webnovel

Semusim Berondong Jagung (8)

"Stop. Stop. Itu mah hoaks banget, lagi!" Simon protes dengan memelototkan mata bulatnya, sementara tangannya berkacak di pinggang.

"Kok bisa hoaks, Pak? Nyatanya popcorn itu bisa menyehatkan lho, Pak. Mie instan saja bisa difortifikasi dengan vitamin dan mineral, masak popcorn gak bisa?" Simona ikut melotot dengan galak.

"Apa tadi katamu, diforti apa itu tadi?" Simon menyendengkan telinganya dengan mata disipit-sipitkan.

"Difortifikasi, Pak. Artinya diperkuat dengan kandungan zat gizi tertentu. Kebanyakan merek mie instan memasukkan vitamin B1, B2, B3, dan B9. Ada mangan dan zat besi juga, Bos. Artinya kalau mie instan bisa gitu, masak popcorn kita gak bisa juga?"

"Maksudmu kita mesti menyebarkan isu atau persepsi baru kalau popcorn itu menyehatkan tubuh, gitu?" Simon kembali bertolak pinggang.

"Persis, Pak. Itu Bapak Sim ternyata paham, kok. Itu bukan hoaks, Pak. Kalau hoaks mah bohongan. Lha ini kan beneran kita tambahin vitamin dan mineral, Pak."

"Emangnya orang peduli kandungan gizi di popcorn? Apa hebatnya sih ditambah-tambahi vitamin gitu? Nanti jadi bau obat gimana?"

Simon sebetulnya trauma pada satu merek mie instan yang aroma bumbunya mirip obat di apotek. Betul-betul bau kimia, gara-gara vitamin aneka huruf yang campur di dalamnya. Ada A, B, C, dan D, E, K dan macam-macamnya. Belum cukup, masih ada mineral buatan juga. Katanya, sih, itu diwajibkan oleh Badan Pangan Nasional, dalam rangka memberantas defisiensi nutrisi di Indonesia. Ya, terbukti masyarakat kita malas meminum suplemen vitamin, meski ada beberapa merek yang lumayan terjangkau harganya.

Memang sih belum ada popcorn yang nambah-nambahin vitamin mineral, istilahnya fortifikasi begitu. Cuma kok kayaknya ada-ada aja, ya? Masak popcorn home industry kayak mereka perlu sok-sokan segala?

Selama ini, usaha berondong keluarga Simon bersistem pengolahan di outlet penjualan secara langsung. Ada mesin pengolah popcorn, terus jagung berondongnya jadi dan dijual hangat-hangat. Selama ini kantor Simon tak pernah mengolah popcorn dan cuma mengelola managemen outlet-outlet waralaba, memastikan persediaan bahan baku cukup, misalnya, dan mendistribusikan pada gerai-gerai berondong di gedung bioskop, karena bahan baku jagung pipil mesti seragam untuk kualitas Poppin Corn yang terjaga mutunya.

Kalau outlet atau gerai di bioskop gak jalan, ya kita bikin aja popcorn murah terus jual di warung-warung. Kalau lancar bisa naik kelas masuk swalayan. Jadi kita mulai dari yang gurem-gurem dulu, Bos. Itu kata si Simona.

Kenyataannya, Simon punya teman influencer yang jago mempromote konten-konten sepele, yang viral sekejap mata setelah diorbitkan oleh akunnya. Namanya Sultan Kait, tentu bukan nama aslinya, karena si cowok necis bernama asli Tobias dengan panggilan si Tobo. Nah, seharusnya gampang aja kali, ya, menggaet si Sultan Kait buat menyebarkan sassus popcorn.

Sassus itu apa, ya? Artinya desas desus, tahu. Rencananya, Simon bakal menjajal idenya si Simona. Sekadar membuktikan si cewek salah kaprah. Supaya si dia kapok menelurkan ide-ide sinting yang bikin orang sebal. Sempat terpikir memecat si cewek selengekan, kok kasihan jatuhnya.

Lagipula bokap nyokap juga pasti gak setuju, Simon mencoba berkepala dingin. Biar gimana-gimana, selama ia masih lajang, berarti ia masih perlu restu orangtua dan tak boleh sembarang memutuskan dengan gegabah.

Baiklah, mungkin ia sedikit anak mami, tetapi Simon berprinsip untuk hormat pada orangtuanya. Maka sebisanya ia akan menoleransi Simona, sambil merancang siasat agar kelak bisa meruntuhkan anak buah sok bermuka tembok itu. So, makan akal-akalanmu itu, Simona!

Sassus popcorn itu bergizi. Dibanding hoaks artis meninggal mana yang lebih boong? Hayo?

danirasiva80creators' thoughts