Tak ada yang bisa mengira perubahan sikap luar biasa cepat dari lelaki paling muda di antara dua itu. Hanya mendengar panggilan 'Kakak' saja sudah meluluhkan amarahnya. Ia dianggap sebagai adik, dan pemuda disebelahnya paham peran seorang kakak.
Belanjaan tadi terlihat berjejer di sela-sela kaki. Tergeletak saling mengumpul di bawah bangku dengan payung lumayan besar menjadi penghalau salju turun.
"Waktu itu kita juga bertemu ketika kau babal belur" ungkap lelaki yang lebih tua. Sedang sibuk mengoleskan obat merah di beberapa bagian yang terluka, terutama pada sudut bibir.
Eugene cukup terperangah melihat bagaimana kulit Steven menyatu dengan salju, butiran dingin berwarna putih itu begitu mengagumkan. Entah sebuah kesialan atau anugrah. Tak banyak yang mendapatkan kulit seputih itu, untuk ukuran pria kulit Steven cukup mulus sebenarnya. Dan karena itu, luka sekecil apapun akan mudah terlihat. Apalagi jika bertempat di wajah. Sudah pasti akan menarik banyak perhatian.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com