva yang sedang berjuang mengatasi hidupnya yang kacau balau. Setelah 11.000 ribu tahun dunia dihancurkan tiga wangsa yang berseteru, hanya dua bulan waktu yang tersisa memecahkan mantra kuno milik Wangsa Akasha dan Pasyu! ______ Ribuan tahun silam, dunia dipimpin empat Wangsa Akasha yang sakti dan empat Wangsa Pasyu yang perkasa. Milind, panglima muda yang tampan dan ulung dari Akasha, mengawal kejayaan wangsa bersama tujuh pemimpin lainnya. Kehidupan damai penuh pesona, limpahan kekayaan dan kehidupan penuh martabat. Kecuali, bagi Wangsa Ketiga, budak Nistalit yang terpaksa menghamba. Kehidupan tetiba berdiri di jurang kemusnahan ketika Mandhakarma, kekuatan Gelombang Hitam, menyapu wilayah Akasha dan Pasyu dengan ganas. Satu-satunya penyelamat kejayaan para wangsa adalah unsur perak yang hanya dapat ditambang oleh para Nistalit. Nami, seorang budak perempuan Nistalit, menjadi tumpuan wangsa ketika keahliannya diperlukan untuk menemukan unsur perak. Hanya ada dua pilihan : memperbaiki hubungan dengan Nistalit ataukah membiarkan dunia dikuasai Mandhakarma. Ketika sebagian Akasha dan Pasyu terpaksa menjalin kerjasama dengan Nistalit, mereka memelajari hal-hal indah yang belum pernah dikenal sebelumnya : cinta dan harapan di tengah-tengah derita dan pengorbanan. Mandhakarma dan sekutunya, tak ingin membiarkan ketiga wangsa menguasai dunia; tidak di masa dahulu, tidak juga di masa kini. Perak, sebagai senjata pamungkas, tetiba menyusut dengan cepat justru ketika manusia sangat membutuhkannya. Sekali lagi, ketiga wangsa diuji untuk mempertahankan dunia dengan cara yang pernah mereka lakukan ratusan abad yang silam. ______ Cara membaca : ●Judul : kisah ribuan tahun silam Judul ( tanpa tanda ● di depan) : kisah di masa kini

lux_aeterna2022 · Fantasi
Peringkat tidak cukup
279 Chs

●Cakar (6)

Pasukan Tala, pasukan Galba, pasukan Wuha mengamankan raja masing-masing. Pertarungan tersebut memang bukan perang terbuka. Tala membuka perseteruan, Galba dan Wuha menyambutnya.

❄️💫❄️

Tala, mengalami luka robek di leher, perut dan kaki-kakinya.

Galba, menderita luka bakar di separuh tubuh, dengan tulang-tulang punggung retak.

Wuha, keadaannya tak lebih baik. Kedua lengannya cedera parah, tubuh mengalami luka bakar yang sama menyedihkan dengan Galba.

Hanya karena mereka tak melanjutkan pertarungan, ketiga raja bersemedi, menenangkan diri dan melakukan langkah penyembuhan tahap pertama.

Tala duduk bersila, memejamkan mata.

Galba duduk bersila, waspada, memejamkan mata.

Wuha duduk bersila, memerintahkan Lota berjaga, lalu memejamkan mata.

Menarik napas.

Menjinakkan pikiran.

Merapal mantra.

Menyembuhkan luka diri setahap demi setahap.

"Aku tak membencimu, Galba. Kau bukan musuhku," suara samar nan tajam merasuk ke pikiran Galba.

"Aku tak membencimu, Wuha. Kau bukan musuhku," suara samar nan tajam, merasuk ke pikiran Wuha.

Keduanya suara yang bersumber dari Tala, yang mencoba berbicara secara pribadi dengan masing-masing raja. Galba dan Wuha, mencoba tak terpengaruh. Tetap memusatkan pikiran pada penyembuhan diri.

Suara Tala, menyelisip tak henti henti.

"Aku ingin Vasuki menjadi klan terkuat. Aku tak ingin Pasyu Aswa, Paksi ataupun Mina meremehkan kita," Tala melanjutkan bisikannya.

Situasi hening di luar.

Di benak para raja, percakapan satu pihak berlangsung.

"Itulah sebabnya aku memperkuat diri. Menambah kedigdayaan agar pihak-pihak yang berseberangan dengan kita tak mengambil kesempatan saat kita lengah," ujar Tala, masing masing kepala Galba dan Wuha.

"Apakah kau ingin tahu , darimana kudapatkan kekuatan anala, wahai Galba?" Tala melontarkan tanya pada raja harimau.

Pertanyaan yang sama kepada Wuha lewat semedinya.

"Aku memiliki kemampuan menjelajah angkasa, berkelana di langit. Tak kulakukan perjalanan sia-sia hanya demi bersenang-senang dan mencari muka seperti Aswa!"

Senyap.

Tarikan napas.

Angin berhembus

"Aku mendengar rahasia berita langit, Galba," bisik Tala penuh rahasia.

"Aku mendengar rahasia berita langit, Wuha," bisik Tala selanjutnya kepada sang raja buaya.

Dalam semedinya, Tala tersenyum penuh kemenangan.

"Aku mengetahui rahasia berita langit yang tak didengar wangsa Pasyu lain apalagi wangsa Akasha," bisik Tala, penuh teka teki.

Tala dapat merasakan, kecamuk pikiran dua raja di depannya.

"Kalian ingin dengar?" tanya Tala, memancing.

Tala berdiam diri.

Menunggu.

Mengulur waktu.

Menciptakan kegelisahan.

Memecah ketenangan dan pemusatan pikiran kedua raja. Walau semua mata raja terpejam, Tala dapat merasakan, desah gelisah yang memburu dari hidung Galba dan Wuha.

Mereka pasti ingin tahu sumber kekuatanku, pikir Tala. Dan mereka pasti ingin mendengar rahasia langit tentang apa yang kuketahui.

"Bersiaplah terpana dan terbakar kemarahan, wahai Raja-rajaku, dinasti Vasuki yang agung!" ujar Tala melempar bara.

Dalam semedi, Tala membagi kabar langit yang terbungkus rapat-rapat.

Setelah belasan bahkan puluhan ribu tahun dunia tenang dalam pangkuan wangsa Akasha dan Pasyu, Penguasa Langit akan mengirimkan wangsa baru sebagai penghuni ketiga setelah mereka.

Galba mengerutkan kening.

Wuha menyimak dan tetap waspada.

"Apakah kalian tahu, sepeti apa penghuni ketiga selain dua wangsa besar di dunia?" tanya Tala.

Galba menahan napas.

Wuha menajamkan telinga.

Mereka tak bisa menjawab, sebab tak punya bisikan kabar rahasia.

"Mereka bukan makhluk seperti Akasha yang elok, sakti dan berumur panjang. Mereka bukan seperti kita yang perkasa dan memiliki senjata tubuh mematikan," geram suara Tala.

Galba tetap dalam semedi. Hati bertanya-tanya.

Wuha tetap tenang dalam semedi, tak ingin percaya kisah Tala.

"Tahukan kalian, seperti apa penghuni ketiga yang akan hadir di dunia?" sinis Tala berkata.

Galba dan Wuha dapat merasakan kemarahan Tala dalam semedinya.

"Mereka bertubuh kecil, hina dina. Umur mereka pendek. Tak punya kesaktian, apalagi persenjataan. Tubuh mereka lemah. Satu satunya keahlian mereka hanya kedua belah tangan yang dapat bekerja! Tapi tahukah kalian rahasia langit yang kudapatkan? Makhluk kecil buruk rupa itu akan menggeser peradaban Pasyu dan Akasha!"

Sampai di situ, Tala menghentikan bisikan ke telinga dan pikiran Galba maupun Wuha.

Kepada masing masing, secara rahasia dan terpisah, ia menabur ajakan.

"Galba, maukah kau bergabung denganku untuk menyelamatkan dinasti Vasuki dari kepunahan?" bisik Tala.

Kepada Wuha pun, Tala menyampaikan hal yang sama.

"Wuha, Rajaku, apakah kau bersedia bergabung denganku, mencegah dinasti kita dari kehancuran dan kepunahan?"

Ada berita-berita yang sampai ke benak Galba dan Wuha.

Ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

Sebelum Galba dan Wuha menyelesaikan semedi, Tala dan pasukannya undur diri, kembali ke kerajaan Vasuki milik mereka.

❄️💫❄️